K : 0 ppm
K
1
: 1 ppm K
2
: 2 ppm K
3
: 3 ppm K
4
: 4 ppm Dengan jumlah ulangan sebanyak enam pada setiap perlakuan, maka jumlah botol
percobaan seluruhnya 30 satuan percobaan. Penelitian dilakukan dengan pengamatan sebanyak empat kali dalam waktu empat minggu, maka total botol seluruhnya adalah
120 satuan percobaan.
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Sterilisasi Alat
Proses sterilisasi ini bertujuan agar seluruh alat yang digunakan terbebas dari kontaminasi. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini seperti alat diseksi, cawan
petri yang diisi kertas saring, botol kultur, erlenmeyer dan pipet volume dicuci dengan deterjen lalu dibilas dengan air mengalir, dikeringkan dan disterilisasi dalam autoklaf
pada suhu 121 C dengan tekanan 15 Psi selama 60 menit. Bersamaan dengan alat
dimasukkan juga botol berisi akuades dan aluminium foil.
3.4.2 Pembuatan Media
Media yang digunakan untuk pertumbuhan planlet adalah media dasar MS Murashige Skoog dengan penambahan NAA, Ekstrak Malt ME, dan kinetin pada
konsentrasi 0, 1, 2, 3, 4 ppm. Komposisi Media MS dapat dilihat pada Lampiran A. Tahap awal pembuatan media adalah pembuatan larutan stok yang terdiri dari stok
hara makro, hara mikro, iron, dan vitamin. Sementara unsur lain seperti sukrosa dan agar dapat ditimbang langsung sesuai kebutuhan tanpa harus dijadikan larutan stok.
Pembuatan media sebanyak 1000 ml. 14
Universitas Sumatera Utara
Larutan MS dibuat dengan memasukkan hara makro, myo-inositol, dan sukrosa ke dalam gelas ukur 1000 ml yang terlebih dahulu telah berisi akuades. Lalu
hara mikro, iron, vitamin, sukrosa, 500 mgl Ekstrak Malt ME dan 0,05 mgl NAA dimasukkan ke dalam gelas ukur yang ditambah akuades hingga 1000 ml, kemudian
larutan dibagi menjadi 5 bagian sesuai perlakuan. Selanjutnya kinetin dimasukkan untuk masing-masing perlakuan. Derajat keasaman pH larutan diukur setiap
perlakuan dengan menggunakan pH meter sebesar 5,8. Untuk mendapatkan pH yang optimal maka ditambahkan NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N.
Pada setiap perlakuan dimasukkan agar yang telah ditimbang sebanyak 3,5 g dan media dipanaskan sampai mendidih. Larutan dituang ke dalam botol kultur steril
yang kemudian ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan karet, selanjutnya disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
C dengan tekanan 15 Psi selama 30 menit. Botol kultur ditempatkan di rak-rak kultur untuk menghindari kontaminasi Reinert
Bajaj, 1989.
3.4.3 Sterilisasi Embrio
Eksplan berupa embrio dari biji jeruk dibersihkan di bawah air mengalir selama 30 menit, dibilas dengan akuades steril. Kulit biji terluar dilepaskan lalu direndam dalam
benlate 0,2 g100 ml dan ditambahkan 2 tetes tween 20 lalu dishaker selama 120 menit. Biji tanpa kulit terluar tersebut direndam dengan alkohol 70 selama 1 menit,
dibilas 3 kali dengan akuades steril, direndam dalam larutan pemutih 5 selama 5 menit dan dibilas 3 kali dengan akuades steril, selanjutnya dengan larutan pemutih
2,5 selama 5 menit, dibilas 3 kali dengan akuades steril. Biji tersebut diletakkan di dalam cawan petri kemudian dikeringkan dengan kertas saring steril. Berikut Gambar
3.4.3 biji yang di dalamnya terdapat embrio sebagai eksplan.
Gambar 3.4.3 Embrio Dari Biji Jeruk Keprok a Kulit Biji b Biji Utuh c Kotiledon d Embrio
a b
c d
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Penanaman Embrio