Penyelesaian Melalui Konsoliasi Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja di Luar Pengadilan Non-Litigasi

sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada mediator yang isinya menyetujui atau menolak anjuran mediator tersebut. Pihak yang tidak memberikan pendapatnya dianggap menolak anjuran tertulis. 51 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 52

3. Penyelesaian Melalui Konsoliasi

Penyelesaian perselisihan melalui konsoliasi dilakukan oleh konsoliator yang terdaftar pada kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan KabupatenKota. 53 Konsoliasi dalam hubungan industrial adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutsan hubungan kerja, perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh oleh seseorang atau lebih konnsiliator yang netral. Para pihak yang berselisih jika telah telah sepakat untuk menyelesaikan perselisihan lewat konsoliasi, harus mengajukan permintaan penyelesaian secara tertulis kepada konsoliator yang ditunjuk dan disepkati bersama. Konsoliator yang dapat dipilih adalah konsoliator yang wilayah kerjanya meliputi tempat pekerjaburuh bekerja. Konsoliator dipilih dari daftar nama konsoliator yang dipasang 51 Pasal 13 ayat 2 UU PPHI 52 Pasal 15 UU PPHI 53 Pasal 17 UU PPHI Universitas Sumatera Utara dan diumumkan pada kantor instansi pemerintahan yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan KabupatenKota. 54 Dalam menyelesaikan tugasnya konsoliator dapat menanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam sidang konsoliasi guna dimintai dan didengar keterangannya. Setiap orang yang diminta keterangan oleh Konsoliator guna menyelesaikan perselisihan hubungan industrial wajib untuk memberikannya termasuk memperlihatkan bukti-bukti dan surat-surat yang diperlukan misalnya buku tentang upah, surat perjanjian kerja, surat perintah lembur, dan lain-lain. Saksi atau saksi ahli yang datang memenuhi panggilan sidang konsoliasi tersebut berhak menerima penggantian biaya perjalanan dan akomodasi yang besarnya ditetapkan dengan keputusan menteri. Tenggang waktu selambat-lambatnya tujuh hari kerja setelah menerima permintaan penyelesaian secara tertulis, Konsoliator sudah harus mengadakan penelitian tentang duduk perkaranya dan selambat- lambatnya pada hari kedelapan harus sudah dilakukan sidang konsoliasi. 55 Apabila tercapai kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsoliasi, maka dibuat perjanjian bersama yang ditandatangani oleh para pihak dan disaksikan oleh konsoliator serta didaftakan di Pengadian hubungan industrial pada pengadilan negeri di wilayah hukum pihak-pihak yang mengadakan perjanjian kerja bersama 54 Maimun, Op.cit, hal.157 55 Ibid, hal. 158 Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran. 56 a. Konsoliator mengeluarkan anjuran tertulis ; Sebaliknya, dalam hal tidak tercapai kesepakatan penyelesaian hubungan industrial melalui konsoliasi, maka : b. Anjuran tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam waktu selambat-lambatbya sepuluh hari kerja sejak sidang konsoliasi pertama harus sudah disampaikan kepada para oihak ; c. Para pihak harus sudah memberikan jawaban secara tertulis kepada konsoliator yang isinya menyetujui atau menolak anjuran tertulis dala waktu selambat-lambatnya sepuluh hari kerja setelah menerima anjuran tertulis ; d. Pihak yang tidak memberikan memberikan penadapatnya sebagaimana dimaksud pada huruf c dianggap menolak anjuran tertulis ; e. Dalam hal para pihak menyetujui anjuran tertulis sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari kerja sejak anjuran tertulis disetujui, konsoliator harus sudah selesai membantu para pihak membuat perjanjian bersama untuk kemudian didaftarkan di pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri di wilayah hukum, pihak- pihak yang mengadakan perjanjian kerja bersama untuk mendapatkan akta bukti pendaftaran. 57 Apabila anjuran tertulis dari konsoliator ditolak salah satu pihak atau lebih para pihak maka penyelesaiaan perselisihan diselesaikan melalui 56 Pasal 23 ayat 1 UU PPHI 57 Pasal 23 ayat 2 UU PPHI Universitas Sumatera Utara Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat kerja pekerjaburuh. Penyelesaian perselisihan melalui pengadilan hubungan industrial dilakukan dengan cara pengajuan gugatan oleh salah satu pihak sesuai dengan hukum acara perdata yang berlaku. 58 C. Penyelesaian Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Melalui Pengadilan Litigasi Pengadilan hubungan industrial merupakan pengadilan khusus yang berada pada lingkungan peradilan umum yang berwewenang memeriksa, mengadili, dan memberi putusan terhadap perelisihan hubungan industrial. Pengadilan hubungan industrial dibentuk oleh Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung. Menurut UU PPHI, untuk pertama kalinya pengadilan hubungan industrial dibentuk pada Pengadilan Negeri KabupatenKota di setiap ibukota provinsi yang mempunyai daerah hukum meliputi setiap wilayah provinsi bersangkutan dan pada Mahkamah Agung untuk tingkat kasasi. Untuk KabupatenKota yang padat industri dibentuk pula Pengadilan Hubungan Industrial pada pengadilan Negeri setempat. Susunan hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri terdiri dari Hakim, Hakim Ad-hoc, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti. Sedangkan pada Mahkamah Agung susunan Hakimnya terdiri dari Hakim Agung, Hakim Agung Ad-hoc, dan Panitera. Hakim Ad-hoc adalah hakim Pada Pengadilan Hubungan Industrial yang 58 Maimun, Op.cit, hal. 160. Universitas Sumatera Utara pengangkatannya dilakukan atas usul serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi pengusaha. 59 Anjuran tertulis yang telah dibuat oleh mediator atau konsoliator untuk menylesaikan perselisihan pemutusan hubungan kerja ditolak oleh pekerjaburuh atau pihak perusahaan, maka para pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihannya tersebut melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat dengan mengajukan suatu gugatan oleh salah pihak. 60 Asas berpekara di Pengadilan Hubungan Industrial tidak jauh berbeda dalam berpakara perdata di lingkungan peradilan umum pada umumnya, karena hukum acara perdata yang berlaku di lingkungan peradilan umum kecuali yang diatur khusus dalam UU PPHI. Upaya hukum melalui Pengadilan merupakan upaya terakhir ultimum remedium oleh para pihak, apabila upaya-upaya diluar pengadilan mengalami kegagalan. 61 ` Gugatan yang dapat diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada tingkat pertama, meliputi seluruh jenis perselisihan hubungan industrial yakni perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perseisihan pemutusnan hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh dalam satu perusahaan. Sementara untuk jenis perselisihan antar serikat pekerjaserikat buruh dalam satu perusahaan, perselisihannya dibatasi hanya di tingkat Pengadilan Hubungan Industrial tingkat pertama yang tidak dapat dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung. Sedangkan perselisihan yang sedang atau telah diselesaikan melalui 59 Ibid, hal.169. 60 Pasal 14 dan 24 UU PPHI 61 Pasal 57 UU PPHI Universitas Sumatera Utara arbitrase hubungan industrial tidak dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial, 62 karena sifat putusannya yang bersifat final dan mengikat para pihak yang berselisih. 63 Pengajuan gugatan pemutusan hubungan kerja yang diajukan oleh pekerjaburuh kepada pengusaha perusahaan tersebut, harus dilampiri risalah penyelesaian mediasi. Bila tidak dilampiri maka akan berakibat hukum guggatan tersebut akan dikembalikan oleh Hakim kepada pihak penggugat. Pekerjaburuh yang hendak mengajukan gugatan dapat mengajukan gugatan secara langsung atau dapat pula memberikan kuasa kepada advokat. Sistem peradilan perdata di Indonesia menganut stelsel yang tidak mewajibkan para pihak yang beracara menggunakan jasa advokat, seperti halnya pernah dahulu berlaku dahulu di zaman penjajahan Belanda, dimana pada Raad Van Justice Pengadilan Tinggi wajib menggunakan jasa advokat. Hukum acara perdata pada H.I.RRbg, tidak mewajibkan para pihak untuk menggunakan jasa advokat, sehingga baik sebagai penggugat atau tergugat dapat menghendaki, gugatan pemutusan hubungan kerja dapat diajukan dengan menggunakan jasa sesorang untuk mewakilinya di depan pengadilan. 64 62 Pasal 53 UU PPHI 63 Pasal 51 ayat 1 UU PPHI 64 Pasal 123 ayat 1 HIR147 Rbg. Tetapi apabila pekerjaburuh menghendaki, gugatan pemutusan hubungan kerja juga dapat diajukan dengan menggunakan jasa sesorang untuk mewakilinya di depan pengadilan. Begitu juga dengan pihak pengusaha perusahaan, ia mempunyai hak untuk diwakili oleh seorang kuasa untuk menghadapi gugatan pekerjaburuh. Menurut pasal 1792 KUHPerdata, yang disebut dengan pemberian kuasa adalah perjanjian dengan mana seseorang Universitas Sumatera Utara memberikan kekuasaab kepada seorang lain yang menerimanya untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan. Tidak semua orang dapat menerima kuasa atau bertindak sebagai kuasa untuk mewakili pihka yang berpekara di depan pengadilan. Dalam hal perselisihan hubungan industrial dan pihka pekerjaburuh tersebut merupakan anggota seikat pekerjaserikat buruh, maka serikat pekerjaserikat buruh tersebut dapat mewakili kepentingan pekerjaburuh yang menjadi anggotanya tersebut sebagai pihak di depan pengadilan. Pihak lain yang bukan merupakan anggoats serikat pekerjaserikat buruh tertentu atau bagi pihak pengusaha, menurut ketentuan UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang advokat, maka yang dapat menjadi seorang kuasa yang mewakili pihak yang berpekara di pengadilan tersbut adalah advokat sebagai seseorang yang menurut undang-undang berhak memberikan jasa hukum di dalam maupun di luar pengadilan. Diberlakukannya UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang advokat, bukanlah ketentuan hukum yang mewajibkan para pihak berpekara baik di dalam maupun di luar pengadian. Namun undang-undang Advokat memberikan batasan atau rambu-rambu bagi siap saja yaang akan menggunakan jasa dan siapa saja yang memiliki kompetensi profesional untuk memberikan jasa hukum, termasuk dalam hal pemberian kuasa. Apabila gugatan pemutusan hubungan kerja yang diajukan ke pengadilan hubungan industrial melibatkan lebih dari pekerjaburuh, maka Universitas Sumatera Utara menurut Pasal 84 UU PPHI, gugatan tersbut diajukan secara kolektif dengan memberikan kuasa khusus. 1. Pengajuan Gugatan Menurut, ketentuan Pasal 81 UU PPHI, gugatan perselisihan hubungan industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerjaburuh bekerja.Pengajuan gugatan harus dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi dan konsoliasi. Bila gugatan tidak dilampiri dengan risalah-risalah tersebut, pengadilan hubungan industrial wajib mengembalikan gugatan kepada penggugat. HIR atau Rbg hanya mengatur mengenai cara mengajukan gugatan, sedangkan persyaratan mengenai isi dari gugatan tidak ada ketentuannya. Kekurangan ini diatasi oleh adanya Pasal 119 HIRPasal 143 Rbg yang memberi wewenang kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk memberi nasihat dan bantuan kepada pihak penggugat dalam mengajukan gugatan. Hal ini dimaskudkan untuk menghindari gugatan yang kurang jelas atau kurang lengkap. 65 2. Tenggang Waktu dan Kadaluarasa UU PPHI juga tidak mengatur apakah gugatan harus diajukan tertulis atau lisan. Namun apabila kita melihat ketentuan dari Pasal 83 UU PPHI secara implisit undang-undang sebenarnya menghendaki gugatan harus diajukan secara tertulis dimana hal ini bisa dilihat dari adanya kata-kata ’”dilampiri” dan “menyempurnakan”. Dengan adanya kata-kata tersebut maka dapt disimpulkan bahwa gugatan itu harus diajuan secara tertulis. 65 Lalu Husni, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan Di Luar Pengadilan, PT. RajaGrafindo, 2004, Jakarta. hal.94. Universitas Sumatera Utara Kadaluarsa adalah semacam upaya hukum, sehingga tentang adanya kadaluarsa harus dikemukakan oleh pihak lawan dalam jawabannya. Apabila hal itu tidak dikemukakan maka kadaluarsa tidak berlaku secara otomatis, dengan kata lain perkataan bahwa hakim “harus tinggal diam”. Dan ia tidak diperkenankan untuk “karena jabatan” menyatakan bahwa, persoalan tersebut atau hak untuk menuntut telah kadaluarsa. Gugatan oleh pekerjaburuh atas pemutusan hubungan kerja dapat diajukan dalam tenggang waktu satu tahun sejak diterimanya dan diberlakukannya keputusan dari pihak pengusaha. Dalam hal suatu perselisihan melibatkan lebih dari satu penggugat, dapat diajukan secara kolektif dengan memberikan kuasa khusus. Serikat pekerjaserikat buruh dan organisasi pengusaha dapat bertindak sebagai kuasa hukum untuk beracara di pengadilan hubungan industrial untuk mewakili anggotanya. 66 3. Pengembalian dan Penyempurnaan Gugatan Melihat pemaparan yang sudah dikemukakan di atas, bahwa gugatan yang diajukan oleh pihk pekerjaburuh mengenai pemutusan hubungan kerja, harus dilampiri risalah penyelesaian melallui mediasi dan konsoliasi. Penyertaan risalah penyelesaiaan melalui mediasi dan konsliasi harus dipenuhi oleh penggugat. 67 Hakim yang menerima pengajuan gugatan wajib memeriksa isi gugatan dan bila terdapat kekurangan, hakim meminta penggugat untuk menyempurnakan Hal ini merupakan kekhususan hukum acara penyelesaian perselisihan melalui Pengadilan Hubungan Industrial. 66 Zaeni Asyhadie, Op.cit, hal. 162 67 Lihat ketentuan Pasal 83 UU PPHI. Universitas Sumatera Utara gugatannya. Dalam penyempurnaan gugatan ini, panitera atau panitera pengganti dapat mmbantu penyusunan penyempurnaan gugatan. Untuk itu, maka panitera atau panitera pengganti mencatat dalam daftar khusus yang memuat : a. Nama lengkap dan alamat atau tempat kedudukan para pihak b. Pokok-pokok persoalan yang menjadi perselisihan atau objek gugatan c. Dokumen-dokumen, surat-surat, dan hal-hal lain yang dianggap perlu oleh penggugat. Kewajiban hakim untuk memeriksa isi gugatan dan meminta penggugat untuk menyempurnakan gugatan, pada dasarnya sesuai dengan asas pengadilan membantu pencari keadilan yang termuat dalam pasal 5 ayat 2 UU PPHI 2004 tentang kekusaan Kehakiman. Pasal 5 ayat 2 UU Nomor 2 Tahun 2004 : “Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan”. Hakim di dalam memeriksa perkara perdata bersifat pasif dalam arti bahwa ruang lungkup atau luas pokok perkara sengketa yang diajukan kepada hakim untuk diperiksa pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berpekara dan bukan oleh hakim. 68 68 Pasal 178 ayat 3 HIRRbg ayat 3 Rbg : “ia hakim dilarang memberi keputsusan tentang hal- hal yang tidak dimohonkan atau memberikan lebih dari yang dimohonkan”. Asas ini memberi bantuan dari hakim, sebatas membantu para pencari keadilan untuk mencari jalan keluar terhadap hambatan dalam penyempurnaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat formil sebuah gugatan, dan bukan membantu menyempurnakan gugatan penggugat sampai masuk kepada Universitas Sumatera Utara materi gugatan dan tuntutan penggugat. Bila demikian, hakim sudah bertindak diluar kewenangan sebagai pihak yang berusaha berdiri di tengah-tengah kepentingan para pihak yang berpekara. 4. Pemeriksaan di Persidangan Pemeriksaan di persidangan menurut Undang-undang PPHI dilakukan dengan pemeriksaan dengan acara biasa dan pemeriksaan acara cepat. Pemeriksaan dengan acara cepat dilakukan apabila terdapat kepentingan para pihak danatau salah satu pihak yang cukup mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan perrmohonan dari yang berkepentingan. 69 Dan dalam waktu 7 tujuh hari kerja setelah diterimanya permohonan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat, Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan tentang dikabulkannya atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut. 70 Tehadap penetapan tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat, tidak dapat digunakan upaya hukum untuk melawan penetapan tersebut. 71 Apabila permohonan supaya pemeriksaan sengketa dipercepat dikabulkan, dalam waktu 7 tujuh hari kerja setelah dikeluarkannya penetapan yang 69 Pasal 98 ayat 1 UU PPHI. 70 Pasal 98 ayat 2 UU PPHI. 71 Pasal 98 ayat 3 UU PPHI. Universitas Sumatera Utara mengabulkan permohonan, Ketua Pengadilan Negeri menentukan Majelis Hakim, hari, tempat, dan waktu sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan. 72 5. Pemeriksaan dengan Acara Biasa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselsihan Hubungan Industrial tidak mengatur secara lengkap mengenai tata cara pemerikaan persidangan. Untuk itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Pengadilan Hubungan Industrial adalah Hukum Acara Perdata. Pemanggilan untuk datang ke sidang dilakukan secara sah apabila disampaikan dengan surat panggilan kepada para pihak di alamat tempat tinggalnya atau apabila tempat tinggalnya tidak diketahui disampaikan di tempat kediaman terakhir Pasal 89 ayat 2. Apabila pihak yang dipanggil tidak ada ditempat tinggalnya atau tempat kediaman terakhir, surat panggilan disampaikan melalui kelurahan atau Kepala Desa yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal pihak yang dipanggil atau tempat kediaman terakhirnya Pasal 89 ayat 3. Penerimaan surat panggilan oleh pihak yang dipanggil sendiri atau melalui orang lain dilakukan dengan tanda penerimaan Pasal 89 ayat 4. Apabila tempat tinggal atau tempat kediaman terakhir tidak dikenal, maka surat panggilan ditempelkan pada tempat pengumuman di gedung Pengadilan Hubungan Industrial uang memeriksanya Pasal 89 ayat 5. Majelis Hakim dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir di persidangan guna diminta dan didengar keterangannya. Setiap orang yang 72 Pasal 99 ayat 1 UU PPHI. Universitas Sumatera Utara dipanggil untuk menjadi saksi atau saksi ahli kerkewajiban untuk memenuhi panggilan dan memberikan kesaksiannya di bawah sumpah. Sidang Majelis Hakim terbuka untuk umum. Ini berarti bahwa setiap orang boleh mengikuti jalannya persidangan sebagai wujud fungsi kontrol sosial terhadap jalannya persidangan yang dilaksanakan. Apabila para pihak sebelumnya tidak menguasakan kepada seorang wakil, di muka sidang pertama tersebut mereka dapat menguasakan secara lisan kepada seorang wakil, hal ini harus dicatat dalam berita acara sidang. Selanjutnya hakim harus mengusahakan mendamaikan kedua belah pihak yang bersengketa Pasal 130 HIR154 Rbg. Apabila berhasil didamaikan, hakim dapat memberikan putusan perdamaian yang menghukum para pihak untuk memenuhi isi perdamaian yang telah dicapai yang sesungguhnya merupakan persetujuan, sehingga bersifat final. Jika para pihak tidak berhasil didamaikan barulah dimulai dengan pembacaan surat gugatan Pasal 131 ayat 155 ayat 1 Rbg. Hukum acara peradilan hubungan industrial, dimungkinkan pada sidang pertama, bilamana nyata-nyata pihak pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasl 155 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengenai tindakan skorsing bagi buruhpekerja yang sedang dalam proses PHK dengan wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerjaburuh, Hakim Ketua sidang menjatuhkan putusan sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar upah beserta hak-hak lainnya seharusnya diterima oleh pekerjaburuh Pasal 96 Universitas Sumatera Utara ayat 1. Jika putusan sela tersebut tidak dilaksankan oleh pengusaha, Hakim Ketua Sidang memerintahkan sita jaminan dalam sebuah penetapan Pengadilan Hubungan Industrial serta terhadap sita jaminan tersebut tidak dapat diajukan perlawanan danatau tidak dapat digunakan upaya hukum. Sesuai dengan asas dalam peradilan perdata, hakim bersifat pasif, putusan sela tersebut tidak serta merta dijatuhkan tetapi harus dimohon oleh pihak penggugat dalam gugatannya. 6. Pemeriksaan dengan Acara Cepat Apabila terdapat kepentingan para pihak danatau salah satu pihak yang cukup mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan-alasan permohonan dari yang berkepentingan, para pihak danatau salah satu pihak dapat memohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial supaya pemeriksaan sengketa dipercepat Pasal 98 ayat 1. Dalam jangka waktu 7 tujuh hari kerja setelah diterimanya permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya permohonan tersebut. Terhadap penetapan tersebut tidak digunakan upaya hukum. Ketentuan diatas tidak menjelaskan alasan pemeriksaan perkara secara cepat, hanya jika para pihak memiliki kepentingan yang sangat mendesak yang nantinya akan dinilai oleh Pengadilan dari alasan permohonan yang diajukan. Pemeriksakan perkara dengan acara cepat ini dilakukan maksimal 14 empat belas hari kerja. Sedangkan untuk penyelesaian pemeriksaan dengan acara biasa dilakukan paling lambat 50 lima puluh hari kerja terhitung sejak hari sidang pertama. 73 73 Lalu Husni, Op.Cit, hal.103 Universitas Sumatera Utara Perkara perdata umumnya tidak dikenal acara pemeriksaan acara cepat, semua perkara diselesaikan dengan menggunakan acara pemeriksaan biasa. Pemeriksaan cepat dikenal dalam perkara pidana untuk pemeriksaan tindak pidana ringan dengan ancaman kurungan paling lama 3 tiga bulan atau denda paling tinggi Rp. 7.500,- tujuh ribu lima ratus rupiah, demikian juga dala pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas. 74 7. Upaya Hukum Apabila pihak pekerjaburuh atau pihak perusahaan tidak menerima terhadap putusan Pengadilan Hubungan Industrial yang telah memutus perkara perselisihan mengenai pemutusan hubungan kerja tersebut, maka para pihak atau salah pihak dapat mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung sesui dengan ketentuan pada Pasal 110 UU PPHI yaitu dalam waktu selambat-lambatnya 14 empat belas hari : a. Bagi yang hadir, terhitung sejak putusan dibacakan dalam sidang majelis hakim ; b. Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima pemberitahuan putusan ; Permohonan kasasi harus disampaikan secara tertulis melalui sub kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat Pasal 111 UU PPHI. Sub kepaniteraan harus sudah menyampaikan berkas perkara kepada Ketua Mahkamah Agung paling lambat 14 empat belas hari kerja sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi. 74 Ibid, hal.103-104. Universitas Sumatera Utara Perselisihan pemutusan hubungan kerja yang dimohonkan kasasi, diperiksa dan diputus oleh majelis hakim kasasi yang terdiri atas 1 satu orang Hakim Agung dan 2 dua orang Hakim Agung Ad-hoc yang susunan majelisnya ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Tata cara penyelesaian oleh majelis hakim kasasi dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Putusan tentang perselisihan oleh majelis hakim kasasi harus dilakukan selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi. 75 75 Pasal 115 UU PPHI Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PEKERJA YANG