Penghitungan koefisien Korelasi Berganda R dan Koefisien Determinasi Berganda R Penghitungan korelasi Parsial r dan koefisien determinasi parsial r

Jika kontrol diri rendah mengalami peningkatan sebesar satu poin, sementara harga diri dan gaya atribusi bermusuhan dianggap konstant, maka akan menyebabkan kenaikan perilaku agresif satpol PP sebesar 0,895 poin. 3. Koefisien X 2 Harga Diri = -0,476 Jika harga diri mengalami peningkatan sebesar satu poin, sementara kontrol diri dan gaya atribusi bermusuhan dianggap konstant, maka akan menyebabkan penurunan perilaku agresif Satpol PP sebesar 0,476 poin. 4. Koefisien X 3 Gaya Atribusi Bermusuhan = 0,646 Jika gaya atribusi bermusuhan mengalami peningkatan sebesar satu poin, sementara kontrol diri dan harga diri dianggap konstant, maka akan menyebabkan kenaikan perilaku agresif satpol PP sebesar 0,646 poin.

2. Penghitungan koefisien Korelasi Berganda R dan Koefisien Determinasi Berganda R

2 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputasi SPSS 16.0 for Windows seperti terangkum pada tabel 29. terlihat nilai F hitung = 24,155 dengan harga signifikansi sebesar 0,000. Karena harga signifikansi kurang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh tersebut signifikan, sehingga Hipotesi nul Ho yang diuji dalam penelitian ini yaitu “Tidak ada peran kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif satpol PP” ditolak, dan hipotesis dalam penelitian ini H1 yang berbunyi “Ada peran kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif satpol PP” diterima. Universitas Sumatera Utara Keberartian peran antara kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan secara bersama-sama terhadap perilaku agresif satpol PP dapat diketahui dari harga korelasi R. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dengan menggunakan program komputasi SPSS 16.0 for Windows yang terangkum pada tabel 27. diperoleh harga koefisien korelasi berganda R adalah 0,751 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dr p=0,05, maka dapat diartikan bahwa peran kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan dengan perilaku agresif satpol PP adalah signifikan. Besarnya peran kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif satpol PP dapat diketahui dari harga koefisien determinasi berganda R 2 . Berdasarkan hasil analisis yang terangkum pada tabel 27. diperoleh koefisien determinasi atau R 2 sebesar 0,564. Dengan demikian menunjukkan bahwa kontrol diri, harga diri dan gaya atribusi bermusuhan secara bersama-sama berperan terhadap perilaku agresif satpol PP sebesar 56,4 dan sisanya yaitu 43,6 dari perilaku agresif satpol PP dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

3. Penghitungan korelasi Parsial r dan koefisien determinasi parsial r

2 . Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji keberartian peran dan besarnya peran dari masing-masing variabel prediktor yaitu kontrol diri X 1 , harga diri X 2 , dan gaya atribusi bermusuhan X 3 terhadap variabel terikat yaitu perilaku agresif satpol PP Y. Hasil uji parsial uji-t diperoleh t kontrol diri = 3,639 dengan signifikansi 0,001 0,05, t harga diri = -2,433 dengan signifikansi 0,018 0,05, Universitas Sumatera Utara dan t gaya atribusi bermusuhan = 2,986 dengan signifikansi 0,004 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peran signifikan antara masing-masing variabel prediktor dengan variabel outcome. 1. Peran kontrol diri terhadap perilaku agresif satpol PP Keberartian peran masing-masing variabel prediktor dengan variabel outcome dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara parsial r. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan program komputasi SPSS 16.0 for Windows seperti terangkum pada tabel 29. diperoleh kofisien korelasi parsial antara kontrol diri dengan perilaku agresif Satpol PP sebesar 0,437, nilainya positif, maka dapat diartikan bahwa rendahnya kontrol diri berperan positif terhadap perilaku agresif satpol PP, dimana semakin tinggi kontrol diri rendah pada satpol PP semakin tinggi pula perilaku agresif satpol PP. Selanjutnya besarnya peran variabel kontrol diri terhadap perilaku agresif Satpol PP dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial r 2 dari variabel tersebut, yaitu 0,437 2 = 0,19 Dengan demikian besarnya peran kontrol diri terhadap perilaku agresif satpol PP adalah sebesar 19 . 2. Peran harga diri terhadap perilaku agresif satpol PP Sebagaimana terangkum dalam tabel 29. koefisien korelasi parsial antara harga diri dengan perilaku agresif Satpol PP adalah -0,309, nilainya negatif maka dapat diartikan bahwa harga diri berperan negatif terhadap perilaku agresif satpol dimana, semakin tinggi harga diri Satpol PP maka akan semakin rendah perilaku agresif Satpol PP. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya besarnya peran variabel kontrol diri terhadap perilaku agresif Satpol PP dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial r 2 dari variabel tersebut, yaitu -0,309 2 = 0,095 Dengan demikian besarnya peran harga diri terhadap perilaku agresif satpol PP adalah sebesar 9,5. 3. Peran gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif satpol PP Sebagaimana terangkum dalam tabel 29. koefisien korelasi parsial antara gaya atribusi bermusuhan dengan perilaku agresif Satpol PP adalah 0,371, nilainya positif, maka dapat diartikan bahwa gaya atribusi bermusuhan berperan positif terhadap perilaku agresif Satpol PP, yaitu semakin tinggi gaya atribusi bermusuhan yang dimiliki Satpol PP maka akan semakin tinggi perilaku agresifnya. Selanjutnya besarnya peran variabel gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif Satpol PP dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi secara parsial r 2 dari variabel tersebut, yaitu 0,371 2 = 0,138 Dengan demikian besarnya peran harga diri terhadap perilaku agresif satpol PP adalah sebesar 13,8. Dengan demikian besarnya peran kontrol diri terhadap perilaku agresif satpol PP adalah 19 , besarnya peran harga diri terhadap perilaku agresif satpol PP adalah sebesar 9,5, dan besarnya peran gaya atribusi bermusuhan terhadap perilaku agresif satpol PP adalah sebesar 13,8. Hal ini berarti bahwa variabel kontrol diri memberikan peran lebih besar terhadap perilaku agresif satpol PP dibandingkan dua variabel prediktor lainnya yakni harga diri dan gaya atribusi bermusuhan. Universitas Sumatera Utara

D. Pembahasan