3. Tegangan geser pada baut.
n d
P
baut
. 4
1
2
3.3
Keterangan : P
= beban Ton. D
= diameter baut besi beton mm. t
2
= tebal flange profil baja. h
ef
= kedalaman baut mm. n
= jumlah baut.
3.4 Standar Pembebanan Dalam Pengujian Eksperimental
Standar pembebanan yang dilakukan dalam pengujian ini berdasarkan pada peraturan Eurocode 4, EN 1994-1-1: Design of Composite Steel and Concrete
Structure – Part 1-1: General Rules and Rules for Buildings, 2004 dan Standar
Australia AS 2327 Part 1, 1980.
3.5 Peralatan yang digunakan dalam pengujian
1. Frame baja. Digunakan untuk menempatkan sampel pengujian dan peralatan jack,
seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Frame baja untuk meletakkan sampel pada saat pengujian
Universitas Sumatera Utara
2. Jack hydraulic. Alat ini memiliki kapasitas pembebanan 20 Ton, melakukan gerakan
mendorong yang bertujuan sebagai pemberi beban pada sampel, seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Alat jack yang digunakan pada saat pembebanan 3. Dial Gauge.
Alat ini memiliki ketelitian 0.01 mm dan akan digunakan untuk mengukur defleksi pada benda uji, seperti pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Dial gauge pengukur penurunan
Universitas Sumatera Utara
4. Slab beton Slab beton yang digunakan untuk benda uji sebanyak 6 buah, seperti pada
Gambar 3.7. Untuk kepentingan eksperimen, penulis membuat beton baru dengan mutu beton K-175 di Laboratorium Beton USU.
Gambar 3.7 Slab beton yang digunakan sebagai benda uji
5. Baja Profil H-Beam 200×200 Baja sebagai benda uji adalah baja profil H-Beam 200×200 sebanyak tiga
buah dengan panjang baja bervariasi ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Baja profil H-Beam 200×200 sebagai benda uji
6. Angkur Besi Beton Besi beton yang digunakan sebagai angkur adalah besi beton ulir diameter
8 mm sebanyak 36 buah. Besi beton akan dipasang pada beton dengan cara
Universitas Sumatera Utara
penyuntikan chemical, sehingga besi beton dikategorikan sebagai jenis chemical anchor
. Angkur besi beton dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Besi beton sebagai angkur benda uji
3.6 Pembuatan Benda Uji
Dalam eksperimen, benda uji yang akan dibebani sebanyak tiga buah. Perbedaan ketiga benda uji adalah pada jarak pemasangan tiap angkur, yaitu pada
angkur paling atas dengan dua buah angkur berikutnya. Berikut tiga buah benda uji yang digunakan:
1. Benda Uji 1 BU-1, jarak antar angkur sebesar 5d.
Dua buah beton dengan ukuran 200×300×380 mm, diantara kedua beton tersebut diapit oleh sebuah profil baja H-Beam 200×200×8×12 mm dengan
panjang profil 240 mm. Antara beton dan baja tersebut dihubungkan dengan penghubung geser shear connector berupa besi beton sirip dengan
diameter 8 mm dengan jumlah 6 buah. Jarak vertikal antar baut adalah 5d, yaitu 40 mm.
Pembuatan benda uji dimulai dengan pembuatan beton. Beton yang telah memasuki masa pembuatan 28 hari, kemudian dilubangi menggunakan bor
untuk tempat meletakkan besi beton. Besi beton kemudian dimasukkan pada lubang yang telah dibuat dan direkatkan menggunakan chemical
Universitas Sumatera Utara
additif yang berbentuk pasta. Untuk memastikan bahwa besi beton telah
merekat sempurna pada beton, maka dibutuhkan waktu 24 jam untuk pengeringan pasta, Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan baja. Untuk
lebih menyatukan elemen-elemen beton dan baja, maka digunakan pengunci track stang. Selanjutnya benda uji diletakkan pada frame dan
dilakukan pengujian. Pemberian beban dalam pengujian dilakukan dengan menggunakan hydraulic jack. Dengan pembebanan mencapai 20 Ton.
Perencanaan benda uji dapat kita lihat pada Gambar 3.10.
a b Gambar 3.10 Benda uji pada sampel 1 a Tampak atas BU-1,
b Potongan A-A pada sampel 1
2. Benda Uji 2 BU-2, jarak antar angkur sebesar 8d.
Dua buah beton dengan ukuran 200×300×380 mm, diantara kedua beton tersebut diapit oleh sebuah profil baja H-Beam 200×200×8×12 mm dengan
A A
200 12
80 40
200 60
80 60
200
12
300 320
420
40 80
40
140
50 50
8
Universitas Sumatera Utara
panjang profil 288 mm. Antara beton dan baja tersebut dihubungkan dengan penghubung geser shear connector berupa besi beton dengan diameter 8
mm dengan jumlah 6 buah. Jarak vertikal antar baut adalah 8d 64mm. Proses pembuatan sama untuk ketiga benda uji. Perencanaan benda uji 2
dapat kita lihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Potongan pada sampel 2
3. Benda Uji 3 BU-3, jarak antar angkur sebesar 12d.
Dua buah beton dengan ukuran 200×300×380 mm, diantara kedua beton tersebut diapit oleh sebuah profil baja H-Beam 200×200×8×12 mm dengan
panjang profil 352 mm. Jarak vertikal antar baut adalah 12d 96mm. Panjang baja yang digunakan juga bervariasi sesuai dengan variasi jarak
antar angkur. Jarak angkur yang semakin besar membutuhkan baja yang lebih panjang. Proses pembuatan Benda uji 3 sama dengan pembuatan dua
buah benda uji sebelumnya, mulai dari pembuatan beton sampai dengan
64
20 0 60
80 60
300 344
444
40 80
64
92
5 0 50
80
Universitas Sumatera Utara
pemasangan baja. Untuk potongan Benda uji 3 dapat kita lihat pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Potongan pada sampel 3
3.7 Pelaksanaan Pengujian