kebutuhan pokok sehari-hari penduduk Jeron Beteng memanfaatkan pasar tradisional ini. Sebagian besar penduduk mendapat penghasilan
dari berwirausaha, termasuk menjadi pengrajin dan pedagang batik. Sedangkan penduduk yang berprofesi sebagai abdi dalem, biasanya telah
berusia lanjut atau pensiunan. Meskipun saat ini jumlah warga yang menjadi abdi dalern hanya 2, namun secara historik penduduk Jeron
Beteng merupakan keturunan abdi dalem Kraton.
3.9.1. Daya tarik Tamansari
A. Nilai Sumber Daya Obyek Daya Tarik Wisata Adanya keunikan kelangkaan pada semua fasilitas yang
ada. Keragaman daya tarik
Jangkauan segmen pasar wisatawan B. Nilai Unsur Penunjang Obyek Daya Tarik W isata
Nilai kondisi sarana atau prasarana dasar wisata Nilai kualitas lingkungan
Nilai kualitas dan kesiapan masyarakat C. Nilai Kemampuan Dipasarkan
Pengembangan wilayah kawasan potensi wisata
Daerah potensi pengembangan pengrajin rakyat tradisional Rencana tata guna lahan, vegetasilansekap
Pengembangan permukiman tradisional
3.9.2. Rencana Pemanfaatan Ruang
Dalam rencana pemanfaatan ruang diatur lokasi kegiatan dan luas lahan sampai dengan akhir tahun perencanaan dalam blok-blok peruntukan.
Rencana pemanfaatan ruang ini merupakan arahan dominasi pemanfaatan ruang dengan gradasi peruntukan. Secara garis besar, dilihat keluasan
lahannya Kawasan Kraton didominasi oleh kawasan permukiman yang tersebar pada seluruh kampung di jeron benteng, selanjutnya pada kawasan
inti, kawasan Tamansari dan Dalem Mangkubumen ditetapkan sebagai kawasan budaya dan terdapat pula kawasan perdagangan di kiri-kanan
sepanjang jalan Ngasem dan jalan Agus Salim.
3.9.3. Koefisien Bangunan
Bentuk rencana kepadatan bangunan berupa angka prosentase yang disebut Koefisien Dasar Bangunan KDB. Dalam RDTRK Yogyakarta,
kepadatan bangunan di Yogyakarta direncanakan dengan 5 tingkat kepadatan bangunan, yaitu:
a. tidak lebih 40 b. 41 - 50
c. 51 - 60
d. 61 - 70 e. 71 - 80.
Menurut rencana kepadatan bangunan dalam RDTRK Yogyakarta, kawasan Jeron Beteng yang berada dalam kawasan Benteng Kraton dengan
pemanfaatan ruang sebagai kawasan konservasi dan pariwisata, ditentukan dengan kepadatan bangunan 41 - 50.
3.9.4. Rencana Ketinggian Bangunan
Rencana ketinggian bangunan mengatur ketinggian maksimal bangunan yang diperbolehkan dari muka jalan terdekat pada setiap blok.
Karena banyaknya peninggalan bangunan bersejarah di Yogyakarta, maka bangunan tinggi di sekitar bangunan bersejarah dapat menenggelamkan
kesan monumentalnya. Oleh karena itu dalam RDTRK Yogyakarta ditentukan bahwa wilayah Kraton merupakan salah satu wilayah yang tidak
memperkenankan adanya bangunan bertingkat. Ketinggian bangunan di kawasaan Jeron Beteng memiliki ketinggian maksimal yaitu 7 meter.
3.9.5. Rencana Kawasan Tamansari