Pemutusan Hubungan Kerja Demi Hukum

Pekerjaburuh yang mengundurkan diri tersebut berhak atas uang pengganti hak sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Bagi pekerjaburuh yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung,selain menerima uang pengganti hak diberikan pula uang pisah yang besar dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 29

3. Pemutusan Hubungan Kerja Demi Hukum

Selain PHK oleh pengusaha, pekerjaburuh , hubungan kerja juga dapat putus atau berakhir demi hukum, artinya hubungan kerja tersebut harus putus dengan sendirinya. Pekerja buruh tidak perlu mendapatkan penetapan PHK dari lembaga yang berwenang. PHK demi hukum adalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi dengan sendirinya sehubungan dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian yang dibuat oleh majikan dan buruh. PHK demi hukum terjadi apabila karena satu alasan dan lain hal hubungan kerja oleh hukum dianggap sudah tidak ada dan oleh karena itu tidak ada alas hak yang cukup dan layak bagi salah satu pihak untuk menuntut pihak lainya guna tetap mengadakan hubungan kerja. Karena itulah pemutusan hubungan kerja terjadinya bukan karena sebab- sebab tertentu bak yang datangnya dari pihak buruh maupun majikan, pasal 1603e Perdata menyebutkan : 29 Maimun Op.cit, hal.101 Universitas Sumatera Utara “Perhubungan kerja berakhir demi hukum, dengan lewatnya waktu yang ditetapkan dalam persetujuan maupun reglement atau dalam ketentuan undang- undang atau lagi maijkan itu tidka ada oleh kebiasaan ”. Demikian juga dalam pasa 12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-05MEN1986 tentang kesepakatan kerja untuk waktu tertentu dikatakan : “Kesepakatan kerja untuk waktu tertentu berakhir demi hukum dengan berakhirnya waktu yang ditentukan dalam kesepakatan kerja atau dengan selesainya pekerjaan yang disepakatinya” Meskipun pemutusan hubungan kerja itu terjadi dengan sendirinya namun para pihak dapat memperjanjikan untuk mengadakan pemberitahuan apabila perjanjian kerja itu berakhir. Pemberitahuan ini nantinya dapat diikuti dan ketentuan apakah perjanjian kerjahubungan kerja itu akan diakhiri atau tidak. 30 Selain dapat terjadi karena berakhirnya jangka waktu perjanjian, pemutusan hubungan kerjaperjanjian kerja demi hukum ini juga dapat terjadi karena meninggalnya pekerja pasal 160 3e KUHPerdata jo. Pasal 13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-05PEN1986. Ketentuan pasal ini dapat dimengerti karena sesuai dengan asas hukum perjanjian yang oleh Soebekti disebut sebagai asas kepribadian. Seperti yang disimpulkan dari ketentuan pasal 1331 KUHPerdata yang menentukan bahwa ssorang hanya dapat mengikatkan diirnya sendiri. Akan tetai jika yang meninggal dunia itu adalah majikanpengusaha, maka hubungan kerjanya tidak putus atau berakhir pasal 30 30 H. Zainal Asikin, H. Agusfian Wahab,Lalu Husni, Zaeni Asyhadie, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, PT. Raja Grafindo Persada,1993,hal.175 Universitas Sumatera Utara 1603 KUHPerdata jo. Pasal 14 ayat 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-05PEN1986 . 31 1. Pekerjaburuh mengundurkan diri atas kemauan sendiri berhak memperoleh uang penggantian hak dan juga diberikan uang pisah yang besar dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB; PHK demi hukum dapat terjadi dalam hal: 2. PHK dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial; 3. Perubahan status, penggabungan, peleburan atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerjaburuh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja; 4. Perusahaan tutup, dimana perusahaan mengalami kerugian secara terus-menerus selama 2dua tahun sehingga terpaksa harus ditutup atau keadaan memaksa force majeur, pengusaha dapat melakukan PHK; 5. Pengusaha juga dapat melakukan PHK terhadap pekerjaburuh karena perusahaan bermaksud hendak melakukan efisiensi. Dalam hal 31 Ibid,hal.176 Universitas Sumatera Utara rasionalisasi ini, pekerjaburuh yang akan diputuskan hubungan kerjanya, harus diperhatikan: a.Masa kerja; b.Loyalitas; dan c.Jumlah tanggungan keluarga. 6. Pengusaha dapat melakukan PHK tehadap pekerjaburuh karena perusahaan pailit; 7. Dalam hal hubungan kerja berakhir, karena pekerjaburuh meninggal dunia; 8. Pengusaha dapat melakukan PHK tehadap pekerjaburuh karena memasuki usia pensiun; 9. Pekerjaburuh mangkirtidak masuk kerja selama 5 lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 dua kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikaikan mengundurkan diri. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah tersebut harus diserahkan paling lambat pada hari pertama pekerjaburuh tidak masuk kerja; 10. PHK oleh pekerjaburuh, meskipun dalam praktik, PHK oleh pekerjaburuh sangat jarang atau bahkan tidak mungkin ada, namun yuridis Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, PHK oleh pekerjaburuh ini dimungkinkan.

4. Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengadilan