Komponen Kompensasi Yang diberikan Kepada PekerjaBuruh

2. Komponen Kompensasi Yang diberikan Kepada PekerjaBuruh

Kompensasi yang diberikan kepada pekerjaburuh yang hubungan kerjanya terputus dengan perusahaan, terdiri dari : 81 a. Uang pesangon ; b. Uang penghargaan masa kerja ; dan c. Uang penggantian hak, yang meliputi : 1 Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur ; 2 Biaya atau ongkos pulang untuk pekerjaburuh dan keluarganya ketempat dimana pekerjaburuh diterima bekerja. Penggantian perumahan, pengobatan dsn perawatan ditetapkan 15 lima belas persen dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat ; 3 Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB misalnya uang pisah ; 4 Uang pisah yang besarnya sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB. Kasus atau kondisi tertentu, ada kalanya pekerjaburuh berhak untuk mendapatkan keseluruhan komponen kompensasi diatas. Namun, ada kalanya pula pekerjaburuh hanya mendapatkan 1 satu atau 2 dua saja dari ke-4 empat komponen kompensasi tersebut atau bahkan sama sekali tidak dapat. Pemberian pesangon maupun penghargaan masa kerja dipengaruhi oleh masa kerja pekerjaburuh. Artinya sudah berapa lama pekerjaburuh terseut pada perusahaan 81 Ibid, hal.44 Universitas Sumatera Utara akan berpengaruh dalam pemberian peangon dan penghargaan masa kerja, bila mana terjadi PHK.selanjutnya mengenai mengenai ketentuan komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang pengghargaan masa kerja dan uang pengggantian hak yang seharusnya diterima diatur dalam pasal 157 undang-undang nomor 13 tahun 2003 terdiri dari : a. Upah pokok ; dan b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerjaburuh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerjaburuh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerjaburuh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap seslisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerjaburuh. Komponen pengupahan tersebut merupakan salah satu sara dari Hubungan Industrial Pancasila HIP, oleh karena itu, ada beberapa kriteria dalam menentukan pengupahan, antara lain: 82 a. Struktur upah perlu disederhanakan dan diupayakan agar uah pokok lebih besar dari tunjangan lainnya ; b. Idealnya diperlukan penentuan komponen upah secara umum yang dapat digunakan untuk setiap pekerjaan dan keperluan. 82 John Suprihanto, Op.cit, hal.112 bahwa dalam kenyataannya hak tersebut sukar dillakukan karena perbedaan prinsip-prinsip penggunaannya, karena itu diperlukan perkataan komponen upah menurut keperluannya masing-masing, yaitu ; a. Untuk keperluan perhitungan upah pada waktu tidak masuk kerja dengan hak upah, antara lain upah lembur , pensiun, tunjangan hari tua atau bonus tahunan, cuti tahunan, sakit di Rumah Sakit RS dsb sebagai bahan pertimbangan pemerintah ; b. Mengingat bahwa di Indonesia klasifikasi jabatan belum dilaksanakan secara meluas sehingga bagi perusahaan tertentu tidak ada sistem yang jelas dalam menentukan jumlah pengupahan, maka wage differentials dilaksanakan sebagai rintisan jangka panjang terlaksananya standar klasifikasi jabatan dan metode penilaian jabatan. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permenaker Republik Indonesia RI Nomor PER 01MEN1990 yang dimaksud upah minimum adalah upah pokok ditambah dengan tunjangan tetap dengan kebutuhan pokok serendah- rendahnya 75 dari upah minimum. Pengertian upah pokok seperti diatur dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RI Nomor SE-07MEN1990 adalah imbalan dasar yang diberikan secara tetap untuk tenaga kerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, misalnya mingguan atau bulanan, tanpa dikaitkan dengan kehadiran atau prestasiprodukvitas tertentu. Untuk mencapai ratio upah terendah dan tertinggi yang lebih seimbang dan memadai secara bertahap jarak terendah dan tertinggi perlu didekatkan, antara lain dengan cara ; 83 a. Diberlakukan skala upah secara landai sliding scale ; b. Diadakan pertimbangan antara upah pokok dan tunjangan ; dan c. Peninjauan upah minimum secara konsisten. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan Upah Minimum Regional UMR dan Upah Sundulan dari Direktur Jenderal Dirjen Pembinaan Hubungan Inudstrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor B. 407NBW1995 tanggal 18 Juni 1995, bahwa pemberian UMR perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 84 a. Dengan adanya kenaikan UMR, tidak boleh dilakukan pegeseran tunjangan tidak tetap sebelumnya telah diberikan menjadi tunjangan tetap dengan tunjangan untuk memenuhi UMR ; 83 Ibid, hal, 113. 84 B.Siswanto Sastrohadiwiryo, Op.cit, hal. 194. Universitas Sumatera Utara b. Tunjangan-tunjangan yang selama ini telah diberikan, tetap menjadi hak tenaga kerja dan harus tetap diberikan ; c. Khusus mengenai tunjangan transport, meskipun diberikan sebaikanya tidak dimasukkan ke dalam komponen upah ; Akan tetapi, apabila terjadi perseisihan karena upah sundulan, maka dapat dipecahkan dengan cara : a. Mencari persentase kenaikan antara golongan penerima upah secara berurutan ; b. Menghitung upah baru yang dilakukan dengan cara menambah upah lama dengan persentase kenaikan dikalikan upah baru.

3. Dasar Perhitungan Kompensasi