Sitiran .1 Pengertian Sitiran TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sitiran 2.1.1 Pengertian Sitiran Kata sitiran merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu citation. Sitiran dapat ditemukan dalam teks, catatan kaki, bibliografi atau daftar referensi. Sulistyo-Basuki 1983: 12 mendefinisikan sitiran merupakan karya yang dirujuk atau digunakan sebagai bibliografi pada sebuah artikel atau buku.. Sedangkan menurut Harrod’s dalam buku Librarian Glossary and Reference Book 1990: 20 “citation adalah suatu rujukan pada suatu teks atau bagian dari suatu teks yang menunjuk pada suatu dokumen dimana teks itu dimuat”. Dari kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sitiran adalah daftar pustaka atau bibliiografi dari sejumlah artikel atau dokumen yang dirujuk atau dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam bibliografi dokumen yang mengutip. Kadang-kadang citation dianggap sinonim dengan referensi, tetapi bila kedua istilah tersebut diteliti dalam kamus bahasa ternyata makna istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 1078 dinyatakan bahwa “sitiran adalah menyebut atau menulis kembali kata-kata yang telah disebut ditulis orang lain”. Referensi berarti rujukan atau petunjuk, sedangkan citation sitiran berarti kutipan. Sedangkan Purnomowati 2005: 3 menyatakan bahwa “sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir dan disisipkan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi”. Referensi yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah deskripsi bibliografi dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir bab pada suatu artikel atau buku. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa sitiran adalah pernyataan yang diterima suatu dokumen dari dokumen yang lain atau karya yang digunakan sebagai bibliografi pada sebuah artikel atau buku. Sedangkan rujukan adalah pernyataan yang diberikan sebuah dokumen kepada dokumen yang lain atau daftar pustaka yang dijadikan acuan oleh penulis dalam menyusun karya tulisnya. Sitiran selalu berhubungan dengan dua jenis data, yaitu data yang disitir yang telah terbit sebelumnya dan data yang menyitir. Data yang dikaji dalam analisis sitiran adalah data yang disitir yang terdapat dalam dokumen yang menyitir. Sehubungan Universitas Sumatera Utara dengan hal tersebut di atas Guha dalam Elita 2008: 5 mengemukakan beberapa penggunaan sekunder sitiran: 1. Dipergunakan sebagai bibliografi 2. Mempersiapkan daftar peringkat majalah 3. Dipergunakan sebagai daftar peringkat 4. Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen 5. Mengetahui umur penggunaan dokumen 6. Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek 7. Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu 8. Kajian sitiran dari abstrakindeks majalah dan kegunaannya Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa sitiran sangat dibutuhkan dalam menulis suatu karya ilmiah atau karya tulis. Karena dengan adanya sitiran tersebut sangat membantu para peneliti berargumen melalui teori dan studi empiris dan juga dapat membantu pembaca untuk membedakan idea tau pemikiran penulis dengan kesimpulan dari literatur. Sophia 2002: 3 menyatakan bahwa arti sitasi atau citation adalah : 1. Action of citing any word or written passage, quotation 2. A reference to a passage in a book 3. To cie a book, auto etc for a particular statement or passage 4. To copy or repeat a passage, statement, etc from book, document, speech, etc with some indication that one is giving a words of another. Dari pernyataan Sophia di atas dapat diartikan bahwa sitasi menunjukkan asal-usul atau sumber suatu kutipan, mengutip pernyataan atau menyalinmengulang pernyataan seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain. Alasan penulis menyitir suatu dokumen dalam karya tulisnya berbeda-beda, tergantung aspek yang dikaji . Beberapa alasan ilmuan dalam menyitir literatur dalam rangka penulisan karya ilmiah mereka, antara lain menurut Grafield dalam Linda Smith 1981: 84 seorang penulis menyitir penulis lain karena alasan antara lain: 1. Paying homage to pioneers 2. Giving credit for related work homage to peers 3. Identifying methodology, equipment, etc. 4. Providing background reading 5. Correcting one’s own work 6. Correcting the work of others 7. Criticizing previous work 8. Substantiating claims 9. Alerting to forthcoming work Universitas Sumatera Utara 10. Providing leads to poorly disseminated, poorly indexed, or uncited Work. 11. Authenticating data and classes of fact-physical constants, etc. 12. Identifying original publications in which an idea or concept was discussed 13. Identifying original publications or other work describing an epo-nymic concept or term... 14. Disclaiming work or ideas of others negative claims 15. Disputing priority claims of others negative hormage. Dari pernyataan di atas Sulistyo-Basuki1999: 5 mengartikan sebagai berikut: 1. Memberikan penghormatan kepada para pelapor dalam bidang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari ilmu yang telah ada sebelumnya. 2. Memberikan penghargaan terhadap karya yang bersangkutan. 3. Mengidentifikasi metodologi, pendekatan teori, sarana yang digunakan dalam penulisan makalah. 4. Memberikan latar belakang bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang subjek yang sudah ditulis. 5. Mengoreksi baik karya sendiri maupun karya orang lain. 6. Memberikan kritik terhadap pekerjaan sebelumnya. 7. Memperkuat klaim atas penemuan tentang sesuatu. 8. Memberikan petunjuk pada karya yang tidak diterbitkan, tidak tercakup majalah indeks dan abstrak atau jarang dikutip penulis lain. 9. Sebagai tanda penghargaan pada peneliti sebelumnya, yang telah melakukan penelitian pada bidang yang sama, penghormatan pada penulis sebelumnya. 10. Sebagai panduan untuk orang lain yang akan mendalami subjek yang disebutkan dalam daftar kepustakaan Sitiran dilatarbelakangi oleh hubungan antara dokumen yang menyitir dengan dokumen yang disitir. Sebagai contoh adalah karya Sulistyo-Basuki berjudul Mengenal Metode, Sumber, dan Hasil Penelitian Analisis Sitiran di Indonesia yang diterbitkan tahun 1983 ternyata tercantum pada daftar pustaka dalam artikel Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi tahun 2005 yang berjudul Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor S-3 Ilmu Kedokteran Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara karya Jonner Hasugian. Hal ini berarti bahwa karya Sulistyo-Basuki telah mendapat satu sitiran. Selanjutnya karya Sulistyo-Basuki juga tercantum pada daftar pustaka skripsi Donni Yudha Prawira tahun 2005 yang berjudul Analisis Sitiran terhadap Disertasi Program Doktor S-3 Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karya Jonner Hasugian dan karya Doni Yudha Prawira merujuk pada karya Sulistyo-Basuki karena adanya subjek atau topik yang Universitas Sumatera Utara saling berhubungan diantara karya-karya mereka. Dalam hal ini, karya Sulistyo-Basuki telah mendapat dua sitiran dan begitu seterusnya. Berdasarkan uraian di atas, maka karya Sulistyo-Basuki diistilahkan dengan dokumen satu dan disingkat dengan X1 sedangkan karya Jonner Hasugian dan karya Donni Yudha Prawira diistilahkan dengan dokumen a dan dokumen b disingkat dengan Xa dan Xb. Dengan demikian, X1 disebut dengan cited document dokumen yang disitir sedangkan Xa dan Xb disebut sebagai citing document dokumen yang menyitir. Hal tersebut merupakan istilah yang digunakan dalam bibliometrika. Aspek yang dikaji dalam bibliometrika cukup banyak dan salah satunya adalah analisis sitiran.

2.2 Analisis Sitiran