Manfaat Analisis Sitiran Analisis Sitiran

seseorang harus mencari sumber yang dapat mengidentifikasikan semua anggota kelompok penelitian. 3. Homograf Homographs. Banyak ilmuwan dengan nama dan inisial yang sama dapat diperkenalkan dalam bidang yang sama. Untuk membedakan diantara mereka, informasi tambahan seperti badan afiliasi diperlukan. 4. Sinonim Synonyms. Sitiran akan tersebar melalui bentuk standar untuk nama pengarang dengan sejumlah variabel inisial misalnya Licklider, J; Licklider, JC; Licklider, JCR. Nama jurnal juga menciptakan masalah sinonim ketika hasil karya mendefinisikan variasi-variasi dalam bentuk singkatan pada judul, jurnal gabungan, perubahan menjadi jurnal baru, pergantian judul, dan hasil terjemahan. Ada keharusan untuk menentukan mana bentuk yang sepadan untuk tujuan analisis sitiran. 5. Tipe-tipe sumber Types of Sources. Tipe-tipe sumber yang digunakan dalam analisis sitiran dapat mempengaruhi hasil. Analisis rujukan digambarkan dalam jurnal dan monograph menunjukkan perbedaan, beberapa diantaranya lebih luas pada distribusi waktu, bentuk material yang disitir, subjek yang menyitir sitiran pribadi dan sitiran-sitiran diantara ilmu-ilmu sosial, dan asal negara publikasi yang disitir. 6. Sitiran Implisit Implicit Citations. Kebanyakan analisis sitiran menggunakan sitiran yang eksplisit, kecuali AHCI mencakup sitiran implisit. Sayangnya sitiran implisit sering ditemukan berupa istilah eponim dalam literatur ilmiah dan makalah yang mengandung ide penting yang perlu diketahui lebih luas lebih penting untuk disitir. Jika seorang peneliti menggunakan analisis sitiran untuk mengukur pengaruh seorang pengarang, sitiran implisit tersebut gagal jika diikutsertakan. 7. Fluktuasi dengan waktu Fluctuations with time. Ada banyak variasi dalam analisis sitiran dari tahun ke tahun yang lainnya, jadi data sitiran sebaiknya tidak terlalu terikat dengan waktu. 8. Variasi bidang derajat sitiran Field Variations. Tingkat kriteria sebagai perbaikan tingkat sitiran, karena penghitungan sitiran sebagai sebuah ukuran kualitas hasil penelitian tidak hanya oleh nilai kesesuaian kerja tersebut, tapi juga ukuran keluasan sitiran yang sesuai dengan bidang penelitian tersebut. 9. Kesalahan Error . Tentu saja, analisis sitiran, termasuk semua sitiran berdasarkan pada indeks sitiran, mungkin saja tidak lebih akurat dibanding alat lain yang digunakan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi pada sumber data sitiran adalah kepengarangan ganda, sitiran karya pribadi, homograf, sinonim, tipe- tipe sumber, sitiran implisit, fluktuasi dengan waktu, variasi bidang derajat sitiran dan kesalahan.

2.2.1 Manfaat Analisis Sitiran

Dengan menganalisa data rujukan peneliti dapat mengukur dampak suatu artikel, penulis, publikasi majalah dan penerbit. Semakin tinggi frekuensi suatu artikel dirujuk, makin besar dampaknya bagi perkembangan ilmu dan teknologi. Analisa data rujukan dapat membantu Universitas Sumatera Utara peneliti mengetahui jenis dan cakupan topik-topik yang pernah diteliti, sehingga memudahkan pemilihan topik-topik yang akan diteliti. Analisis sitiran dapat diterapkan untuk keperluan praktis seperti untuk menentukan pengembangan koleksi, menentukan kebijakan penyiangan, menentukan anggaran perpustakaan maupun untuk keperluan teoritis seperti sejarah pengetahuan. Menurut Linda Smith 1981: 94 analisis sitiran dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti: 1. Literature of studies. In this case one looks at citations in a particular subject area to describe patterns of citation. Characteristics of cited materials frequently examined include types, age, highly cited authors and journals, languages and countries of origin, and subject distribution. 2. Type of literature. Citation analysis can be used to gauge the dissemination of results reported in certain types of literature, such as government documents, dissertations, or the exchange literature of regional scientific societies. 3. User studies. Although studies in this category are descriptive, they have implications for collection development and design of services. One approach is the analysis of reference lists in works written by library users, e.g., term papers, thesesdissertations or technical reports, in order to determine types of materials, age of materials, subject, language, and whether locally owned. 4. Historical studies. Historical research using citation analysis is based on a literary model of the scientific process. Citations can be used to trace the chronology of events, relationships among them, and their relative importance. Mis- sing and implicit citations obviously pose problems for such an analysis. 5. Communication fiatterns. Citations can be thought of as plausi- ble indicators of scientific communication patterns. Although citation linkages do not necessarily reflect social contacts, it is probable that there is a certain amount of congruence between documental and social structures. 6. Evaluative bibliometrics. In these studies, citation analysis is defined as the evaluation and interpretation of the citations received by articles, scientists, universities, countries, and other aggregates of scien-tific activity, used as a measure of scientific influence and productivity 7. Information retrieval. Use of citation relations has perhaps had the greatest impact in information retrieval where citations have been used to augment more traditional approaches to literature searching. Experiments by Salton have confirmed that citations are useful supplements to keywords in identifying relevant documents. 8. Collection development. It is appropriate tobegin the discussion of citation analysis as a tool for collection development with Cayless’s observation that “the main purpose of quantitative measures is to provide information on which to base qualitative judgments, not to replace them. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa analisis sitiran merupakan kajian yang diterapkan dalam berbagai bidang, antara lain untuk mengetahui karakteristik literatur yang Universitas Sumatera Utara disitir oleh para ilmuwan dan peneliti lain, misalnya untuk mengetahui majalah terpenting dalam bidang tertentu. Menurut Pest yang dikutip oleh Elita 2008: 8 menyatakan bahwa “analisis sitiran adalah teknik yang dapat diterima untuk mengukur pemanfaatan perpustakaan guna keperluan penelitian, untuk itu analisis sitiran dilakukan bersama dengan kajian sirkulasi”. Hasil dari analisis sitiran dapat dijadikan indikator terhadap pemakaian atau penggunaan bahan pustaka, meskipun demikian diperlukan indikator lain seperti data statistik bahan pustaka yang dibaca ditempat, serta statistik sirkulasi peminjaman, hal ini disebabkan banyak bahan pustaka yang dibaca namun tidak disitir, sebaliknya pengarang kadang hanya menyitir sebagian kecil dari bahan bacaannya. Namun kajian sitiran tetap layak untuk dijadikan indikator pemakaian literatur di pusat informasi karena sifatnya yang memberikan kenetralan atau tidak menonjol unobstrusive. Sedangkan untuk sitiran tersebut yang menjadi indikator nya adalah artikel- artikel yang bersangkutan dan daftar pustaka. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa analisis sitiran dapat dijadikan sebagai indikator pemakaian atau penggunaan bahan pustaka. Menurut Weinstock dalam Prawira 2005: 24 pentingnya studi seperti analisis sitiran yang digunakan untuk mengevaluasi koleksi karena sitiran merupakan uraian untuk menemukan keberadaan dokumen tersebut, serta merupakan keterkaitan antara dokumen yang menyitir dengan yang disitir, yang berfungsi sebagai : 1. Memberikan penghormatan kepada pelopor bidang ilmu 2. Mengakui atau memuji hasil karya orang lain 3. Mengidentifikasi metodologi serta peralatan yang digunakan dalam menghasilkan karya tersebut 4. Mengkoreksi pekerjaan sendiri 5. Mengkritik atau mengkoreksi hasil karya orang lain yang telah terbit sebelumnya 6. Memperkuat klaim terhadap suatu penemuan 7. Kesiagaan terhadap penelitian berikutnya 8. Bukti keaslian data 9. Identifikasi penerbitan yang asli dimana suatu gagasan atau konsep telah dibahas 10. Memberikan latar belakang bacaan. Bagi perpustakaan hal tersebut di atas dapat menjadi masukan dalam pengembangan koleksi seperti yang dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki 2002: 8 bahwa aplikasi kuantitatif dari bibliometrika yang banyak bermanfaat bagi perpustakaan adalah : 1. Identifikasi literatur inti Universitas Sumatera Utara 2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan 3. Menduga keluasan literatur sekunder 4. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada berbagai subjek 5. Mengukur manfaat SDI dan restropektif 6. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang, dan yang mendatang 7. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu 8. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja 9. Mengembangkan model eksperimental yang berkolerasi atau melewati model yang ada 10. Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat 11. Memprakarsai sistem jaringan arus ganda yang efektif 12. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi 13. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah 14. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin 15. Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing 16. Mengembangkan norma pembakuan. Berdasarkan uraian teori di atas, dapat dinyatakan bahwa manfaat analisis sitiran adalah mengidentifikasi berbagai literatur, untuk pengembangan koleksi pada perpustakaan, evaluasi bibliometrika, mengkoreksi karya sendiri dan karya orang lain, temu kembali informasi, mengetahui keusangan literatur, kajian sejarah, mengetahui pemakaian bentuk atau jenis literatur, kajian pengarang dan pamakai.

2.3 Kriteria dalam Menyitir Dokumen