Penyelesaian Perselisihan Melalui Mediasi

dimulainya perundingan, dimana apabila salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan dianggap gagal. 40 Apabila dalam perundingan bipartie dapat mencapai kesepakatan penyelesaian, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh pihak pekerjaburuh dengan pihak perusahaan, yang mengikat dan menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak. Serta didaftarkan oleh para pihak yang melakukan Perjanjian pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah para pihak yang mengadakan Perjanjian Bersama. 41 Jika Perjanjian Bersama tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di Wilayah Perjanjian Bersama didaftarkan untuk mendapatkan penetapan eksekusi. Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar Pengadilan Negeri tempat pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, maka permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi untuk diteruskan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang berkompeten melaksanakan eksekusi. 42

2. Penyelesaian Perselisihan Melalui Mediasi

40 Pasal 3 ayat 2 dan 3 UU PPHI 41 Pasal 7 ayat 1 dan 2 ; Pasal 13 ayat 1 dan 2 e ; Pasal 23 ayat 1 dan 2 e UU PPHI. 42 Pasal 7 ayat 5 dan 6 ; Pasal 13 ayat 3 b dan c ; Pasal 23 ayat 2 b dan c UU PPHI. Universitas Sumatera Utara Perselisihan hubungan industrial yang bisa diselesaikan melalui mediasi adalah semua jenis perselisihan hubungan industrial yang dikenal dalam UU PPHI. Perselisihan hubungan industrial tersebut diselesaikan melalui musyawarah dengan ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral. 43 Pelaksanaan perundingan dalam menyelesaikan perselisihan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pihak pengusaha terhadap pekerjaburuh menemui kegagalan, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat dengan melampirkan bukti bahwa upaya penyelesaian melalui bipartie telah dilakukan. Jika tidak ada bukti telah dilakukan perundingan bipartie, maka instansi tersebut akan mengembalikan berkasnya untukd dilengkapi paling lambat dalam watu 7 tujuh hari kerja terhitung sejak diterimanya pengembalian berkas. 44 Setelah menerima penncatatan dari salah satu atau para pihak, instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih penyelesaian melalui konsoliasi atau mealui arbitrase. Apabila dalam waktu 7 tujuh hari kerja para pihak tidak menetapkan pilihan penyelesaian melalui konsoliasi atau arbitrase, maka instansi yang 43 Zaeni Asyhadie, Op.cit, hal. 151 44 Pasal 4 ayat 1 dan 2 UU PPHI Universitas Sumatera Utara bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan melimpahkan penyelesaian perselisihan kepada mediator. 45 Penyelesaian melalui konsoliasi menurut ketentuan Pasal 4 ayat 5 UU PPHI dilakukan untuk penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, atau perselisihan antara serikat pekerjaserikat buruh. 46 Sedangkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase menurut ketentuan Pasal 4 ayat 6 dan Pasal 29 UU PPHI dilakukan untuk penyelesaian perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan. 47 Mediator adalah adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang diangkat oleh Mentrei untuk menangani dan menyelesaikan keempat perselisihan dengan wilayah kewenangan pada KabupatenKota. Mediator dalam menjalankan tugasnya selalu mengupayakan penyelesaian secara musywaarah, dan apabila Mediator tidak berhasil menyelesaiakan perselisihan tersebut, maka Mediator wajib mengeluarkan anjuran tertulis, dan apabila anjuran tertulis tersebut diterima oleh para pihak maka dibuat persetujuan bersama PB yang selanjutnya dicatatkan di Pengadilan Apabila melihat dari ketentuan dari pasal-pasal tersebut oleh karena perselisihan pemutusan hubungan kerja maka penyelesaian selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pihka pekerjaburuh atau atau pihka perusahaan adalah melalui proses mediasi. 45 Pasal 4 ayat 3 dan 4 UU PPHI 46 Pasal 4 ayat 5 UU PPHI 47 Pasal 4 ayat 6 dan Pasal 29 UU PPHI. Universitas Sumatera Utara Hubungan Industrial, namun apabila anjuran tersebut ditolak oleh salah satu pihak, maka pihak yang keberatanlah yang mencatatkan perselisihannya ke Pengadilan Hubungan Industrial. 48 Menurut UU No.22 Tahun 1957, dikenal dengan nama pegawai Perantara yang diangkat oleh Menteri untuk menangani penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja, dengan mekanisme penyelesaian yang harus ditempuh dalam penyelesaian perselisihan adalah melalui Pegawai Perantara, P4D dan P4P final. Akan tetapi dengan lahirnya UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Administrasi Negara, maka putusan P4P tersebut menjadi tidak final karena putusan P4P dianggap bukan putusan pengadilan melainkan putusan pejabat administrasi negara sehingga putusan P4P tersebut dapat dijadikan gugatan ke PTTUN. Dengan lahirnya UU PPHI maka pegawai perantara, P4D, P4P, dan PTUN tidak dikenal lagi. 49 Mediator dalam waktu selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja setelah menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan, harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan segera mengadakan sidang mediasi. 50 48 Mitar Pelawi, Op.cit, hal.8 49 Ibid, hal. 8 50 Pasal 10 UU PPHI Apabila penyelesaian melalui mediasi tidak tercapai penyelesaian, maka mediator mengeluarkan anjuran tertulis dalam waktu selambat-lambatnya 10 sepuluh hari kerja sejak sidang mediasi pertama harus sudah disampaikan kepada para pihak. Dan para pihak dalam jangka waktu 10 sepuluh hari kerja setelah menerima anjuran tertulis juga harus Universitas Sumatera Utara sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinya menyetujui atau menolak anjuran mediator tersebut. Pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap menolak anjuran tertulis. 51 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 52

3. Penyelesaian Melalui Konsoliasi