4.2 Kajian Eksperimental
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium, maka didalam bab ini akan disajikan data-data hasil pengujian beserta analisa data tersebut. Adapun data
yang tersedia meliputi data pengujian kuat tekan beton dan data push out test.
4.2.1 Pengujian Kuat Tekan Beton
Beton yang digunakan sebagai benda uji adalah beton dengan mutu beton K175. Dimana spesimen merupakan kubus yang diambil ketika proses pengecoran
beton dan diberi tekanan sampai diperoleh beban maksimum yang mampu ditahan oleh kubus beton tersebut. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
No. Nama
Benda Uji cm
Lebar Sisi
Benda Uji
cm Berat
Benda Uji kg
Beban Tekan
Ton Luas
cm
2
Teg. Tekan
σb kgcm
2
Teg. Tekan
rata-rata kgcm
2
1 Sampel I
15 8.00
48.8 225
216.89 211.55
2 Sampel II
15 8.00
48.0 225
213.33 3
Sampel III 15
8.00 48.0
225 204.44
4.2.2 Pengujian Push-out Test
Pengujian dilakukan dengan cara membebani benda uji dengan alat hydraulic jack
dengan penambahan beban sebesar 500 kg sampai dengan pemberian beban maksimum 20.000 kg.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui deformasi yang terjadi pada setiap angkur, maka dial penurunan diletakkan pada ujung angkur. Berikut proes pengujian pada ketiga benda
uji berikut hasil pengujiannya, yaitu: 1. Sampel 1 jarak antar angkur 5d = 40 mm.
Pada sampel ini, dilakukan pemasangan angkur pada kedua slab beton dengan bantuan baja sebagai penghubung. Masing – masing slab beton
memiliki 6 buah angkur. Kemudian spesimen dibebani sampai pembebanan 20000 kg. Beban ini dianggap beban maksimal yang diterima spesimen
benda uji yang nantinya akan dianalisa. Pada beban maksimum ini angkur tidak mengalami putus. Hanya saja angkur mengalami deformasi yang
cukup besar dan terjadi keretakan, bahkan pecah dipermukaan beton sekitar angkur. Gambar 4.14 menunjukkan pengujian pada Sampel 1.
Gambar 4.14 Pengujian pada sampel 1
Universitas Sumatera Utara
Kondisi angkur setelah dibebani dapat dilihat pada Gambar 4.15.
a b Gambar 4.15 Kondisi angkur dan keretakan setelah dibebani a tampak
samping b tampak depan Angkur mengalami pembengkokan pada ujungnya dan ada juga yang tidak
mengalami bengkok namun melengkung pada sisi angkur terdekat dengan beton. Pada percobaan ini belum dapat disimpulkan beban ultimit yang
dicapai dikarenakan angkur tidak mengalami putus. Dikarenakan kemampuan hydraulic jack yang hanya mencapai beban 20 Ton, maka pada
pembebanan tersebut pengamatan juga sudah harus dihentikan. Dari eksperimen ini dapat kita amati secara visual bahwa terdapat keretakan
disekitar angkur dimana akibat jarak yang kecil antar angkur menyebabkan keretakan tiap angkur saling mempengaruhi dengan angkur didekatnya
sehingga keretakannya menjadi lebih parah. Hal serupa juga terjadi pada slab beton sisi sebelah kanan. Untuk mengetahui besarnya deformasi yang
terjadi, penulis menampilkan grafik hubungan beban dan deformasi pada angkur.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 menunjukkan hubungan antara beban dan deformasi yang terjadi pada Sampel 1.
Gambar 4.16 Grafik hubungan beban – deformasi pada Sampel 1 Pada sampel ini, deformasi terbesar terjadi pada angkur nomor 10. Terjadi
pada beban 20 T 200000 N dan deformasi sebesar 12.27 mm.
2. Sampel 2 jarak antar angkur 8d = 64 mm. Pada benda uji juga terdapat angkur sebanyak 12 buah dengan masing –
masing sisi sebanyak 6 buah. Pada benda uji ini jarak angkur adalah sebesar 8d yaitu 64 mm. Pertambahan jarak antar angkur adalah sebesar 60 dari
Sampel 1. Proses pembebanan pada sampel ini juga sama dengan sampel sebelumnya dimana pertambahan pembebanan dilakukan per 500 kg.
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
5 1
5 2
5 3
5 4
5 5
5 6
5 7
5 8
5 9
5 1
5 1
1 5
1 2
5 1
3 5
1 4
5 1
5 5
1 6
5 1
7 5
1 8
5 1
9 5
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Deformasi Sampel 1
angkur 10 angkur 4
angkur 12 angkur 5
angkur 6 Angkur 11
1 2
3 4
7 8
9 10
11 12
5 6
Universitas Sumatera Utara
Proses pengujian dan hasil dapat dilihat pada Gambar 4.17, 4.18 dan 4.19.
Gambar 4.17 Penyetingan sampel eksperimen
Gambar 4.18 Pembebanan sampel
Gambar 4.19 Pola keretakan yang terjadi di beton sampel 2
Universitas Sumatera Utara
Kondisi yang terjadi pada sampel ini tidak jauh berbeda dengan sampel sebelumnya. Keretakan masih tampak jelas dipermukaan beton sekitar
angkur. Namun keretakan yang terjadi tidak separah pada sampel sebelumnya.
Dalam pengujian sampel ini, deformasi terbesar tidak terjadi pada angkur paling atas sesuai dengan teori dan perhitungannya, akan tetapi secara
visual dapat kita simpulkan bahwa angkur nomor 8 mengalami deformasi terbesar. Perilaku hasil pembebanan pada angkur tidak hanya dapat
disimpulkan dari hasil pengamatan secara visual, namun juga diambil dari data – data deformasi yang ada. Adanya perbedaan tersebut tidak dapat kita
asumsikan secara pasti, namun dapat kita paparkan kemungkinan yang mempengaruhi hasil eksperimen. Grafik beban-deformasi dapat dilihat
pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Grafik Beban – Deformasi pada Sampel 2
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
5 1
5 2
5 3
5 4
5 5
5 6
5 7
5 8
5 9
5 1
5 1
1 5
1 2
5 1
3 5
1 4
5 1
5 5
1 6
5 1
7 5
1 8
5 1
9 5
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Deformasi Sampel 2
angkur 8 angkur 1
angkur 2 angkur 3
Angkur 7 Angkur 9
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat bahwa angkur nomor 8 memilik nilai deformasi tertinggi dan terjadi pada beban 20 T 200000 N dengan deformasi sebesar 12.04 mm.
3. Sampel 3 jarak antar angkur 12d = 96 mm. Sama dengan benda uji sebelumnya, sampel juga memiliki angkur sebanyak
12 buah dengan masing – masing sisi sebanyak 6 buah. Pada benda uji ini jarak angkur adalah sebesar 12d yaitu 96 mm. Proses pembebanan pada
sampel ini juga sama dengan sampel sebelumnya dimana pertambahan pembebanan dilakukan per 500 kg.
Proses pengujian dan hasil dapat dilihat pada Gambar 4.21 dan 4.22.
Gambar 4.21 Kondisi angkur dan pola keretakan yang terjadi pada sampel 3
Gambar 4.22 Grafik Beban – Deformasi pada Sampel 3
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
5 2
3 5
5 6
5 8
9 5
1 1
1 2
5 1
4 1
5 5
1 7
1 8
5 2
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Deformasi Sampel 3
angkur 1 angkur 7
angkur 3 angkur 8
Angkur 2 Angkur 9
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Universitas Sumatera Utara
Pada grafik diatas terlihat bahwa angkur nomor 1 memiliki nilai deformasi tertinggi yang terjadi pada beban 20 T 200000 N dengan deformasi
sebesar 10.87 mm. Keretakan permukaan beton tidak separah pada sampel sebelumnya dikarenakan jarak antar angkur yang lebih besar dari sampel
sebelumnya.
4.2.3 Kekuatan Nominal Angkur Dengan Metode Push-Out Test
Dari hasil eksperimen, tidak terdapat angkur yang mengalami putus, akan tetapi angkur mengalami deformasi dan permukaan beton disekitar angkur mengalami retak.
Pada pemberian beban maksimum yang sama pada masing – masing benda uji, yaitu sebesar 20 Ton, didapat nilai deformasi yang berbeda – beda. Dikarenakan beban
maksimum yang sama pada masing – masing sampel, maka beban maksimum tersebut tidak dapat menjadi acuan penulis untuk menentukan besaran kekuatan geser pada
masing – masing sampel. Hubungan beban dan deformasi Sampel 1 dapat dilihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Grafik Beban maksimum– Deformasi pada Sampel 1
0.00 5.00
10.00 15.00
5 1
5 2
5 3
5 4
5 5
5 6
5 7
5 8
5 9
5 1
5 …
1 1
5 …
1 2
5 …
1 3
5 …
1 4
5 …
1 5
5 …
1 6
5 …
1 7
5 …
1 8
5 …
1 9
5 …
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Defor masi Sampel 1
angkur 10 Angkur 11
angkur 12 angkur 4
angkur 5 angkur 6
Universitas Sumatera Utara
Hubungan beban deformasi Sampel 2 dan 3 dapat dilihat pada Gambar 4.24 dan 4.25.
Gambar 4.24 Grafik Beban maksimum– Deformasi pada Sampel 2
Gambar 4.25 Grafik Beban maksimum– Deformasi pada Sampel 3 Pengujian yang dilakukan dihentikan pada saat pembebanan mencapai 20 Ton,
hal ini disebabkan karenan kemampuan hydraulic jack hanya mampu membebani sampai dengan beban tersebut. Akan lebih baik jika pembebanan mencapai hasil akhir
putus pada angkur besi beton, apakah diakibatkan beton yang tercongkel ataupun besi beton yang semakin melendut dan kemudian putus.
0.00 5.00
10.00 15.00
5 1
5 2
5 3
5 4
5 5
5 6
5 7
5 8
5 9
5 1
5 1
1 5
1 2
5 1
3 5
1 4
5 1
5 5
1 6
5 1
7 5
1 8
5 1
9 5
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Defor masi Sampel 2
angkur 1 angkur 2
angkur 3 Angkur 7
angkur 8 Angkur 9
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00
5 1
5 2
5 3
5 4
5 5
5 6
5 7
5 8
5 9
5 1
5 1
1 5
1 2
5 1
3 5
1 4
5 1
5 5
1 6
5 1
7 5
1 8
5 1
9 5
D e
fo rm
a si
m m
Beban P kg
Grafik Beban vs Defor masi Sampel 3
angkur 1 Angkur 2
angkur 3 angkur 7
angkur 8 Angkur 9
Universitas Sumatera Utara
Dengan melihat ketiga grafik diatas, dapat kita tentukan pertambahan nilai deformasi yang cukup besar pada masing – masing sampel. Penambahan nilai
deformasi yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa kekuatan angkur dalam menerima beban semakin berkurang. Pada beban tersebut diasumsikan bahwa beban
dapat mewakili kekuatan nominal angkur secara eksperimen. Maka dapat disimpulkan:
1. Beban maksimum Sampel 1 sebesar 12 Ton 12000 kg. 2. Beban maksimum Sampel 2 sebesar 16 Ton 16000 kg.
3. Beban maksimum Sampel 3 sebesar 19 Ton 19000 kg. Kekuatan benda uji yang semakin besar jarak antar angkurnya akan
menghasilkan kekuatan yang semakin besar pula. Semakin besar kemampuan benda uji menahan beban, maka semakin kecil deformasi yang terjadi.
Dari hasil pengujian pada Gambar 4.26, didapat kekuatan geser nominal angkur untuk masing–masing benda uji:
1. Kekuatan geser Sampel 1 sebesar 10.00 KN. 2. Kekuatan geser Sampel 1 sebesar 13.33 KN.
3. Kekuatan geser Sampel 1 sebesar 16.25 KN.
Gambar 4.26 Grafik Kekuatan Geser Nominal Angkur pada Eksperimen
Sampel 1 10.00
Sampel 2 13.33
Sampel 3 16.25
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
K u
a t
G e
se r
N o
m in
a l
K N
Kekuat an Geser Nom inal Angkur Eksperim en
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Analisis Terhadap Kekuatan Geser Nominal Angkur Dan Deformasi