Beberapa Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

2. Sifat mekanisme baja tulangan beton sirip. Pada baja tulangan beton sirip juga dilakukan pengujian yang sama dengan baja tulangan beton polos. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Properti besi beton sirip Kelas Baja Tulangan Nomor Batang Uji Uji Tarik Uji Lengkung Batas ulur Kgfmm 2 Nmm 2 Kuat tarik Kgfmm 2 Nmm 2 Regangan Sudut Lengkung Diameter Lengkung BjTS 30 No.2 Minimum 30 295 Minimum 45 490 18 180 d 16 = 3xd d 16 = 4xd No.3 20 BjTS 35 No.2 Minimum 30 345 Minimum 50 490 18 180 d 16 = 3xd 16 d40 =4xd No.3 20 BjTS 40 No.2 Minimum 40 390 Minimum 57 500 16 180 5xd No.3 18 BjTS 50 No.2 Minimum 50 490 Minimum 57 620 12 180 d 25 = 5xd d 25 = 6xd No.3 14 Catatan : Batang uji Tarik no.2 untuk diameter 25 mm dan batang uji Tarik no.3 untuk diameter 25 mm.

2.8 Beberapa Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian – penelitian sebelumnya yang banyak membahas tentang angkur pada beton dan memiliki relevansi terhadap eksperimen yang akan dilakukan dan dapat dijadikan pertimbangan dalam proses penulisan ini. Universitas Sumatera Utara Anton Rieder 2008, membahas tentang retrofitting structure menggunakan bonded anchor dan undercut anchor yang dipasang pada balok dan kolom suatu struktur beton dalam suatu percobaan, kemudian di uji menggunakan shake table test dan didapat bahwa pembebanan geser siklik dengan penambahan amplitudo akan menunjukkan beban ultimit dan redaman histeretik bergantung pada tipe angkur, dimana untuk sleeve type menunjukkan kemampuan lebih besar dalam menahan beban ultimit pada tes monotonik daripada bolt type. Pada kasus pembebanan aksial dan pembebanan geser, tipe undercut anchor menghasilkan deformasi yang lebih kecil dari bonded anchor . Tujuan mengetahui perilaku angkur terhadap kondisi gempa ini nantinya berguna untuk menghitung ketahanan antara beton eksisting dengan elemen tambahannya. Iswandi 2013, melakukan eksperimen terhadap angkur pada sambungan kolom beton baja. Eksperimen pada angkur yang ditanam memiliki pola seri dan gabungan seri dan paralel. Hasil eksperimen pada pola paralel adalah keruntuhan terjadi pada angkur saat beban ultimitnya tercapai. Untuk pola seri diketahui kekuatan geser pada angkur paling bawah adalah yang paling kecil sehingga disimpulkan bahwa pola pengangkuran seri ini dapat menurunkan kemampuan struktur secara keseluruhan dalam menahan beban. Sedangkan pada pola gabungan seri dan paralel diketahui bahwa distribusi beban yang terjadi tidak merata pada pada masing – masing angkur Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

3.1 Umum

Dalam penelitian ini ada dua metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan. Maka penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan langkah – langkah dan prosedur yang sesuai. Dua metode yang digunakan adalah dengan metode pendekatan numerik, yaitu menggunakan bantuan program numerik dan kemudian di lakukan validasi dengan metode eksperimental.

3.2 Analisa Numerik

Dalam metode ini akan dianalisa bagaimana perilaku elemen beton dari struktur sambungan kolom balok yang disatukan oleh penghubung geser besi beton. Suatu sambungan balok kolom disatukan oleh penghubung geser besi beton dan diberi beban secara bertahap. Dari pembebanan tersebut, kegagalan yang diharapkan dari sambungan tersebut adalah bukan pada penghubung geser besi betonnya, akan tetapi diharapkan kegagalan terjadi pada beton. Dalam perencanaan angkur, ada beberapa pedoman teknis yang diikuti, diantaranya dari ACI dan ETAG. Dimana untuk perencanaan jarak angkur, baik ke beton, ke plat sambungan maupun jarak antar angkur sudah diatur dalam pedoman teknis. Namun dalam penelitian ini, syarat jarak tersebut diubah, dan akan dilihat pengaruhnya terhadap balok beton. Untuk pengkajian penelitian, perlu dilakukan pendekatan melalui metode elemen hingga finite element method dengan batuan program numerik. Elemen – 31 Universitas Sumatera Utara