Penulis memilih menggunakan metode QFD karena QFD memiliki beberapa keunggulan yaitu:
1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan yang dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi.
3. Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks- matriks Matrix House Of Quality sehingga dapat diperiksa ulang serta
dimodifikasi di masa yang akan datang.Maulana, Dwi 2008 Untuk itulah penelitian ini dilakukan, agar diperoleh pemahaman yang lebih
lengkap tentang kepuasan konsumen yang diukur berdasarkan kepuasan kerja dan kualitas jasa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis
mengambil judul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment QFD; Studi Kasus Japanese Mathematics Center
Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan”
1.2 Perumusan Masalah
Untuk tetap bisa menjadi pilihan orang tua maka JMC Multatuli harus bisa mempertahankan bahkan harus meningkatkan kualitasnya, serta mampu memenuhi
harapan pelanggannya. Apakah harapan orang tua sebagai konsumen terhadap keberadaan JMC dalam membimbing anak-anak mereka, dan bagaimana tingkat
kepuasaan orang tua siswa terhadap kualitas JMC Multatuli saat ini sebagai gambaran bagi JMC untuk perbaikan ke depan, Hal inilah yang menjadi masalah utama dalam
penelitian ini. .
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, maka penulis membatasi masalah hanya menganalisis tingkat kepuasan konsumen JMC Multatuli
dengan menggunakan metode Quality Function Deployment.
1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Validitas dan Reliabilitas
Para ahli Psikometrika ilmu mengenai pengukuran dan tes psikologi telah menetapkan beberapa kriteria penting bagi setiap alat ukur psikologi untu dapat
dinyatakan sebagai alat ukur yang baik, yaitu mampu menghasilkan data dan memberikan informasi yang akurat. Kriteria termaksud antara lain adalah valid,
reliable, objektif, standar, ekonomis dan praktis. Sifat valid dan reliabel diperlihatkan oleh tingginya akurasi dan kecermatan alat
ukur. Instrumen ukur atau tes disebut sebagai tidak valid bila tidak mampu menghasilkan informasi yang akurat mengenai atribut atau variable yang diukurnya,
yaitu skornya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Apabila informasi yang tidak akurat tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan suatu
kesimpulan atau keputusan maka keputusan dan kesimpulan tersebut pastilah juga merupakan kesimpulan atau keputusan yang tidak tepat.
Keputusan dan kesimpulan yang tepat hanya dapat dicapai bila datanya diperoleh dengan cara yang benar dan menggunakan instrument ukur yang memenuhi
persyaratan. Disinilah pentingnya peranan reliabilitas dan validitas dalam pengukuran. Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang
mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel reliable. Estimasi terhadap reliabilitas skor tes dapat
dilakukan melalui berbagai metode dan tehnik komputasi. Terdapat tiga macam
Universitas Sumatera Utara
pendekatan estimasi reliabilitas yaitu metode tes-ulang test-retest, metode bentuk paralel parallel-forms, dan metode penyajian tunggal single trial.
Sebagaimana halnya dengan istilah reliabilitas, begitu pula istilah validitas haruslah diartikan sebagi validitas skor atau hasil pengukuran yang diperoleh oleh tes tersebut.
Validitas adalah pertimbangan yang paling utama dalam mengevaluasi kualitas tes sebagai instrumen ukur. Dari cara estimasi yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi
setiap tes, tipe validitas dapat digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi content validity, validitas konstrak construct validity, dan validitas yang
berdasarkan kriteria criterion-related validity. Azwar, 2012
1.4.2 Quality Function Deployment
Analisa Kepuasan Pelanggan pada Pekerjaan Reparasi Kapal dengan Metode Quality Function Deployment QFD adalah sebuah jurnal Teknik ITS oleh Abdul Rahman
dan Heri Supomo. Pada penelitian tersebut digunakan metode Quality Function Deployment QFD guna mengkonversi suara pelanggan secara langsung terhadap
persyaratan teknis atau spesifikasi teknis dari jasa. Metode QFD menghasilkan suatu analisa tingkat kepentingan suatu atribut bagi pelanggan serta untuk menentukan
target ke depan dari PT. X. Seorang Staf pengajar Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu bernama Zulman Efendi juga telah melakukan penelitian dengan menggunakan QFD ini. Pada penelitiannya
yang berjudul “Penerapan Quality Function Deployment QFD untuk Peningkatan Kinerja Industri Kecil Bakso Sapi Berdasarkan Kepuasan Pelanggan”. Analisis QFD
digunakan untuk mengelaborasi struktur mekanisme dalam memutuskan keperluan konsumen pada industri bakso karena tidak adanya standarisasikualitas bakso
berdasarkan preferensi konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Saraswati seorang mahasiswa di Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, pada skripsinya yang berjudul Peranan
Statistika Dalam Penerapan Six Sigma, menyatakan bahwa
Quality Function Deployment adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui keinginan dan
harapan konsumen yang akan digunakan sebagai panduan dalam merancang suatu produk.
QFD Quality Function Deployment yang didefinisikan sebagai metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu
mengintegrasikan ‘suara-suara konsumen’ ke dalam proses perancangannya. Oleh Dwi Maulana dalam penelitiannya yang berjudul “Usulan Pengembangan Kualitas
Layanan Pos Express dengan Menggunakan Metode QFD di Wilayah Bandung“. QFD tersebut diharapkannya dapat menjadi tool untuk mengembangkan Pos Express
menjadi layanan berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginan para pelanggannya.
Pada sebuah jurnal yang berjudul “Analisa Permasalahan Komponen Tempat Tidur Pasien dengan Metode QFD” oleh Muchtar Ginting, menggunakan Quality
Function Deployment QFD yang bertujuan untuk mengembangkan produk guna memuaskan konsumen dengan menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam
karakteristik teknis yang disyaratkan design requirement. Quality Function Deployment QFD didefinisikan sebagai suatu metode yang
mendukung desain terstruktur dari produk atau jasa. Metode ini didasarkan pada kebutuhan pelanggan dan melibatkan semua pihak terkait dalam sebuah organisasi
yang mengembangkan dan memproduksi produkjasa melalui kerja sama tim. Ini adalah metode untuk pemetaan dan memprioritaskan kebutuhan pelanggan ke dalam
fitur fungsional dan modul teknis untuk mengoptimalkan kinerja pasar. Pernyataan tersebut penulis kutip dari Rudy Joegijantoro dalam jurnalnya yang berjudul
Penerapan Quality Function Deployment QFD Untuk Mengembangkan Kualitas Pelayanan Berorientasi Pelanggan di Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hal-hal apa saja yang menjadi harapan dan keinginan konsumen terhadap JMC dan mendapatkan gambaran tingkat
kepuasan orang tua siswa terhadap pelayanan dan kualitas JMC Multatuli hingga saat ini. Dan juga menyusun rumah kualitas house of quality untuk rencana perbaikan
pelayanan JMC Multatuli.
1.6 Metodologi Penelitian
Adapun tahapan dalam penelitian menggunakan Quality Function Deployment ini adalah:
1. Melakukan survei tahap I berupa wawancara langsung terhadap pemilik, pengelola dan customer service JMC Multatuli.
2. Melakukan survei tahap II berupa penyebaran kuesioner terhadap 30 responden orang tua siswa JMC Multatuli.
3. Menguji validitas menggunakan Koefisien korelasi berperingkat Spearman dan realibilitas kuesioner menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
4. Melakukan survei tahap III berupa kuesioner, tanpa menyertakan pertanyaan yang tidak valid.
5. Mengubah data skala ordinal menjadi skala interval dengan melakukan transformasi Z-skor
6. Menyusun House of Quality
1.7 Sistematika Penulisan