Validitas dan Reliabilitas LANDASAN TEORI

kenaikan. Hubungan kuat negatif -- apabila dampak yang dihasilkan lebih kuat dari hubungan negatif. 6. Menentukan tingkat kepentingan kebutuhan teknis

2.2 Validitas dan Reliabilitas

Salah satu pokok perhatian dalam setiap kegiatan penelitian adalah masalah cara memperoleh data informasi yang akurat, cerman dan objektif. Hal tersebut menjadi sangat penting artinya dikarenakan hasil dan kesimpulan penelitian dapat dipercaya apabila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya. Sifat valid dan reliable diperlihatkan oleh tingginya akurasi dan kecermatan alat ukur. Intrumen ukur atau tes disebut sebagai tidak valid bila tidak mampu menghasilkan informasi yang akurat mengenai atribut atau variabel yang diukurnya, yaitu skornya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Keputusan dan kesimpulan yang tepat hanya dapat dicapai bila datanya diperoleh dengan cara yang benar dan menggunakan instrument ukur yang memenuhi persyaratan. Disinilah pentingnya peranan reliabilitas dan validitas. Sebelum data hasil kuesioner dipergunakan untuk pengujian statistik, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu untuk memperoleh data yang valid dan andal. Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel reliable. Reliabilitas dapat diartikan sebagai tingkat keandalan suatu alat ukur dalam mengukur nilai pada subjek dengan kondisi yang sama, tetapi dalam waktu yang berbeda. Menduga reliabilitas suatu alat ukur dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu test-retest dan internal consistency. Test-retest menduga nilai reliabilitas alat ukur dengan mengukur subyek atau obyek yang sama pada dua waktu yang berbeda. Internal consistency menduga nilai reliabilitas alat ukur dengan melakukan perhitungan ragam terhadap jawaban pertanyaan dalam satu kelompok pertanyaan. Cara umum digunakan untuk mengukur Universitas Sumatera Utara reliabilitas kuesioner dengan metode internal consistency adalah Cronbach’s Alpha, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 2.1 Keterangan: = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan = ragam skor butir ke-i = ragam skor total Kriteria keandalan kuesioner di bidang sosial adalah jika nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar atau sama dengan 0,6. Ghozali, 2005. Validitas berasal dari kata validity. Validitas diartikan sebagai ketepatan suatu alat ukur dalam memperoleh informasi yang ingin diukur. Validitas adalah pertimbangan yang paling utama dalam mengevaluasi tes sebagai instrument ukur. Metode untuk menguji validitas suatu kuesioner ada empat, yaitu face validity, content validity, criterion validity, dan constract validity. Face validity adalah pengujian secara statistik yang paling sederhana karena hanya didasarkan pada pendapat orang yang ahli di bidang penelitian tersebut mengenai ketepatan alat ukur yang digunakan. Content validity mengukur kemampuan suatu pengukuran dalam mengukur semua aspek yang harus diukur dari bidang penelitian tertentu. Criterion validity mengukur kemampuan suatu pengukuran sebagai indicator dari kejadian tertentu. Construct validity mengukur kemampuan suatu pengukuran dalam mengukur konsep yang ingin diukur. Key, J.P. 1997 Adapun langkah-langkah dalam pengujian validitas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Mendefenisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan. Universitas Sumatera Utara b. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Untuk mengetahui tiap instrumen pernyataan valid atau tidak, maka nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan 0,3. dimana jika nilai korelasi r lebih besar dari 0,3 maka, intrumen tersebut dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya. Sebagaimana yang dinyatakan Masrun yang dikutip oleh Sugiyono 2008 bahwa: “Item yang mempunyai korelsi positif dengan kriterium skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid”.

2.3 Skala Likert Skala likert

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : Di PT. Oleochem and Soap Industri)

18 109 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227