BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Globalisasi telah membuka begitu banyak pasar dan pesaing baru, penyebaran teknologi yang begitu pesat serta pertumbuhan jaringan komputer
yang luar biasa. Hal ini menyebabkan semakin bergunanya informasi dan teknologi informasi dalam dunia usaha, bahkan keduanya telah menjadi bahan
baku utama dan produk terpenting ekonomi. Aset modal yang dibutuhkan untuk kekayaan masa kini bukanlah tanah, peralatan mesin dan pabrik,
melainkan modal intelektual Stewart, 2002 : X. Informasi terkait modal intelektual menjadi penting diketahui oleh
shareholder karena perannya yang strategis, namun perhatian perusahaan tidak boleh terbatas pada shareholder, melainkan seluruh stakeholder
Donaldson dan Preston dalam Riahi-Belkaoui, 2003 : 216. Stakeholder merupakan kelompok yang vital bagi kelangsungan dan kesuksesan
perusahaan Freeman dalam Fontaine et al., 2006 : 4. Stakeholder dapat memperoleh informasi modal intelektual jika ada laporan yang menyajikan
modal intelektual perusahaan. Menurut Pal dan Soriya 2012 : 120, modal intelektual merupakan
penyebab adanya perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku suatu perusahaan. Dengan kata lain, modal intelektual merupakan sesuatu yang
tidak sepenuhnya tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini
menyebabkan diperlukannya model pengukuran modal intelektual yang dapat digunakan untuk membandingkan modal intelektual antar perusahaan.
Modal intelektual merupakan kepemilikan pengetahuan, aplikasi pengalaman, teknologi organisasional, hubungan pelanggan, dan keahlian
profesional yang memberikan keunggulan kompetitif perusahaan di pasar Edvinson dan Malone dalam Ahangar, 2011 : 89. Stakeholders memandang
perusahaan berkinerja baik sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif sehingga dari definisi tersebut terlihat bahwa modal intelektual
memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Fenomena yang ditemukan akhir-akhir ini adalah terjadinya
ketidakstabilan perekonomian dunia yang juga berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Ketidakstabilan perekonomian Indonesia berimbas
pada ketidakstabilan kinerja perusahaan. Ketidakstabilan ini dapat dilihat dari asset turnover ATO perusahaan pertambangan go public di Indonesia yang
cenderung fluktuatif, terkadang naik terkadang turun pada tahun 2009 – 2011. Fenomena ini diharapkan dapat diatasi dengan pengelolaan modal intelektual.
Pengelolaan modal intelektual yang baik melengkapi laporan keuangan yang dihasilkan sehingga dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang
kondisi perusahaan pada stakeholders untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan menjadi lebih tepat sasaran karena informasi yang
diperoleh lebih akurat sehingga kinerja perusahaan diharapkan menjadi semakin baik.
Seiring dengan semakin pentingnya peranan modal intelektual bagi kinerja perusahaan, semakin banyak pula penelitian yang dilakukan untuk menguji
pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan. Firer dan Williams 2003 meneliti pengaruh modal intelektual
Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Chen et al. 2005 dengan menggunakan sampel perusahaan go public di Taiwan. Chen et al. 2005
menggunakan VAIC terhadap kinerja perusahaan
berdasarkan pengukuran profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan perbankan, elektronik,
informasi, dan jasa. Variabel independen dalam penelitian ini adalah capital employed efficiency CEE, human capital efficiency HCE, structural capital
efficiency SCE. Variabel dependen yang digunakan adalah return on asset ROA, ATO, market-to-book ratio MB. Variabel kontrol yang digunakan
antara lain ukuran perusahaan, leverage, return on equity ROE, dan tipe industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HCE berpengaruh terhadap
ATO dan variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ROA.
TM
untuk menguji pengaruh modal intelektual terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan baik masa kini maupun masa
mendatang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah VAIC
TM
, RD expenditures RD dan advertising expenditures AD. Variabel dependen
yang digunakan adalah ROA, ROE, growth in revenues GR, employee productivity EP, MB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VAIC
TM
berpengaruh terhadap ROA, ROE, GR, EP, MB. RD berpengaruh terhadap ROA, GR, dan MB. AD berpengaruh terhadap ROA dan ROE.
Zeghal dan Maaloul 2010 meneliti pengaruh modal intelektual terhadap economic performance, financial performance, dan stock market performance
pada perusahaan UK yang terdiri dari tiga kelompok industri: high-tech, tradisional, dan jasa. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
intellectual capital efficiency ICE dan CEE. Variabel dependen yang digunakan adalah operating incomesales OIS, ROA, MB. Variabel kontrol
antara lain ukuran perusahaan dan leverage. Hasil penelitian menunjukkan leverage berpengaruh terhadap OIS dan ROA perusahaan jasa, sedangkan
ICE, CEE dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap OIS, ROA, MB.
Di Indonesia, penelitian yang menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan dilakukan oleh Ulum dkk. 2008. Sampel
penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah VAIC
TM
dan Rate of Growth of IC ROGIC. Variabel dependen yang digunakan adalah ROA, ATO, GR. Hasil penelitian
menunjukkan VAIC
TM
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa kini maupun masa mendatang, namun ROGIC
Penelitian lainnya dilakukan oleh Kuryanto dan Syafruddin 2008.
Penelitian ini meneliti pengaruh modal intelektual tidak menunjukkan pengaruh
terhadap kinerja perusahaan masa mendatang.
terhadap kinerja perusahaan go public dengan membagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menjadi empat industri. Variabel independen dalam penelitian ini adalah VAIC
TM
dan ROGIC. Variabel dependen yang digunakan adalah ROE, EPS,
annual stock return ASR. Hasilnya adalah VAIC
TM
Rangkuti 2012 meneliti pengaruh intellectual capital dan fundamental perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah VAIC maupun ROGIC tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa kini maupun masa mendatang.
TM
. Variabel dependen yang digunakan adalah ROA, ROE, ATO. Variabel kontrolnya terdiri dari ukuran perusahaan dan
debt ratio. Hasil penelitian menunjukkan VAIC
TM
Berdasarkan fenomena dan ketidaksesuaian hasil pada penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam
mengenai pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu peneliti menggunakan satu
variabel dependen, yaitu asset turnover ATO dan satu variabel kontrol, yaitu leverage. Perbedaan lain dari penelitian terdahulu adalah jenis perusahaan
yang menjadi populasi dan sampel serta tahun penerbitan laporan keuangan perusahaan.
tidak berpengaruh terhadap ROA, ROE, maupun ATO, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ATO,
dan debt ratio berpengaruh terhadap ROA.
Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan sebagai populasi penelitian. Berdasarkan uraian penelitian terdahulu, terlihat bahwa penelitian
terdahulu lebih terfokus pada perusahaan perbankan sehingga untuk menambah cakupan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual terhadap
kinerja perusahaan maka peneliti memilih perusahaan pertambangan. Alasan lainnya adalah perusahaan pertambangan mempunyai daya tarik yang besar
bagi investor untuk menanamkan dananya terutama di Indonesia, negara yang memiliki sumber daya mineral yang melimpah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan
dengan Leverage sebagai Variabel Kontrol Studi Empiris Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2011”.
1.2 Perumusan Masalah