Beban Tarik Beban Geser Ketahanan terhadap beban tarik

2.6.1 Beban Tarik

Secara umum, beban tarik yang terjadi pada suatu angkur bisa dihitung berdasarkan teori elastisitas menggunakan asumsi berikut: 1. Plat dari angkur haruslah kaku sehingga tidak akan berdeformasi sebelum dibebani. 2. Kekakuan dan modulus elastisitas angkur sama dengan modulus elastisitas baja. 3. Pada daerah yang tertekan, angkur tidak ikut menyalurkan gaya normal. Jika besaran gaya tarik yang berbeda – beda diberikan pada masing – masing angkur yang berada pada suatu grup angkur, maka eksentrisitas e N dari gaya tarik grup harus diperhitungkan untuk mendapatkan kekuatan nominal grup angkur.

2.6.2 Beban Geser

Berbeda dengan beban tarik, distribusi beban geser pada suatu pengangkuran bergantung pada model keruntuhan yang terbagi atas: 1. Steel failure dan concrete pry-out failure. Diasumsikan bahwa semua angkur dalam suatu grup pengangkuran akan terkena gaya geser bila diameter angkur tidak lebih besar dari diameter lubang angkur. Jika diameter angkur lebih kecil dari lubang angkur dalam beton, maka di sela-sela rongga sisa harus diisi mortar atau bahan aditif. Universitas Sumatera Utara 2. Concrete edge failure. Pada model kegagalan ini, berdasarkan metode kesetimbangan, angkur di bagian ujung dan saling paralel yang terkena gaya geser. Jika besaran gaya geser yang berbeda – beda diberikan pada masing – masing angkur yang berada pada suatu grup angkur, maka eksentrisitas e V dari gaya tarik grup harus diperhitungkan sesuai Gambar 2.6 dan 2.7 untuk mendapatkan kekuatan nominal grup angkur. Gambar 2.6 Contoh distribusi beban ketika semua angkur diberi beban geser Gambar 2.7 Contoh distribusi beban ketika hanya sebagian angkur yang mendapat beban geser

2.6.3 Ketahanan terhadap beban tarik

Untuk mendapatkan kekuatan nominal angkur terhadap beban tarik berbeda – beda dalam hal keruntuhannya. Berikut ketahanan beban tarik berdasarkan tipe Universitas Sumatera Utara keruntuhan menurut ETAG-001 Annex C: Design Methods for Anchorage sebagai berikut: 1. Keruntuhan yang terjadi pada angkur. , = 2.1 2. Keruntuhan yang terjadi pada beton . , = , , , Ψ , . Ψ , . Ψ , 2.2 Dimana penjelasan untuk masing – masing variabel sebagai berikut: a. Nilai awal ketahanan angkur untuk beton retak dan tidak retak. , = . , . ℎ . 2.3 Dimana: F ck,cube = kuat desak beton karakteristik kubus ukuran 150x150mm Nmm 2 . h ef = kedalaman efektif baut angkur mm. k 1 = 7.2 diaplikasikan pada beton yang retak. k 1 = 10.1 diaplikasikan pada beton yang tidak retak. b. Pengaruh lebar dan jarak pada angkur terhadap beton. c. Faktor Ψ s,N mempengaruhi distribusi penyaluran tegangan pada beton. Untuk pemasangan angkur dengan jarak yang berbeda-beda, jarak yang paling dekat ke ujung beton yang perlu dimasukkan dalam perhitungan kuat geser. Ψ , = 0.7 + 0.3 , ≤ 1 2.4 Universitas Sumatera Utara d. Shell Spalling factor Ψ re,N memberi pengaruh pada penulangan. Ψ , = 0.5 + ≤ 1 2.5 Jika dalam area pengangkuran terdapat penulangan dengan jarak ≥ 150 mm diameter berapa saja atau dengan diameter ≤ 10 mm dan jarak ≥ 100 mm, maka shell spalling factor Ψ re,N =1.0 dapat diaplikasikan. e. Faktor Ψ ec,N akan berpengaruh ketika beban tarik bekerja pada masing- masing angkur dalam suatu grup. Ψ , = , ≤ 1 2.6

2.6.4 Ketahanan Terhadap Beban Geser