4.1.2.4 Hasil Analisis
Setelah program dijalankan, maka kita akan mendapatkan hasil analisa. Hasil analisa dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan. Pada kajian ini dibutuhkan hasil analisa
deformasi, equivalent elastic strain dan equivalent elastic stress. Hasil analisa ini nantinya akan digunakan sebagai pembanding untuk kajian numerik dengan Metode
Elemen Hingga dan kajian eksperimental. Berikut adalah hasil deformasi dari salah satu simulasi benda uji yang dapat
dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Hasil deformasi pada salah satu sampel dalam perhitungan numerik Hasil dari simulasi benda uji dengan bantuan program numerik tidak berupa
nilai – nilai yang tersususn dalam tabel, akan tetapi perlu dilakukan plot data. Data – data yang diplot kemudian dapat ditabelkan sesuai kebutuhan perencanaan. Salah satu
parameter yang dibutuhkan adalah nilai deformasi, tidak hanya nilai deformasi, namun juga untuk parameter lain perlu dilakukan plot data.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 menunjukkan grafik beban dan deformasi yang di plot secara manual dari data – data perhitungan numerik.
a
b
c Gambar 4.11 Grafik Beban–Deformasi pada benda uji
aTipe 1, b Tipe 2, c Tipe3
0.000 0.100
0.200 0.300
0.400
2.50 5.00
7.50 10.00 12.50 15.00 17.50 20.00
D e
fo rm
a si
m m
Beban Ton
Grafik Beban - Deformasi TIPE 1
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
0.0000 0.1000
0.2000 0.3000
0.4000
5.00 10.00
15.00 20.00
D e
fo rm
a si
m m
Beban Ton
Grafik Beban - Deformasi TIPE 2
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
0.0000 0.2000
0.4000
5.00 10.00
15.00 20.00
D e
fo rm
a si
m m
Beban Ton
Grafik Beban - Deformasi TIPE 3
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.12 menunjukkan grafik tegangan yang juga di plot secara manual dari data – data perhitungan numerik.
Gambar 4.12 Grafik tegangan pada ketiga sampel
20 40
60 80
100 120
T e
g a
n g
a n
D e
sa k
N m
m
2
Beban N
Grafik Tegangan Sampel 1
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
20 40
60 80
100 120
T e
g a
n g
a n
d e
sa k
N m
m
2
Beban N
Grafik Tegangan Sampel 2
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
T e
g a
n g
a n
D e
sa k
N m
m
2
Beban N
Grafik Tegangan Sampel 3
Angkur 1 Angkur 2
Angkur 3
Universitas Sumatera Utara
Retak yang terjadi pada beton dapat ditampilkan dengan bantuan program perhitungan numerik. Salah satu sampel dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Pola retak yang terjadi
Sumber: Rhini Wulandari, 2013
Namun untuk mengetahui retak awal pada pemberian beban keberapa, maka penulis mencoba menggunakan persamaan:
≤ Dimana:
σ
beton
= kuat tekan beton rata-rata. σ
desak
= tekanan desak angkur pada beton.
Diambil dari hasil perhitungan numerik untuk ketiga benda uji, maka dapat kita simpulkan bahwa tegangan desak pada beban 5 Ton sudah melebihi tegangan beton.
σ
desak
= 24.98 Nmm
2
σ
beton
= 21.15 Nmm
2
, maka pada pembebanan ini mulai
terjadi retak, namun belum dapat terlihat secara langsung dikarenakan retak yang terjadi cukup kecil.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Kajian Eksperimental
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium, maka didalam bab ini akan disajikan data-data hasil pengujian beserta analisa data tersebut. Adapun data
yang tersedia meliputi data pengujian kuat tekan beton dan data push out test.
4.2.1 Pengujian Kuat Tekan Beton
Beton yang digunakan sebagai benda uji adalah beton dengan mutu beton K175. Dimana spesimen merupakan kubus yang diambil ketika proses pengecoran
beton dan diberi tekanan sampai diperoleh beban maksimum yang mampu ditahan oleh kubus beton tersebut. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
No. Nama
Benda Uji cm
Lebar Sisi
Benda Uji
cm Berat
Benda Uji kg
Beban Tekan
Ton Luas
cm
2
Teg. Tekan
σb kgcm
2
Teg. Tekan
rata-rata kgcm
2
1 Sampel I
15 8.00
48.8 225
216.89 211.55
2 Sampel II
15 8.00
48.0 225
213.33 3
Sampel III 15
8.00 48.0
225 204.44
4.2.2 Pengujian Push-out Test
Pengujian dilakukan dengan cara membebani benda uji dengan alat hydraulic jack
dengan penambahan beban sebesar 500 kg sampai dengan pemberian beban maksimum 20.000 kg.
Universitas Sumatera Utara