Ketahanan Terhadap Beban Geser

d. Shell Spalling factor Ψ re,N memberi pengaruh pada penulangan. Ψ , = 0.5 + ≤ 1 2.5 Jika dalam area pengangkuran terdapat penulangan dengan jarak ≥ 150 mm diameter berapa saja atau dengan diameter ≤ 10 mm dan jarak ≥ 100 mm, maka shell spalling factor Ψ re,N =1.0 dapat diaplikasikan. e. Faktor Ψ ec,N akan berpengaruh ketika beban tarik bekerja pada masing- masing angkur dalam suatu grup. Ψ , = , ≤ 1 2.6

2.6.4 Ketahanan Terhadap Beban Geser

Untuk mendapatkan kekuatan nominal baut angkur terhadap beban geser dapat dihitung berdasarkan keruntuhannya. Berikut ketahanan beban geser berdasarkan tipe keruntuhan menurut ETAG-001 Annex C: Design Methods for Anchorage sebagai berikut: 1. Keruntuhan yang terjadi pada angkur. , = 0.5 . 2.7 2. Keruntuhan yang terjadi pada beton. , = , , , Ψ , . Ψ , . Ψ , . Ψ , . Ψ , 2.8 Dimana penjelasan untuk masing – masing variabel sebagai berikut: a. Nilai awal ketahanan angkur untuk beton retak dan tidak retak. , = . . ℎ . , . . 2.9 Universitas Sumatera Utara Dimana: F ck,cube = kuat desak beton kubus 150×150mm Nmm 2 . h ef = kedalaman efektif baut angkur mm. d nom = diameter terluar baut angkur mm. k 1 = 1.7 diaplikasikan pada beton yang retak. k 1 = 2.4 diaplikasikan pada beton yang tidak retak. = 0,1 . . 2.10 = 0,1 . . 2.11 b. Faktor jarak antara angkur terluar dengan ujung beton dan ketebalan beton mempengaruhi karakteristik beban. Posisi angkur terluar dan ketebalan beton akan memberikan pengaruh dalam disain suatu pemasangan angkur. Pengaruh posisi angkur terluar ini akan berdampak pada kekuatan dari suatu proses pengangkuran. Beberapa posisi beban posisi angkur dan ketebalan beton yang diperhitungakan antara lain: 1. Posisi angkur dipinggir yang ideal pada beton. 2. Angkur tunggal diujung beton. 3. Grup dua buah angkur yang berada di ujung beton tipis. 4. Grup dari empat buah angkur yang berada di ujung beton tipis. Universitas Sumatera Utara Nilai perhitungan A c,N yang berbeda-beda pada beban geser dapat dilihat pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Contoh luasan aktual A c,N dari kerucut beton c. Faktor Ψ s,V mempengaruhi distribusi tegangan pada beton. Seperti pada faktor jarak angkur terluar, posisi angkur dalam faktor Ψ s,V juga memberikan pengaruh. Pengaruh jarak tersebut tidak pada karakteristik beton, akan tetapi akan mempengaruhi distribusi beban pada beton. Untuk pengangkuran dengan jarak yang berbeda-beda, jarak yang paling dekat ke ujung beton yang dimasukkan. Ψ , = 0.7 + 0.3 . ≤ 1 2.12 Universitas Sumatera Utara d. Faktor Ψ h,V mempengaruhi kekuatan geser yang mana tidak akan berkurang dikarenakan ketebalan beton yang diasumsikan dengan rasio , , ⁄ . Ψ , = . ≥ 1 2.13 e. Faktor Ψ α,V berpengaruh pada sudut α V diantara beban yang diberikan, V sd , dan tegak lurus terhadap beton terluar seperti pada Gambar 2.9. Ψ , = . ≥ 1 2.14 Gambar 2.9 Angkur yang dibebani oleh beban yang arahnya bersudut f. Faktor Ψ ec,V berpengaruh ketika besar gaya geser yang berbeda-beda bekerja pada masing – masing angkur dalam satu grup. Ψ , = ≤ 1 2.15 g. Faktor Ψ re,V berpengaruh terhadap tipe penulangan yang digunakan pada beton yang retak. Ψ re,V = 1.0 untuk pengangkuran pada beton retak dan tidak retak tanpa penulangan ujung. Universitas Sumatera Utara Ψ re,V = 1.2 untuk pengangkuran pada beton retak dengan penulangan ujung ≥ Ø12 mm. Ψ re,V = 1.4 untuk pengangkuran pada beton retak dengan penulangan ujung a ≤ 100 mm. Untuk angkur multiple atau angkur dalam satu grup, jarak minimum angkur harus diperhatikan. Angkur yang tidak memenuhi jarak minimum akan mengalami kerusakan yang berlapis seperti pada Gambar 2.10. Gambar 2.10 Efek grup angkur

2.7 Besi Beton