Leverage Pengukuran Kinerja Perusahaan

2.1.5.3 Capital Employed Efficiency CEE

CEE adalah rasio VA terhadap capital employed CE. Rasio ini menunjukkan kontribusi dari setiap unit CE terhadap VA perusahaan. CE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola physical capital yang dimilikinya. Pulic 1998 berasumsi bahwa jika sebuah unit CE menghasilkan return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan yang lain, maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CE-nya. Berdasarkan pendapat tersebut, terlihat bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jika mengelola CE dengan baik dan diharapkan dapat diikuti dengan peningkatan kinerja.

2.1.6 Leverage

Leverage adalah jumlah utang yang diperoleh dari kreditur dengan tujuan membiayai aset perusahaan. Perusahaan, sebagai debitur, berkepentingan untuk menjaga kepercayaan kreditur dalam hal kemampuan membayar utang. Debitur dengan history pengembalian utang yang lancar cenderung meyakinkan kreditur untuk memberikan suntikan dana sehingga debitur dapat menjalankan kegiatan operasional dengan lebih baik dan diharapkan diiringi dengan kinerja perusahaan yang lebih baik juga. Leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to asset ratio, yaitu rasio yang dihitung dengan cara membandingkan total utang dengan total aset.

2.1.7 Pengukuran Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan terdiri dari kinerja keuangan dan nonkeuangan. Kinerja keuangan perusahaan bersifat jangka pendek, tujuannya adalah mencari keuntungan. Kinerja nonkeuangan perusahaan bersifat jangka panjang, tujuannya adalah menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ukuran dari jangka pendek adalah satu tahun sedangkan untuk jangka panjang adalah lebih dari satu tahun. Pengukuran kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turnover ATO. ATO merupakan rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh penjualan atau pendapatan – semakin tinggi nilainya semakin baik. Nilai ATO lebih besar dari satu kali menandakan bahwa perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan aset untuk memperoleh pendapatan tersebut. ATO dihitung dengan cara membandingkan total revenue dengan total asset.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam perekonomian di abad informasi, peranan modal intelektual diterima secara luas dalam memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan untuk mengukur modal intelektual. Firer dan Williams 2003 meneliti pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan berdasarkan pengukuran profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. Perusahaan yang menjadi objek penelitian