Strategi Pemasaran Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Dengan keadaan seperti ini, tentu saja tidak menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut akan bersaing ketat dengan perusahaan yang mengeluarkan produk sejenis. Perusahaan hendaknya menyadari bahwa dengan adanya persaingan tersebut sangat sulit bagi perusahaan untuk membangun reputasi perusahaan, demikian pula sebaliknya sangat mudah untuk kehilangan reputasi perusahaan tersebut (Supariyani, 2004).
Untuk perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik, agar konsumen atau pelanggan yang ada tidak beralih kepada perusahaan lain. Maka dari itu, perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan memerlukan pemasaran yang baik (Supariyani, 2004).
Pemasaran produk yang baik, akan dapat ditingkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar. Jika itu sudah terjadi, maka dapat dipastikan perusahaan akan mendapatkan laba maksimal. Jika pemasaran produk yang dilakukan tidak atau kurang tepat, maka akan terjadi penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan pendapatan yang diterima oleh perusahaan tersebut.
Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan pakaian seragam saat ini merupakan salah satu bisnis yang sedang naik daun dan berada pada tahap pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity
(2)
sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu. Menurut Direktorat Administrasi dan Pendidikan Institut Pertanian Bogor memiliki sembilan (9) fakultas, 39 departemen. Selain itu ada banyak sarana aktivitas kegiatan mahasiswa diantaranya terdapat dua (2) organisasi tingkat kampus (BEMKM dan DPMKM), sembilan (9) Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat fakultas, 37 Himpunan profesi tingkat departemen dan 42 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dari banyaknya organisasi di kampus yang memerlukan kaos atau jaket sebagai identitas organisasi menggambarkan pentingnya keberadaan bisnis konveksi (produksi pakaian). Belum lagi banyak produk-produk
merchandise IPB berupa kaos, sweater atau jaket yang banyak dicari oleh orang-orang yang berkunjung ke IPB, atau sebagai oleh-oleh mahasiswa pada saat pulang kampung. Oleh karena itu keberadaan konveksi ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah kampus.
Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan wilayah cocok untuk perkembangan bisnis ini karena beberapa faktor, yaitu jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli relatif cukup tinggi dan selain itu wilayah lingkar kampus IPB Darmaga merupakan wilayah pendidikan dengan kebutuhan sangat tinggi. Penambahan jumlah mahasiswa yang nyata menjadi salah satu peluang bagi industri ini. Menurut Direktorat Administrasi dan Pendidikan data jumlah penerimaan mahasiswa IPB S1 per tahun mencapai sekitar 3.500-4.000 mahasiswa.
CV. XYZ adalah salah satu konveksi yang berada di lingkar kampus, bergerak dibidang jasa pembuatan berbagai macam bentuk atau model seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian lapang dan lain-lain, yang produknya tersebut ditujukan untuk semua gender. Dalam hal ini perusahaan dituntut memenangkan persaingan melalui bauran pemasaran dari sejumlah peubah pemasaran inti (Product, Price, Place dan
Promotion) yang terkontrol oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai target pasar yang telah ditetapkan dan mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat, dalam
(3)
menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam berbisnis. Dari uraian yang telah di kemukakan tersebut maka, diteliti
Strategi Pemasaran
Konveksi XYZ di Kawasan Kampus IPB Darmaga Bogor
.1.2Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ saat ini ?
2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ ?
3. Alternatif strategi pemasaran apa yang sesuai untuk dilaksanakan oleh konveksi XYZ ?
1.3Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ.
3. Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat untuk diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terfokus pada CV. XYZ dalam meningkatkan penjualannya atas produk kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, seragam, training, pakaian lapang dan lain-lain.
(4)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Garment dan Konveksi
Menurut Kurniadi (2012) Perusahaan Garment adalah perusahaan yang memproses bahan baku kain menjadi pakaian jadi yang hasilnya akan dijual kepada konsumen. Dalam menghasilkan sebuah produk yaitu pakaian jadi, perusahaan garment harus mempunyai tiga (3) aset yang paling utama yaitu bahan kain yang akan dibuat menjadi pakaian, mesin jahit, dan operator mesin jahit. Proses mengubah material setengah jadi menjadi pakaian terdiri dari tiga (3) bagian besar yaitu proses memotong (cutting) sesuai pola pakaian, proses menjahit (making), dan proses merapikan (trimming) seperti memasang kancing, memberikan border.
Perbedaan antara perusahaan garment dan konveksi dari segi proses produksi. Pada ruang lingkup industri garment manajemen usaha telah terkoordinir dengan baik, kuantitas peralatan yang digunakan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan pada bidang konveksi peralatan yang digunakan terbatas dan dalam kuantitas yang sedikit. Pada proses pengerjaan CMT (cutting, making, dan trimming), masing-masing pekerja atau operator jahit pada sektor usaha konveksi biasanya mengerjakan langsung semua proses ini dari mulai memotong hingga merapikan pakaian jadi. Berbeda dengan Industri garment di mana pada pengerjaan suatu produk busana dikerjakan berdasarkan proses secara step by step. Misalnya sebuah Industri garment memproduksi pakaian kaos. maka tiap pekerja akan melakukan tugas yang seragam dari mulai menjadi rangka pakaian, kemudian bila potongan lengan sudah terbentuk maka masing-masing pekerja akan serentak melakukan proses penyambungan antara lengan dan badan pakaian hingga proses
(5)
2.2 Pemasaran
Pemasaran pada dasarnya mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan pasar dan berusaha mencapai suatu pertukaran potensial. Konsep pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah melalui penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran. Tujuan pemasaran adalah membantu dan merangsang pertukaran-pertukaran, sedangkan tujuan pertukaran adalah memuaskan kebutuhan, serta keinginan manusia, dimana kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu hal yang mutlak.
Menurut (Kotler, 2004), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan di inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2004).
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu usaha organisasi dalam mempertemukan manusia, keuangan dan sumber-sumber fisik yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan, serta keinginan individu maupun kelompok. Pemenuhan kebutuhan dilaksanakan melalui proses perencanaan dan pelaksanaan akan perwujudan konsep-konsep, pemberian harga, promosi dan distribusi barang-barang dan jasa, serta gagasan yang dapat diciptakan melalui pertukaran yang bernilai satu sama lain.
2.2.1. Strategi Pemasaran
Menurut Tjiptono (2008), Strategi pemasaran didefinisikan sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
(6)
Menurut Kotler (2008), dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal terpenting yang perlu dilakukan oleh manajemen pemasaran adalah penerapan konsep STP (segmentation, Targeting dan Positioning). Konsep ini saling terkait satu sama lainnya dan secara garis besar langkah-langkah STP terlihat pada Gambar 1.
Segmentasi Pasar
1. Mengindentifikasikan peubah segmentasi pasar dan segmentasi pasar. 2. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan.
Target Pasar
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen 2. Memilih segmen-segmen pasar
Market Positioninng
1. Mengindentifikasikan konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen pasar.
2. Memilih mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep positioning yang terpilih
Gambar 1. Langkah-langkah dalam desain strategi pemasaran
2.2.2. Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran pemasaran (marketing mix) yang mempunyai peranan penting dalam mem pengaruhi konsumen untuk membeli produk, atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran, baik pemasaran produk, maupun untuk pemasaran jasa di pasar.
(7)
Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran. Unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari semua peubah yang dapat dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran. Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2002), Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Dalam pemasaran, bauran pemasaran merupakan alat yang dapat digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen. Menurut McCarthy dalam Kotler (2007) bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion). Penjelasan dari masing-masing bauran pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah :
a. Produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
b. Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
c. Distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
d. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
(8)
Program pemasaran yang efektif menggabungkan semua unsur bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana taktis perusahaan untuk menentukan positioning yang kuat dalam perusahaan.
2.3Metode Proses Hierarki Analitik
Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan unsur penilaian atas setiap alternatif yang disukai (Marimin, 2004). Analisis AHP ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur, maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat (judgement). Selain itu, metode ini digunakan untuk memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan cara kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah didalam sebuah kerangka berpikir terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, karena mampu membantu menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan.
AHP memasukan aspek kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia (Saaty, 1991). Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat. Proses itu, sendiri dirancang untuk mengintegrasikan dua (2) sifat ini. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi yang kompleks, sehingga diperlukan menetapkan prioritas dan memerlukan pertimbangan.
Pada penerapan AHP yang diutamakan adalah mutu data dari responden dan tidak tergantung pada kuantitasnya (Saaty, 1991). Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan para pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan
(9)
dalam pemilihan alternatif. Para pakar disini merupakan orang-orang kompeten yang benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Untuk jumlah responden dalam metode AHP tidak memiliki perumusan tertentu, namun hanya ada batas minimum, yaitu dua (2) orang responden.
AHP telah banyak digunakan oleh para pengambil keputusan untuk membantu memecahkan masalah yang kompleks. Menurut Saaty (1991), AHP dapat digunakan untuk pengambilan keputusan seperti menetapkan prioritas, menghasilkan seperangkat alternatif, memilih alternatif, memilih alternatif kebijakan yang terbaik, menetapkan berbagai persyaratan, mengalokasikan sumber daya, meramalkan hasil dan menaksir risiko, mengukur prestasi, merancang sistem, merencanakan dan memecahkan konflik.
2.3.1 Keuntungan AHP
Menurut Marimin (2004) beberapa keuntungan yang diperoleh bila memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP adalah :
a. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur.
b. Kompleksitas. AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan masalah kompleks.
c. Saling ketergantungan. AHP dapat menangani saling ketergantungan unsur-unsur dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear.
d. Penyusunan hirarki. AHP mencerminkan kecenderungan alami pemikiran untuk memilah-milah unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
e. Pengukuran. AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.
f. Konsistensi. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan prioritas.
(10)
g. Sintesis. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
h. Tawar-menawar. AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkantujuan-tujuan mereka.
i. Penilaian dan konsensus. AHP tidak memaksakan konsensus, tetapi mensintesiskan suatu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.
j. Pengulangan proses. AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisinya pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan.
2.3.2 Prinsip Kerja AHP
Dalam metode AHP terdapat tiga (3) prinsip dalam memecahkan masalah, yaitu :
a. Menyusun Hirarki
Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia yang melibatkan pengidentifikasian unsur-unsur suatu persoalan, mengelompokkan unsur-unsur itu kedalam beberapa kumpulan yang homogen dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat yang berbeda. Pada prinsip ini, perusahaan berusaha menggambarkan, atau menguraikan permasalahan atau realita secara hirarki. Untuk memecahkan permasalahan kompleks, maka sebelumnya permasalahan terlebih dahulu didefinisikan. Lalu dilakukan pemecahan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya, bahkan sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tersebut. Karena alasan ini maka proses analisis dinamakan hirarki. Secara umum unsur yang digunakan pada hirarki adalah focus, forces, actors, objectives dan
scenario.
(11)
Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua (2) unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalam bentuk matriks pairwase comparison.
c. Konsistensi Logis
Konsistensi memiliki dua (2) makna. Pertama adalah obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua, menyangkut pada tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Dengan konsistensi logis menjamin unsur dikelompokan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria logis.
2.3.3 Langkah-Langkah Penggunaan AHP
Saaty (1991) menjelaskan terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah :
a. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi persoalan dengan melakukan analisa atau pemahaman yang mendalam terhadap persoalan yang dihadapi dan ingin dipecahkan. Setelah itu dapat dilakukan pengidentifikasian dan pemilihan unsur-unsur yang masuk komponen sistem, seperti focus, forces, actors, objectives dan scenario.
Dalam AHP sendiri tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen sistem. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
b. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh.
Hirarki merupakan suatu abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap
(12)
sistem. Abstraksi ini mempunyai bentuk saling berkaitan. Struktur hirarki disusun berdasarkan jenis keputusan yang akan diambil berdasarkan sudut pandang dari tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan tersebut. Hirarki yang terbentuk dalam metode AHP sendiri dapat berupa hirarki lengkap dan tak lengkap. Dalam suatu hirarki lengkap, semua unsur pada satu unsur pada satu tingkat memiliki hubungan dengan semua unsur yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, hirarki yang terbentuk adalah hirarki tidak lengkap. Pada struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan komponen sistem yang terdapat dalam hirarki tergantung pada pilihan peneliti.
Tingkat 1 Fokus
Tingkat 2 Faktor
Tingkat 3 Aktor
Tingkat 4 Tujuan
Tingkat 5 Alternatif
Gambar 2. Model struktur hirarki dalam metode AHP (Fewidarto, 1996) G
F1 F2 F3 Fn
A1 A2 A3 An
On1
O31
O21
O11
(13)
c. Menyusun matriks banding berpasangan.
Matriks perbandingan berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap unsur yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada di tingkat atasnya. Pada matriks ini, pasangan-pasangan unsur dibandingkan berkenaan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua (2) unsur, biasanya memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu (1) tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai kebalikannya.
d. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks dilangkah tiga (3).
Setelah matriks pembanding berpasangan antar unsur dibuat, dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap unsur pada kolom ke-I dengan setiap kolom pada baris ke-j. Pembandingan berpasangan antar unsur tersebut dilakukan dengan pertanyaan “seberapa kuat unsur pada baris ke-1 didominasi atau dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh focus dipuncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-j ?”, apabila unsur-unsur yang dipertimbangkan merupakan sebuah peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah “seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen dipuncak hirarki ?”. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 1. Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu unsur dibandingkan dengan unsur lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah.
(14)
Tabel 1. Definisi dan nilai pendapat kualitatif skala perbandingan Saaty Intensitas
pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua unsur sama pentingnya Dua unsur menyumbang sama besar pada sifat itu 3 unsur yang satu sedikit lebih
penting daripada lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu unsur atas unsur lainnya
5 Unsur yang satu sangat penting daripada unsur lainnya
Pengalaman dan
pertimbangan dengan kuat menyokong satu unsur atas unsur lainnya
7 Satu unsur jelas lebih penting daripada unsur lainya
Bukti yang menyokong unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 9 Satu unsur mutlak lebih penting
daripada unsur lainnya
Bukti yang menyokong unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
(15)
e. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila F1 lebih mendominasi
atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan Fjx namun
bila F1 kurang mendominasi, atau kurang mempengaruhi sifat X
dibandingkan Fjx maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah
garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. Contoh, bila unsur F24 memiliki nilai 7, maka nilai unsur F24 adalah 1/7.
f. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk sesama tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria unsur di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua (2) yaitu Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG)
1) MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki unsur yang disimbolkan dengan aij yaitu unsur matriks
pada baris kolom ke-i dan kolom ke-j. MPI dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. MPI
G A1 A2 A3 … An
A1 a11 a12 a13 … a1n
A2 a21 a22 a23 … a2n
A3 a31 a32 a33 … a3n
… … … …
An an1 an2 an3 … ann
(Sumber : Marimin, 2004)
2) MPG adalah matriks baru yang unsurnya (gij) berasal dari rataan
geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 3.
(16)
Tabel 3. MPG
X G1 G2 G3 … Gn
G1 G11 G12 G13 … G1n
G2 G21 G22 G23 … G2n
G3 G31 G32 G33 … G3n
… … … …
Gn Gn1 Gn2 Gn3 … Gnn
Rumus Rataan geometrik adalah :
gij = ∏ ij ………(1)
dengan : n = jumlah responden (pakar)
aij(k) = sel penilaian setiap pakar
g. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor mutu prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus :
VP (Vektor Prioritas) =
∑ ∏ ………(2)
Dimana :
VE (Vaktor Eigen) =
∏
ij
……….(3) Dengan : aij = unsur MPB pada baris ke-I dan kolom ke jn = jumlah unsur yang diperbandingkan h. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki.
Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Langkah yang digunakan adalah mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi
(17)
dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hirarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuesioner, atau lebih baik dalam mengarahkan responden yang mengisi kuesioner. Namun batasan diterima, atau tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, seperti Fewidarto (1996) menjelaskan bahwa jika tingkat inkonsistensi 10% ke bawah tidak dicapai maka dapat digunakan batas lebih besar, atau bahkan rataan CR penilaian pakar.
Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah : 1) CI (Indeks Konsistensi)
CI = ………(4)
Dengan : CI = Indeks Konsistensi λ max = Eigen value maksimum
n = jumlah unsur yang diperbandingkan dimana :
λmax = ∑ ……….(5)
i) VB (Nilai Eigen) = ………(6) ii) VA (Vektor Antara) = aij x VP ……….(7)
Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) dengan rumus yaitu :
(18)
2) CR (Rasio Konsistensi)
CR =
………(8)RI adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh OAK RIDGE LABORATORY, dari matrik berorde 1 – 15 dengan menggunakan contoh berukuran 100. Tabel RI tersebut dimuat pada Tabel 4 : Tabel 4. Indeks Acak
N 1 2 3 4 5 6 7
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 N 8 9 10 11 12 13 14 RI 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 Sumber : Fewidarto, 1996
2.4Penelitian yang Relevan
Oktaviani (2008) melakukan penelitian tentang analisis strategi pemasaran ekspor tekstil pada PT.X di Jawa Barat. Pada penelitian ini teridentifikasi enam (6) faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi pemasaran ekspor pada PT.X yaitu tingkat persaingan (0,319), karakteristik pasar (0,266), saluran distribusi (0,136), teknologi (0,121), harga (0,121) dan kebijakan pemerintah (0,037). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi pemasaran ekspor yang menjadi prioritas utama adalah pembentukan divisi riset pasar dan riset pesaing agar perusahaan lebih siap menghadapi persaingan dan mengetahui kondisi pasar (0,357). Alternatif kedua yang dapat dilakukan adalah meningkatkan mutu produk melalui kontrol dan pengawasan mutu ketat (0,261). Sedangkan alternatif ketiga dan keempat adalah aktif memperkuat kemitraan dan kerjasama dengan agen (0,253), serta melakukan strategi penetapan harga fleksibel (0,130)
Simatupang (2007) melakukan penelitian tentang perancangan strategi pemasaran dengan proses AHP pada RS BMC. Berdasarkan hasil analisis
(19)
diketahui bahwa strategi operasional yang menjadi prioritas pada masing-masing bauran pemasaran untuk mencapai tujuan meningkatkan penjualan adalah strategi mutu (0,465), strategi struktur diskon (0,408), strategi humas (0,376), strategi lokasi (0,733), strategi pelatihan SDM (0,533), strategi pelayanan (0,799), strategi reliabilitas (0,501) dan strategi brosur (0,593).
(20)
III. METODE PENELITIAN
3.1Kerangka Pemikiran Penelitian
CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus. Dalam menghadapi persaingan di pasar, CV.XYZ perlu merumuskan strategi pemasaran yang efektif agar dapat mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan. Adapun perumusan strategi pemasaran tersebut harus didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi mencerminkan suatu perusahaan dan apa yang menjadi tujuannya dalam jangka waktu tertentu. Tanpa adanya visi dan misi tersebut perusahaan akan seperti kehilangan arah tujuan dan hasil yang akan dicapai.
CV. XYZ merumuskan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menetapkan terlebih dahulu pasar mana yang menjadi target penerapan strategi, serta bauran pemasaran perusahaan yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Setelah melakukan identifikasi, selanjutnya disusun strategi yang memungkinkan untuk dipilih dan diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ dengan menggunakan alat analisis metode AHP. Metode AHP merupakan suatu metode yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Metode AHP juga memasukan pertimbangan nilai-nilai pribadi secara logis. Setelah melewati proses penilaian oleh pakar dan pengolahan bobot prioritas, maka diperoleh hasil strategi terpilih, yakni strategi dengan nilai prioritas terbesar. Strategi tersebut kemudian diterapkan pada pasar sasaran yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
(21)
Gambar. 3 Kerangka pemikiran penelitian
3.2Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Perusahaan konveksi XYZ yang beralamat di Jl. Bara 4 No.94 Kampus Dalam Darmaga-Bogor 16680. CV. XYZ adalah salah satu perusahaan konveksi yang memproduksi berbagai model atau bentuk seragam seperti kaos, kemeja, sweater, jaket, almamater, training, pakaian lapang dan lain-lain. Waktu Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2011 – Januari 2012.
Perusahaan Konveksi XYZ
Visi dan Misi Perusahaan
Identifikasi Pasar Perusahaan XYZ
Bauran Pemasaran 1. Produk 2. Lokasi 3. Harga 4. Promosi
Alternatif-alternatif Strategi AHP
(22)
3.3Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk kepentingan analisis adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara tatap muka dan wawancara dengan kuesioner (Lampiran 1). Data sekunder didapatkan dari berbagai sumber, yaitu dokumen tertulis yang diperoleh dari pihak CV.XYZ buku referensi, internet dan skripsi.
Pemilihan narasumber pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yang terkait dengan pemahamannya mengenai strategi pemasaran dan besarnya peranan para narasumber yang dipilih dalam perumusan dan pelaksanaan strategi pemasaran perusahaan.
Jumlah narasumber terdiri dari empat (4) orang, karena dalam metode AHP sendiri tidak memiliki perumusan tertentu untuk mengambil jumlah contoh yang tepat, atau tepatnya terdapat batas minimum (dua orang narasumber). Narasumber dipilih dengan pertimbangan benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan, sehingga cukup kompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Namun, responden tidak berarti mewakili suatu unsur tertentu pada hirarki, karena kedua hal ini merupakan peubah bebas. Responden sendiri berasal dari CV.XYZ, yaitu pemilik (manajer umum), manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff penjahit.
3.4Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan analisis data dengan Metode AHP. Metode AHP dipilih, karena cocok digunakan untuk mengorganisasi informasi yang tidak terstruktur dan kompleks untuk mengambil sebuah keputusan atau memilih sebuah prioritas melalui proses kuantitatif. Informasi yang tidak terstruktur ini diorganisasikan kedalam sebuah hirarki yang menunjukkan hubungan antar kriteria dan tujuan didalamnya.
Berdasarkan kerangka kerja AHP, penelitian ini diawali dengan pembuatan hirarki yang disusun berdasarkan studi literatur, data dokumenter
(23)
perusahaan, observasi, hasil wawancara dan dengan konfirmasi dari pihak perusahaan. Struktur hirarki yang telah disusun akan menjadi dasar dalam pembuatan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Hirarki yang sudah sesuai dengan permasalahan dan dapat menggambarkan hubungan secara tepat kemudian diberi penilaian oleh pakar melalui kuesioner. Pakar yang dimaksud adalah orang yang menguasai bidang yang dibahas dalam penelitian ini pakar yang dipilih yaitu manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff penjahit. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap unsur pada seluruh tingkat pada struktur hirarki. Validitas kuesioner untuk pemilihan strategi pemasaran dilihat melalui konsistensi setiap matriks, baik itu individu maupun gabungan dan juga konfirmasi yang dilakukan dengan pakar.
Hasil pengolahan data primer ini dimulai dengan memeriksa terlebih dahulu kekonsistenaan pembobotan yang diberikan responden. Pengolahan kekonsistenan pembobotan dilakukan dengan menggunakan expert choice. Dimana dalam penelitian ini batas tingkat inkonsistensi 10% dan selanjutnya masing-masing pembobotan per individu terbukti konsisten, keseluruhan pembobotan oleh masing-masing individu akan digabungkan dalam satu matriks gabungan. Setelah itu matriks gabungan inilah yang akan diukur kembali pembobotannya lewat mekanisme perhitungan AHP dengan Microsoft Excel yang akan melahirkan pengolahan data vertikal dan pengolahan data horizontal. Hasil pengolahan vertikal menjadi dasar pemilihan alternatif pemilihan strategi pemasaran, sedangkan hasil pengolahan horizontal memperlihatkan keterkaitan dan tingkat pengaruh antara satu faktor dengan unsur lain dalam satu tingkat hirarki dengan unsur lain dalam tingkat hirarki di bawahnya.
Hasil pengolahan dari metode AHP tersebut akan menghasilkan pilihan strategi yang disukai berdasarkan penilaian pakar yang sudah diuji konsistensinya. Berikut ini disajikan gambar struktur hirarki yang digunakan (Gambar 4)
(24)
Manajer Umum (pemilik)
Manajer Pemasaran
Manajer Keuangan
Staff pekerja (penjahit)
Pengembangan pasar Menguatnya
brand XYZ
Meningkatnya penjualan dan keuntungan
Pengembangan produk PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN
CV. XYZ. GOAL FAKTOR AKTOR TUJUAN ALTERNATIF
Gambar 4. Struktur Standar AHP
Strategi 1 Meningkatkan
mutu produk
Strategi 3 Meningkatkan
promosi Strategi 2
Memberikan diskon
Strategi 4 Membentuk lokasi Usaha strategis Tingkat persaingan Karakteristik pasar Saluran distribusi
Teknologi Harga
Strategi 5 Memberikan pelatihan kepada
(25)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
CV.XYZ merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak dalam pembuatan seragam seperti kaos, sweater, jaket, kemeja, pakaian lapang, jas lab, jas almamater. Dengan desain-desain yang unik dan fungsional, perusahaan ini mampu mengeluarkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif untuk pasaran lokal. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 1 Maret 2008 dengan workshop di daerah Babakan Raya IV No 94, Darmaga, Bogor.
Pada dasarnya ada dua (2) nilai tambah yang ditawarkan oleh bisnis konveksi ini kepada konsumennya. Yang pertama adalah dari segi biaya, ongkos yang dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih murah dibandingkan jika mereka memproduksi ke Bandung atau Jakarta yang terkenal sebagai pusat konveksi. Hal ini disebabkan lokasi yang lebih dekat dengan keberadaan konsumen, yaitu di kawasan lingkar kampus. Nilai tambah yang kedua yaitu konsumen lebih mudah manjangkau lokasi ketika terjadi keluhan, sehingga kepuasan konsumen bisa dijaga.
Pemasok dan Mitra
Dalam menjalankan usaha ini konveksi ini bekerjasama dengan mitra yaitu Konveksi Trijaya Group dan Toko Amida di Bogor, Toko Ping di Jakarta dan Toko Kota Indah di Bandung. Posisi mitra ini adalah sebagai vendor dari produk-produk sekunder dan pemasok bahan baku. Selain itu konveksi ini juga bisa melakukan benchmarking dari segi operasional dan
(26)
4.1.2. Visi dan Misi Visi :
Menjadi perusahaan konveksi terkreatif di Bogor yang mengkombinasikan skill dan teknologi dalam produk bermutu.
Misi :
a. Menjadi perusahaan yang memiliki layanan yang baik, harga murah dan bermutu tinggi.
b. Menciptakan produk-produk yang inovatif, mempunyai nilai tambah, dan berdaya saing tinggi.
c. Menjadi perusahaan konveksi yang profesional yang memiliki manajemen yang tepat guna dalam mengelola organisasi dan menjalankan usaha.
d. Memberikan kesempatan kepada berbagai lapisan masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Spesifikasi :
CV. XYZ menerima pemesanan produksi untuk seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater dengan mutu distro. Produk-produk di Produk-produksi dengan pengawasan kualitas yang detail. Produk ditujukan untuk semua gender dan diharapkan memenuhi kebutuhan konsumen.
4.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian tugas
Struktur atau hierarki organisasi yang dibuat adalah struktur organisasi matriks. Struktur ini dibuat untuk mempermudah koordinasi dan membentuk organisasi yang efisien untuk menekan seminimal mungkin biaya overhead perusahaan yang berasal dari gaji. Dalam menjalankan tugas pokoknya CV. XYZ dipimpin oleh seorang
General manager (GM). Perusahaan ini memiliki tiga (3) bagian utama yaitu, pemasaran, keuangan (administrasi), serta produksi operasi termasuk tenaga teknis. Berikut ini adalah penjelasan tugas dan tanggungjawab dari struktur pada Gambar 5 :
(27)
Gambar 5. Struktur organisasi perusahaan General Manager :
a. Penanggung jawab utama perusahaan.
b. Menentukan keputusan-keputusan strategis perusahaan. c. Menentukan target setiap periode.
d. Membuat mekanisme pengangkatan dan pemecatan karyawan.
e. Membuat sistem untuk meningkatkan motivasi, knowledge dan skill karyawan. f. Bertanggung jawab membina hubungan baik dengan karyawan dan
Shareholder. Keuangan :
a. Membuat system pencatatan keadministrasian perusahaan.
b. Membuat laporan keuangan perusahaan dan mengelola Cash Flow perusahaan. c. Menyimpan uang perusahaan.
d. Melakukan analisis biaya dan keuangan perusahaan, serta membuat anggaran. e. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan pemasok dan rekanan.
Pemasaran :
a. Mengkoordinasikan agen-agen pemasaran.
b. Membuat kerjasama dengan instansi/perusahaan/organisasi. c. Membuat desain katalog.
d. Membuat sistem pendistribusian produk. e. Melakukan evaluasi dan riset pasar.
f. Bertanggungjawab membina hubungan baik dengan konsumen, agen dan instansi.
GENERAL MANAGER
PEMASARAN PRODUKSI
DAN OPERASI KEUANGAN
(28)
g. Bertanggungjawab atas segala lay out pemesanan dan promosi
Produksi dan Operasi :
a. Bertanggungjawab sebagai kepala produksi harian. b. Mengkoordinasikan karyawan setiap hari.
c. Bertanggungjawab atas pengadaan mesin, peralatan dan bahan baku d. Melakukan perencanaan produksi.
e. Melakukan perawatan terhadap alat-alat produksi.
f. Membuat sistem pengembangan produk Research and Development, atau (R&D).
g. Melakukan kontrol terhadap mutu produk yang dihasilkan. 4.2 Kegiatan Pemasaran CV. XYZ
4.2.1. Bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan CV. XYZ
a. Menggunakan logo atau merk sebagai identitas produk. (Gambar.6)
Personal selling : Dengan Lobbying presentasi penjualan saat mengikuti open tender untuk sebuah acara kepanitiaan di kampus.
b. Mengikuti pameran dan acara bazar di kampus.
c. Melakukan promosi dengan memberikan diskon kusus, jaminan produk, membagikan brosur, selebaran, kalender, dan pembatas buku.
e. Memasang spanduk lokasi usaha.
Gambar 6. Logo, atau merk perusahaan
4.2.2. Strategi Produk
Secara umum, produk dibagi menjadi dua (2) kelompok besar, yaitu kelompok produk utama (Primer) dan kelompok produk pelengkap (Sekunder). Produk utama merupakan produk yang diproyeksikan sebagai sumber pendapatan utama dan keseluruhan proses produksi dikerjakan
(29)
sendiri. Produk ini meliputi produk kaos, sweater, jaket dan seragam berdasarkan pesanan. Produk pelengkap merupakan produk sekunder, sebagai sumber pendapatan tambahan. Selain itu dari proses produksinya ada sebagian, atau keseluruhan dari prosesnya yang menggunakan sistem
outsourcing dengan mitra perusahaan lain. Produk pelengkap meliputi kemeja, pakaian lapang dan jas lab.
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, konveksi ini memberi kebebasan kepada konsumen untuk melakukan sourcing. Tindakan sourcing
ini adalah suatu tindakan untuk mencari bahan baku. Pembeli (buyer) terlebih dahulu melakukan pemesan pakaian, dimana pembeli tersebut akan menentukan bahan apa yang diinginkannya. Kemudian pihak konveksi mencari bahan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sesuai dengan strategi pemasaran konveksi ini menyediakan produk bermutu. Untuk menjaga agar mutu produk tetap terjaga konveksi tersebut menerapkan standar yang tinggi dari peralatan dan bahan baku yang dibeli. Selain itu konveksi tersebut bekerjasama dengan mitra yang sudah berpengalaman dalam melakukan maintanance peralatan dan perlengkapan. 4.2.3. Strategi Harga
Jika diamati harga yang umum di pasaran untuk produk layanan konveksi biasanya mengambil margin keuntungan yang sangat besar. Bahkan untuk daerah sekitar Bogor, harga produk secara nyata berada di atas harga umum pasaran. Menurut pemilik konveksi ini ada tiga (3) faktor yang menyebabkan tingginya harga produk konveksi, yang pertama margin keuntungan tinggi disebabkan masih sedikitnya pelaku bisnis ini dibandingkan permintaan yang ada, yang kedua untuk perusahaan kecil harga suplai bahan baku cukup tinggi, karena kapasitas produksinya masih rendah, dan ketiga adalah banyaknya pemborosan yang dilakukan.
Dalam industri pakaian jadi ini harga bersifat sensitif, dimana para produsen cenderung bersaing menurunkan harga, kecuali untuk produk-produk yang sudah memiliki merek terkenal dipasaran. Selain itu, penetapan
(30)
harga yang beragam juga ditetapkan berdasarkan jenis bahan yang akan digunakan untuk membuat pakaian tersebut. Jenis bahan yang umumnya digunakan untuk membuat pakaian adalah :
a. Bahan Kaos : katun kombed 30s, katun kombed 24s, katun kombed 20s, katun kardet, polyester double, dan single knit.
b. Bahan Kaos olahraga : paragon, alyet, dan hyget super. c. Bahan sweater : flece katun, flece pe, diadora, dan adidas. d. Bahan jaket : kanvas, twill, drill, dan parasut.
Strategi harga yang ditetapkan berdasarkan ke empat jenis bahan ini adalah penetapan harga yang paling tinggi untuk pakaian dengan jenis bahan kombed. Penetapan-penetapan harga tersebut dengan mengasumsikan bahwa ketebalan kain yang digunakan adalah sama.
Pada konveksi XYZ kebijakan harga yang diambil berada di bawah harga umum pasaran, karena pasar utama yang dibidik adalah pasar pelajar dan mahasiswa yang notabene cukup sensitif terhadap harga produk. Dengan demikian diharapkan volume penjualan akan semakin tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan.
4.2.4. Strategi Promosi
Beberapa bentuk promosi yang dijalankan adalah :
a.Memberikan diskon harga produk terhadap pembelian dalam jumlah tertentu.
b.Membuat spanduk lokasi usaha.
c.Menyebarkan media promosi seperti flyer, leaflet, poster, kalender, pembatas buku, dan lain-lain.
d.Mengajukan penawaran terhadap sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan perusahaan swasta.
e. Mengajukan penawaran terhadap panitia kegiatan akademik perguruan tinggi dan sekolah.
f. Memberikan voucher khusus.
(31)
4.2.5. Strategi Lokasi dan distribusi
Dari segi lokasi usaha yang ditempati, jelas bahwa konveksi tersebut berada pada lokasi strategik karena berada di Lingkar Kampus IPB dan dikelilingi oleh pusat-pusat keramaian. Oleh karena itu, sistem distribusi lebih terfokus pada pelayanan ditempat atau distribusi pasif. Sebagai salah satu strategi untuk meningkat penjualan konveksi tersebut juga menggunakan sistem delivery dan merekrut agen-agen untuk mengambil order-order besar. 4.2.6. STP
Dari segi pasar, bisnis ini mempunyai segmentasi cukup luas, yaitu mulai kelas menengah sampai dengan kelas atas. Lebih spesifik lagi target dari bisnis ini dibagi menjadi beberapa kalangan, yaitu pelajar, mahasiswa, pegawai kantoran dan masyarakat umum. Untuk kalangan pelajar, mahasiswa dan perusahaan swasta, atau pemerintah daerah biasanya memproduksi pakaian untuk kebutuhan identitas organisasi, atau kegiatan, sedangkan untuk masyarakat umum biasanya memproduksi pakaian untuk kebutuhan sendiri, maupun komunitas tertentu.
Konveksi tersebut memilih target pasar ini, karena lokasi yang dimiliki sangat strategik, sehingga mudah dijangkau. Selain itu untuk daerah Babakan Raya belum ada perusahaan konveksi yang mampu memenuhi permintaan pasar di daerah ini dan memproduksi langsung. Selain itu salah satu pertimbangan lainnya adalah strategi pengembangan bisnis dilakukan bertahap, untuk tahap awal konveksi tersebut hanya melayani produksi sesuai pesanan konsumen dengan pola pemasaran pasif. Positioning perusahaan ini yaitu menghasilkan produk yang bermutu tinggi sejajar dengan mutu distro dengan harga yang terjangkau.
4.3 Analisis Pengambilan keputusan strategi pemasaran CV. XYZ.
4.3.1. Faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran
(32)
Semakin banyaknya perusahaan baru yang memasuki industri konveksi, maka membuat semakin meningkatnya tingkat persaingan dalam industri yang sama. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kompetisi dalam memperebutkan pasar dan kepercayaan konsumen. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam menghadapi pesaing adalah kegiatan pesaing. Sebaiknya, perusahaan tidak mengabaikan segala aktifitas pesaing dalam memasarkan produknya, baik dalam kegiatan menginformasikan produk, maupun bagaimana cara pesaing untuk mendapatkan konsumen. Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan sebaiknya memperhatikan faktor tersebut.
b. Karakteristik Pasar
Segmentasi pasar yang dimasuki perusahaan adalah kalangan menengah ke atas, karena produk perusahaan termasuk dalam kategori cukup mahal, maka perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi seefektif mungkin agar terlihat profesional.
Permintaan konsumen terhadap produk-produk fashion/konveksi sedang mengalami peningkatan cukup pesat, maka faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan adalah bagaimana caranya agar informasi yang disampaikan perusahaan dapat dengan cepat dipahami oleh konsumen. Hal ini diharapkan oleh perusahaan agar dapat meraih pangsa pasar lebih cepat dibandingkan pesaingnya, maka diperlukan strategi yang tepat dalam melakukan promosi.
c. Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Saluran distribusi bertugas menyampaikan produk yang telah dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Agar strategi pemasaran yang disusun perusahaan memenuhi sasaran dan tujuannya, maka perusahaan harus memahami saluran distribusi yang digunakan. d. Teknologi
(33)
Salah satu faktor keberhasilan usaha di bidang konveksi adalah kecanggihan dan kondisi peralatan teknologi yang dimiliki. Semakin baik kondisi dan kecanggihannya, akan semakin tinggi kapasitas dan kualitas produk yang dihasilkannya. Di samping itu juga faktor keterampilan pengrajin mutlak diperlukan. Menurut Hubeis (2009), Teknologi adalah keseluruhan mesin/alat, atau cara yang diterapkan untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan guna kelangsungan dan kenyamanan manusia (misalnya teknologi mekanik, biologi, dan kimiawi). Hal lainnya, teknologi dapat dianggap sebagai proses transformasi sumber daya melalui kegiatan penelitian, baik dengan cara meningkatkan, memperbaiki, memodifikasi, menciptakan hal baru, mengubah dan menggabungkan. Dalam pengembangan produk pemahaman rantai kelahiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk pembinaan dan pengembangan perusahaan/industry melalui dukungan kelembagaan seperti kawasan bisnis dan lain-lainnya dalam menghasilkan kegiatan ekonomi yang berdaya dan berhasil guna bagi semua pihak. Rantai kelahiran teknologi tersebut dapat dilihat pada (Gambar 7).
Gambar 7. Rantai kelahiran teknologi (Hubeis, 2009)
Keterangan :
1) Gagasan/produk/jasa
2) Pengembangan prototype produk (teknis dan ekonomis) melalui formulasi, pemasaran dan pengembangan
3) Spesifikasi produk, harga dan potensi pasar
Ide (1)
Evaluasi (2)
Uji (5)
Pemasar an (6) Layak
(3)
Pengemb angan (4)
(34)
4) Integrasi tahap 1-3 (realisasi pabrikasi awal) melalui tahap pengendalian internal dan eksternal
5) Pabrikasi penuh dan strategi pemasaran (produk, harga, promosi, merek dan distribusi)
6) Komersialisasi produk/jasa secara total, baik yang sudah ada atau belum ada di pasar kepada konsumen
Dalam hal ini, faktor teknologi mengacu pada peralatan, mesin, dan teknologi produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan peningkatan kapasitas produksi, mutu produk, dan efisiensi proses produksi. Teknologi yang digunakan adalah teknologi standar konveksi mesin besar yang biasa digunakan di industri garmen. Mesin yang digunakan diantaranya mesin potong kain menggunakan OKTA RS 100 buatan Jepang, Mesing Obras Nissin Buatan Jerman, Mesin Overdeck Yamato Buatan Jepang, dan Mesin Jahit Brother buatan Jerman.
e. Harga
Harga produk menjadi salah satu factor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ. Harga berperan sebagai penentu dari pilihan pembeli dan sebagai salah satu unsur yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan (Kotler, 2007).
4.3.2. Aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan a. Manajer Umum
Manajer Umum (pemilik perusahaan) mempunyai peran yang penting dalam mengatur semua kegiatan yang ada di perusahaan, baik dalam kegiatan produksi, keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan pemasaran produk perusahaan.
b. Manajer Keuangan
Manajer keuangan konveksi icon bertanggung jawab terhadap bidang keuangan. Adapun tugas-tugas manajer keuangan konveksi XYZ adalah :
1) Membuat sistem pencatatan keadministrasian perusahaan.
(35)
3) Menyimpan uang perusahaan. c. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran konveksi icon bertanggungjawab terhadap bidang pemasaran dan administrasi penjualan. Tugas-tugas manajer pemasaran konveksi XYZ adalah :
1) Mengadakan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan kebijaksanaan program dan strategi di bidang pemasaran.
2) Mengawasi pelaksanaan sistem administrasi penjualan sesuai dengan ketentuan berlaku.
3) Mengetahui situasi pasar dan harga pasar, sehingga dalam pelaksanaan penjualan sesuai dengan ketentuan berlaku.
d. Karyawan Perusahaan (staff penjahit)
Karyawan Perusahaan adalah semua anggota yang terlibat dalam akktivitas pembuatan produk, baik bagian produksi, bagian riset dan desain. Karyawan perusahaan juga terlibat secara langsung, maupun tidak langsung terhadap kegiatan promosi perusahaan.
4.3.3. Tujuan penyusunan strategi pemasaran a. Menguatnya Brand XYZ
Perusahaan XYZ merupakan pendatang baru dalam dunia konveksi, maka penting bagi perusahaan untuk terus memperkuat
brand keberadaannya kepada konsumen melalui produknya. Brand
perusahaan adalah segala sesuatu yang menyangkut nama baik, reputasi dan kredibilitas suatu perusahaan di mata konsumen. Brand
yang baik merupakan asset bernilai tinggi, karena konsumen akan mencari perusahaan dengan reputasi yang baik. Untuk itu, kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk yang sesuai dengan spesifikasi konsumen dapat mempengaruhi citra perusahaan.
(36)
Hingga saat ini, pangsa pasar yang diraih oleh konveksi icon masih sedikit. Hal ini dikarenakan karena keberadaanya yang relatif baru di pasaran. Oleh karena itu masih ada kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk mengembangkan pangsa pasarnya melalui kegiatan pemasarannya.
c. Meningkatnya Penjualan dan Keuntungan
Setiap pengusaha pasti menginginkan perusahaannya terus maju dan berkembang. Tujuan umum perusahaan dalam kaitannya dengan memajukan perusahaan adalah meningkatkan laba yang dapat dicapai dari hasil penjualan. Selain itu, peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memperlancar aktivitas perusahaan dan mensejahterakan karyawan perusahaan. Ha-hal tersebut dapat dicapai apabila perusahaan mempunyai sumber daya yang cukup.
d. Pengembangan Produk
Produk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang tempat, property, organisasi dan gagasan (Kotler, 2007). Menurut Robinson (1997) strategi pengembangan produk (product development) digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek favorit. Pengembangan produk meliputi modifikasi cukup besar atas produk lama atau penciptaan lama melalui saluran yang sudah ada.
Selain itu Hubeis (2005) juga menyatakan bahwa pengembangan produk itu penting baik dalam pengembangan seperti old product development (OPD) maupun new product development (NPD), dimana kedua jenis pengembangan tersebut merupakan kunci perusahaan untuk bertahan dan bersaing di pasar,
(37)
baik jangka pendek atau jangka panjang, yang berupa keunggulan komparatif (mutu, harga dan teknologi), keunggulan kompetitif (SDM, organisasi dan pelayanan) dan kemampuan menarik konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk local ataupun global. OPD mencakup hal modifikasi, peningkatan dan perluasan merk yang ada oleh perusahaan, sedangkan NPD merupakan pengembangan produk yang benar-benar dilakukan oleh perusahaan.
Tantangan pada pengembangan produk ditentukan oleh 2 (dua) faktor berikut :
1) Eksternal meliputi inflasi, pasar segmentasi, teknologi baru yang berdampak negatif terhadap produk-produk yang sudah di pasar, perubahan demografi dan bertambah banyaknya produk-produk luar negeri yang ada di pasar.
2) Internal meliputi ide-ide yang tercipta, seleksi ide dari bagian yang ada di organisasi, evaluasi awal (untung/rugi, nilai tambah, pemenuhan permintaan pasar, dan lain-lain), pengembangan jangka pendek dan panjang dari formulasi dan uji coba produk hingga pasar dan tahap komersialisasi yang dimulai dari penetapan jumlah dan mutu hingga cara memasarkan.
4.3.4. Alternatif Strategi pemasaran
Alternatif strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan oleh konveksi XYZ untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan adalah :
a. Alternatif A : Meningkatkan mutu produk.
Menurut Deming dalam Nasution (2005), Mutu sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar, atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. Definisi ini berpusat pada pelanggan, dimana pelanggan mempunyai kebutuhan dan pengharapan tertentu. Tujuan akhir dan konsep,
(38)
kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya “total customer satisfaction”. Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya diinginkan, serta kapan dan bagaimana mereka inginkan, atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan dan keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (Total Quality Management).
b. Alternatif B : Memberikan diskon.
Menurut Kotler (2008) Sebagian besar perusahaan menyesuaikan harga dasarnya untuk memberikan pelanggan penghargaan atas respon tertentu, seperti pembayaran tagihan lebih awal, volume pembelian dan pembelian di luar musim. Penyesuaian harga ini disebut diskon dan potongan harga (allowance). Strategi harga diskon pada penjual adalah strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang telah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas (quantity discount), yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membeli dalam volume besar , dan diskon pembayaran tunai (cash discount), yaitu pengurangan harga bagi pembeli yang membayar tagihannya dengan segera dan yang terakhir adalah diskon fungsional (trade discount) yang disebut juga diskon dagang yaitu diskon yang ditawarkan oleh penjual kepada anggota saluran yang melakukan fungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan dan pencatatan.
Dengan memberikan diskon, secara umum akan banyak orang yang tertarik dengan produk, atau jasa dan selanjutnya akan mencari dan
(39)
menggunakannya. Jika produk atau jasa bermutu, maka banyak orang akan memberitahukan hal tersebut kepada orang lain (program iklan “dari mulut ke mulut”). Dengan demikian, produk atau jasa yang lainnya semakin dikenal dan diminati.
c. Alternatif C : Meningkatkan promosi
Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk adalah kegiatan promosi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan, terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Promosi adalah kegiatan pendukung strategi pemasaran yang sengaja diadakan untuk mengingatkan para konsumen mengenai produk atau jasa, dengan brand tertentu. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun bermutunya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi nya, maka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2008).
Strategi promosi sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan, atau penjualan barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan laba yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Sehingga
(40)
kita dapat memperoleh informasi akurat dari para konsumen, mengenai respon produk yang ditawarkan.
d. Alternatif D : Menetapkan lokasi strategik usaha.
Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategik menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategik lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha dan sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih tidak strategik maka penjualan tidak akan terlalu bagus.
e. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM
Bisnis konveksi merupakan bisnis kreativitas yang berkaitan erat dengan inovasi dari desain-desain yang dihasilkan. Selain itu, SDM untuk tiap tahapan produksi memerlukan tenaga yang ahli dan terampil. Untuk mendapatkan tenaga ahli dan terampil perlu diadakan pelatihan. Dengan tenaga terampil diharapkan dapat dihasilkan produk bermutu, ditunjang oleh sistem produksi sistematis.
Pelatihan mengacu kepada metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru, atau yang ada saat ini dengan keterampilan yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan (Dessler, 2003). Saat ini, pelatihan juga berperan penting dalam proses manajemen kinerja. Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para karyawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ini berarti melakukan pendekatan terintegrasi dan berorientasi pada tujuan untuk menugaskan, melatih, menilai, dan memberikan penghargaan pada kinerja karyawan. Melakukan pendekatan manajemen kinerja berarti bahwa upaya-upaya pelatihan yang dilakukan harus sesuai dengan apa yang diinginkan pengusaha untuk diberikan oleh setiap karyawan agar tujuan perusahaan dapat dicapai.
(41)
4.4. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Pemasaran
Dari hasil pengolahan AHP didapatkan dua (2) sudut pandang pengolahan yaitu pengolahan horizontal dan pengolahan vertikal. Pengolahan horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hierarki keputusan. Sedangkan pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama (Marimin, 2004). Hirarki strategi pemasaran konveksi XYZ dapat dilihat pada Gambar 8.
(42)
PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN CV. XYZ
GOAL
FAKTOR
AKTOR
FOKUS
ALTERNATIF
Gambar 8. Struktur hirarki pemilihan strategi pemasaran Konveksi XYZ
Keterangan :
1. Tingkat 1, Fokus : Goal yang menjadi inti dari permasalahan yang ingin dipecahkan oleh metode AHP.
2. Tingkat 2, Faktor : Hal-hal yang menjadi faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ.
a. Tingkat persaingan (TP)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor tingkat persaingan adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff pekerja.
b. Karakteristik pasar (KP)
TP (0,177) KP (0,309) SD (0,112) TK (0,094) HG (0,307)
MU (0,42) MP (0,26) MK (0,17) SP (0,15)
PP (0,25) MPK (0,44)
MB (0,17) PPK (0,31)
MMP (0,14)
MDK (0,27)
MPR (0,32)
MLU (0,19)
MPS (0,08)
(43)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor karakteristik pasar adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff pekerja.
c. Saluran distribusi (SD)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor saluran distribusi adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff pekerja.
d. Teknologi (TK)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor teknologi adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff pekerja.
e. Harga (HG)
Aktor yang berperan dalam penentuan faktor harga adalah Manajer umum, manajer pemasaran, manajer keuangan dan staff pekerja.
3. Tingkat 3, Aktor : Aktor-aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran konveksi XYZ.
a. Manajer Umum (MU)
Tujuan yang ingin dicapai manajer umum dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan, pengembangan produk.
b. Manajer Pemasaran (MP)
Tujuan yang ingin dicapai manajer pemasaran dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan, serta pengembangan produk.
c. Manajer Keuangan (MK)
Tujuan yang ingin dicapai manajer keuangan dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
(44)
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan, pengembangan produk.
d. Staff Pekerja/ penjahit (SP)
Tujuan yang ingin dicapai staff Pekerja dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi adalah menguatnya Brand XYZ,
pengembangan pasar, meningkatnya penjualan dan keuntungan, pengembangan produk.
4. Tingkat 4, Tujuan : Tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam kegiatan pemasaran konveksi XYZ.
a. Menguatnya Brand XYZ (MB) b. Pengembangan pasar (PP)
c. Meningkatnya penjualan dan keuntungan (MPK) d. Pengembangan produk (PPK)
5. Tingkat 5, Alternatif : Hal-hal yang dirumuskan sebagai pilihan keputusan yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan. a. Alternatif A : Meningkatkan mutu produk (MMP).
b. Alternatif B : Memberikan diskon (MDK). c. Alternatif C : Meningkatkan promosi (MPR).
d. Alternatif D : Menetapkan lokasi strategik usaha (MLU). e. Alternatif E : Memberikan pelatihan kepada SDM (MPS). 4.4.1. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal
Pada tahap pengolahan horizontal ini terbagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu tingkat 3 merupakan aktor-aktor yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan penyusunan strategi pemasaran. Tingkat 4 yang merupakan analisis tujuan Konveksi XYZ dalam melakukan kegiatan pemasaran. Sedangkan tingkat yang terakhir yaitu unsur alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ.
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa aktor yang paling berkepentingan dalam penentuan faktor tingkat persaingan adalah manajer umum/pemilik (0,403) disini manajer umum mempunyai
(45)
wewenang dalam pengambilan kebijakan tentang persaingan. Menurut Kotler (1993) persaingan bagi suatu usaha sangat tergantung pada kemampuan pengusahanya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa banyaknya usaha yang sejenis pada tempat yang sama akan menarik banyak konsumen dan sama-sama sukses dalam usahanya. Bagi pengusaha kreatif, dengan adanya pesaing akan menjadi tantangan yang menarik dan membangkitkan ambisinya untuk mengatasi para pesaingnya, selanjutnya aktor dengan tingkat kepentingan kedua adalah manajer pemasaran dengan bobot 0,331. Manajer Pemasaran dalam fungsinya sebagai perencana, pengatur, serta pelaksana kebijaksanaan program dan strategi di bidang pemasaran, harus selalu mencermati kondisi persaingan yang terjadi dan mengkoordinasikan tim kerja di bawahnya untuk menyikapi kondisi tingkat persaingan tersebut secara tepat. Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya dan strategi bersaingnya dengan tepat.
Prioritas selanjutnya dalam tingkat persaingan adalah Staff pekerja dengan bobot 0,163. Staff menjadi aktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi karena melakukan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan tingkat persaingan, yaitu mengenai mutu produk yang dihasilkan. Selain itu, jumlah karyawan yang ada didalam perusahaan sangat terbatas, maka staff dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Prioritas yang terakhir adalah manajer keuangan (0,103), karena manajer keuangan tidak berhubungan langsung dengan tingkat persaingan yang di hadapi perusahaan dan hanya bertugas membuat anggaran termasuk anggaran yang terkait dengan pemasaran dan besar kecilnya tergantung tingkat persaingan yang dihadapi.
(46)
Tabel 5. Susunan bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat 3 (unsur aktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ)
Faktor/aktor MU MP MK SP
TP 0,403 0,331 0,103 0,163
KP 0,565 0,269 0,07 0,097
SD 0,297 0,455 0,069 0,179
TK 0,366 0,074 0,21 0,35
HG 0,355 0,175 0,338 0,132
Berkaitan dengan karakteristik pasar, aktor yang paling berpengaruh adalah manajer umum dengan bobot 0,565. Peranan manajer umum pada perusahaan ini dalam faktor karakteristik pasar adalah pada pengawasan penuh kebijakan pemasaran yang berhubungan dengan sifat dan kondisi pasar yang ditetapkan oleh manajer pemasaran. Tingkat kepentingan manajer pemasaran memiliki bobot 0,269. Manajer pemasaran harus mengetahui sifat dan kondisi pasar dalam hubungannya dengan tugas melakukan evaluasi dan riset pasar, disamping sebagai perangkat perusahaan yang berhubungan langsung dan bertanggungjawab terhadap kegiatan pemasaran, termasuk diantaranya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pasar sasaran.
Prioritas selanjutnya dalam karakteristik pasar adalah Staff pekerja dengan bobot 0,097. Staff menjadi aktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi, karena staff melakukan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan karakteristik pasar, yaitu mengenai pembuatan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang beragam. Hal ini dikarenakan karakteristik perilaku pelanggan yang akan melakukan re-buy, atau pembelian kembali jika mutu dan harga produk yang ditawarkan sesuai dengan keinginannya.
(47)
Manajer pemasaran (0,455) memiliki tingkat kepentingan terbesar dalam faktor saluran distribusi, karena manajer pemasaran memiliki kewenangan memilih saluran distribusi yang sesuai bagi produk tertentu terkait dengan tanggungjawabnya dalam membentuk sistem pendistribusian produk. Manajer umum (0,297) memiliki tingkat kepentingan kedua terbesar dalam faktor saluran distribusi, karena peranannya sebagai pengambil kebijakan yang berkaitan dengan penentuan saluran distribusi yang di ambil manajer pemasaran. Tingkat kepentingan para aktor lain dalam hubungannya dengan saluran distribusi adalah adalah staff pekerja (0,179) dan manajer keuangan
(0,069).
Dalam faktor teknologi, manajer puncak (0,366) memiliki pengaruh tertinggi, dikarenakan setiap kebijakan yang berkaitan dengan teknologi, termasuk peralatan perusahaan, mesin dan program dan peningkatan teknologi, menjadi wewenang penuh dan diputuskan oleh manajer umum terkait dengan tugas manajer umum dalam menentukan keputusan-keputusan strategis perusahaan. Staff pekerja (0,35) memiliki tingkat kepentingan kedua dalam hubungannya dengan teknologi, Para pekerja akan memberikan masukan kepada manajemen puncak mengenai teknologi yang paling bagus dalam menghasilkan mutu produk yang baik, peningkatan kapasitas produksi, ataupun tingkat keefisienan proses produksi.
Teknologi produk yang diciptakan sesuai dengan harapan pelanggan akan menciptakan kepuasan, sehingga pelanggan tersebut memiliki memori atas perusahaan tersebut (customer retention). Dengan adanya customer retention, maka akan terjadi rebuying, dimana organisasi akan memperoleh peningkatan penjualan dan laba keuntungan Perusahaan. Manajer pemasaran memiliki pengaruh terkecil dengan bobot 0,074, karena hanya memberikan masukan, serta saran
(48)
terhadap teknologi yang harus dilakukan perusahaan berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi dan pemenuhan permintaan pasar.
Dalam faktor harga manajer umum memiliki pengaruh tertinggi dengan bobot 0.355, dikarenakan manajer umum berwenang menentukan harga jual produk, setelah pihak manajer keuangan dengan bobot 0,338 menganalisis harga pokok penjualan suatu produk, serta biaya penjualan dan menentukan laba yang akan diperoleh perusahaan. Manajer pemasaran memiliki pengaruh 0,175 karena memberikan masukan kepada manajer umum dan manajer keungan mengenai situasi dan harga produk bersangkutan di pasar. Masukan yang diberikan oleh manajer pemasaran tentang harga jual produk sesuai dengan situasi dan kondisi pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat membantu pencapaian tujuan pemasaran. Oleh karena itu, manajer pemasaran memiliki pengaruh terhadap penentuan harga produk. Aktor terakhir yang berpengaruh dalam faktor harga adalah staff pekerja dengan bobot 0,132.
Tujuan pengolahan pada tingkat 4 adalah untuk mengetahui tujuan pemasaran perusahaan mana yang memiliki prioritas paling besar yang ingin dicapai oleh perusahaan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tujuan menguatnya brand XYZ menjadi hal yang utama bagi
manajer pemasaran (0,215) Dengan menguatnya brand menyebabkan
masyarakat mengetahui keunggulan produk dari konveksi tersebut dibandingkan dengan konveksi lainnya. Apabila hal tersebut tercapai, maka akan tercipta peningkatan daya saing dan daya jual yang tinggi. Pengembangan pasar (0,375) menjadi tujuan yang cukup penting bagi manajer pemasaran, dikarenakan tanggungjawabnya dalam meningkatkan target penjualan perusahaan.
Tujuan meningkatnya penjualan dan keuntungan (0,608) mendapat prioritas terbesar dari manajer keuangan hal ini terkait dengan tugas dari manajer keuangan yang bertanggungjawab terhadap kondisi
(49)
keuangan perusahaan. Bagi staff pekerja, tujuan pengembangan produk (0,312) menjadi prioritas utama. Hal ini dikarenakan staff pekerja bertanggung jawab untuk menciptakan produk-produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, jika produk yang dihasilkan beragam konsumen akan lebih banyak pilihan dan tercipta kepuasan konsumen.
Tabel 6. Susunan bobot hasil pengolahan horisontal antar unsur pada tingkat 4 (unsur Tujuan strategi pemasaran konveksi XYZ)
Tujuan/aktor MU MP MK SP
MPK 0,445 0,342 0,608 0,377
PP 0,239 0,375 0,086 0,239
MB 0,185 0,215 0,168 0,071
PPK 0,131 0,069 0,139 0,312
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa untuk mencapai tujuan menguatnya Brand XYZ, alternatif dengan prioritas paling tinggi adalah strategi meningkatkan mutu produk (0,49). Dengan menguatnya brand
menyebabkan masyarakat mengetahui keunggulan produk dari konveksi tersebut dibandingkan dengan konveksi lainnya. Pelanggan merupakan pembeli yang sudah memiliki pengalaman menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan dan melakukan pembelian secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Oleh karenanya, untuk menguatkan brand icon, maka yang harus dilakukan perusahaan adalah meningkatkan mutu produk agar pelanggan mendapatkan kepuasan dan jaminan mutu produk yang dihasilkan perusahaan.
Dalam tujuan pengembangan pasar, terlihat bahwa prioritas alternatif strategi yang diutamakan adalah strategi memberikan diskon (0,447). Hampir setiap orang memiliki kecenderungan untuk tertarik jika mendengar kata-kata gratis, atau diskon. Strategi dengan memberikan potongan harga dari harga yang telah ditetapkan demi meningkatkan
(50)
penjualan suatu produk barang, diharapkan strategi ini dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaan dengan menjangkau pembeli-pembeli baru untuk membeli produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
Tabel 7. Struktur bobot hasil pengolahan horizontal antar unsur pada tingkat 5 (unsur alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ)
Untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, meningkatkan kegiatan promosi (0,41) telah menjadi pilihan alternatif strategi utama. Sebagaimana di ketahui, produk, ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli, ataupun peminatnya, maka, salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan penjualan dan keuntungan adalah melalui kegiatan promosi. Strategi promosi sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan barang dan jasa yang ditawarkan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategi pemasaran selanjutnya, karena biasanya kegiatan promosi dijadikan sebagai cara berkomunikasi langsung dengan calon konsumen. Untuk memperoleh informasi akurat dari para konsumen, (respon produk yang ditawarkan).
Untuk pengembangan produk, menentukan lokasi strategi usaha (0,514) menjadi alternatif prioritas yang pertama, karena semakin strategis lokasi usaha, semakin banyak konsumen yang datang,
Tujuan/Alternatif MMP MDK MPR MLU MPS
MB 0,49 0,04 0,065 0,13 0,275
PP 0,048 0,447 0,313 0,143 0,049
MPK 0,096 0,309 0,41 0,137 0,048
(51)
sehingga perusahaan mendapat banyak informasi mengenai produk-produk apa yang harus di buat untuk memenuhi kepuasan pelanggan. 4.4.2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
Analisis pengolahan vertikal bertujuan untuk digunakan untuk menyusun prioritas setiap unsur dalam hirarki terhadap sasaran utama. Berdasarkan Tabel 8, karakteristik pasar menjadi prioritas pertama (0,309) yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi strategi pemasaran yang dirumuskan perusahaan. Kegiatan pemasaran ditujukan untuk semua kalangan yang mempunyai pasar heterogen. maka harus diperhatikan bagaimana cara mensinergikan kondisi tersebut untuk merumuskan sebuah strategi pemasaran efektif.
Tabel 8. Bobot dan prioritas faktor-faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ
Tingkat 2 (faktor) Bobot Prioritas Karakteristik Pasar 0,309 1
Harga 0,307 2
Tingkat Persaingan 0,177 3
Saluran Distribusi 0,112 4
Teknologi 0,094 5
Faktor harga berada diprioritas ke dua (bobot 0,307) dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ, dikarenakan selama ini perusahaan menetapkan harga di bawah harga umum pasaran, karena pasar utama yang dibidik adalah pasar pelajar dan mahasiswa yang cukup sensitif terhadap harga produk. Harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan harus terlebih dahulu menutupi harga pokok penjualan, serta biaya penjualan dan biaya yang terkait produk tersebut, baru kemudian dipertimbangkan tingkat keuntungan yang ingin dicapai perusahaan berdasarkan karakteristik produk, mutu dan daya beli pasar. Prioritas ke tiga adalah tingkat persaingan (0,177), dimana perusahaan dihadapkan pada kompetitor-kompetitor yang tidak hanya berasal dari dalam negeri,
(1)
Lanjutan Lampiran 2.
56). Compare the relative importance with respect TK \ MP\PPK MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04
57). Compare the relative importance with respect TK \ MK\MB MMP MDK MPR MLU MPS MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05
58). Compare the relative importance with respect TK \ MK\PP MMP MDK MPR MLU MPS MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
59). Compare the relative importance with respect to : T K\ MK \ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02
60). Compare the relative importance with respect to : T K\ MK \ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
(2)
Lanjutan Lampiran 2.
61). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05
62). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
63). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02
64). Compare the relative importance with respect to : T K\ SP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04
65). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ MB MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
(3)
Lanjutan Lampiran 2.
66). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ PP MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
67). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02
68). Compare the relative importance with respect to : HG\ MU\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04
69). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05
70). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
(4)
Lanjutan Lampiran 2.
71). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02
72). Compare the relative importance with respect to : HG\ MP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04
73). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ MB MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05
74). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ PP MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
75). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
(5)
Lanjutan Lampiran 2.
76). Compare the relative importance with respect to : HG\ MK\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
MPS Incon: 0.04
77). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ MB MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 7.48331 6.19198 4.72871 2.71081 MDK 0.451802 0.223607 0.160366
MPR 0.368893 0.211474
MLU 0.310202
MPS Incon: 0.05
78). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ PP MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.149237 0.163481 0.258199 0.903604
MDK 1.86121 4.35588 6.65371
MPR 3.22371 6.19198
MLU 4.22949
MPS Incon: 0.03
79). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ MPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.242746 0.20891 0.880111 2.23607
MDK 0.577351 2.47462 5.95789
MPR 2.69178 6.40217
MLU 3.60021
MPS Incon: 0.02
80). Compare the relative importance with respect to : HG\ SP\ PPK MMP MDK MPR MLU MPS
MMP 0.840894 0.237368 0.182778 1.68179
MDK 0.25 0.182574 3.13017
MPR 0.302138 5.73266
MLU 6.96401
(6)
RINGKASAN
SITI RINA AGUSTINANINGRUM. H24080072. Strategi Pemasaran pada
konveksi XYZ di kawasan kampus IPB Darmaga Bogor . Di bawah bimbingan H.
MUSA HUBEIS.
Bisnis konveksi yang bergerak dalam pembuatan seragamsaat ini berada pada tahap pertumbuhan. Salah satu penyebab berkembangnya bisnis ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya peningkatan pemakaian corporate identity sebagai simbol dari sebuah organisasi tertentu. Jika dilihat dari potensi pasarnya di wilayah lingkar kampus IPB merupakan wilayah cocok bagi perkembangan bisnis, karena jumlah mahasiswa yang banyak, daya beli relatif tinggi dan selain itu wilayah lingkar kampus merupakan wilayah pendidikan yang mempunyai kebutuhan sangat tinggi. Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang mengeluarkan produk sejenis dan produk subsitusi, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya dengan baik dan pemasaran yang baik untuk meningkatkan penjualan dan merebut pangsa pasar dalam mendapatkan laba maksimal.
Penelitian ini bertujuan : (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh konveksi XYZ, (2) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi dan menjadi unsur penyusun strategi pemasaran strategi pemasaran konveksi XYZ dan (3) Memberikan alternatif strategi pemasaran yang lebih tepat untuk diterapkan oleh perusahaan konveksi XYZ.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner, data sekunder didapatkan dari berbagai sumber seperti dokumen tertulis dari pihak konveksi XYZ, buku referensi, internet
dan lainnya. Alat analisis yang digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP)
diproses dengan program Expert Choice 11 dan Microsoft Excel 2007.
Berdasarkan hasil penelitian, Faktor-faktor yang teridentifikasi sebagai faktor penyusun strategi pemasaran konveksi XYZ adalah tingkat persaingan, karakteristik pasar, saluran distribusi, teknologi dan harga. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan strategi pemasaran konveksi XYZ adalah karakteristik pasar dengan bobot 0,309, faktor kedua dengan bobot 0,307 adalah harga, faktor tingkat Persaingan menempati prioritas ketiga dengan bobot 0,177, dan faktor saluran distribusi menempati prioritas keempat dengan bobot 0,112. Faktor teknologi menempati prioritas terakhir (0,094).
Alternatif strategi pemasaran konveksi XYZ yang diprioritaskan pertama-tama ialah meningkatkan kegiatan promosi (0,3146), alternatif kedua memberikan diskon dengan bobot 0,274, alternatif ketiga menentukan lokasi strategik usaha dengan bobot 0,1845, meningkatkan mutu produk menjadi prioritas ke empat dengan bobot 0,1431 dan kelima memberikan pelatihan kepada SDM dengan bobot 0,0838.