Pelaksanaan Due Diligence dalam Perseroan Terbatas

BAB IV PELAKSANAAN DUE DILIGENCE DALAM AKUISISI

PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN UU NO. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

A. Pelaksanaan Due Diligence dalam Perseroan Terbatas

Suatu due diligence dalam bidang hukum atau yang sering disebut pemeriksaan dari segi hukum atau uji tuntas sangat penting peranannya dan sangat perlu untuk dipertimbangkan dalam memutuskan dilakukan atau tidaknya suatu transaksi dalam suatu perusahaan. 88 Langkah awal sebelum melakukan pemeriksaan hukum, perlu dilakukan general meeting dengan para pengambil keputusan dari sebuah perusahaan, untuk mengetahui secara garis besar maksud dan tujuan serta filosofis rencana perusahaan, jika perusahaan dalam skala lebih kecil atau perorangan cukup dengan owner atau beberapa tenaga ahli atau penasihat perusahaan. Mula-mula harus lebih dahulu membicarakan dengan pihak yang meminta untuk melakukan due diligence, apa tujuan due diligence, apakah dalam rangka akuisisi, merger, emisi atau tujuan lain. Kemudian ditanyakan apakah due diligence itu bersifat lengkap full due diligence atau hanya mengenai suatu aspek tertentu saja limited due diligence. 89 Due diligence dapat dilakukan secara lengkap full due diligence atau atas aspek tertentu dari suatu perusahaan limited due diligence, misalnya mengenai perjanjian dengan pihak ketiga atau aset tertentu. Pemeriksaan secara lengkap 88 Munir Fuady 1, Op. Cit., hal. 109. 89 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 87. Universitas Sumatera Utara biasanya diminta apabila suatu perusahaan hendak melakukan emisi efek ataupun melakukan merger atau akuisisi. 90 Pemeriksaan lengkapmenyeluruh dilakukan atas seluruh aspek hukum perusahaan, antara lain : 1. Anggaran Dasar dan seluruh perubahannya; 2. Struktur permodalan dan saham; 3. Susunan pemegang saham, direksi, dan komisaris; 4. Perizinan dan persetujuan; 5. Harta kekayaan; 6. Asuransi; 7. Tenaga kerja; 8. Perjanjian dengan pihak ketiga; 9. Perkara dan sengketa yang melibatkan perusahaan, direksi dan komisaris serta pemegang saham. 91 Sedangkan pemeriksaan terbatas biasanya dilakukan dalam rangka pemberian pinjaman, pemberian lisensiwaralaba, pengambilalihan aset atau transaksi tertentu saja. Pelaksanaan due diligence atau uji tuntas ini dilakukan oleh seorang konsultan hukum dan Profesi Penunjang Pasar Modal lainnya. Hasil dari pemeriksaan hukum ini berupa pendapat hukum yang diperlukan guna menjelaskan kondisi atau keadaan suatu perusahaan dilihat dari segi hukum, misalnya mengenai sejauh mana perusahaan telah menaati ketentuan anggaran 90 Ibid, hal. 11. 91 Ibid, hal. 12. Universitas Sumatera Utara dasarnya dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan usahanya, mengenai perikatan-perikatan yang materiil yang dilakukan oleh perusahaan, aset-aset materiil yang dimiliki oleh perusahaan maupun hal-hal penting lainnya sesuai dengan transaksi yang dilakukan. 92 Agar pendapat hukum yang dikeluarkan benar dan tepat, konsultan hukum wajib untuk melakukan uji tuntas dari segi hukum legal due diligence terhadap perusahaan-perusahaan atau objek transaksi tersebut. Uji tuntas ini dilakukan agar kosultan hukum memperoleh informasi atau fakta material yang dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau objek transaksi sebagaimana diperlukan dalam rangka menegakkan prinsip keterbukaan dan untuk kepentingan penerbitan pendapat hukum yang akan dikeluarkannya. Pelaksanaan uji tuntas wajib dilakukan sesuai dengan tujuan transaksi yang akan dilakukan. 1. Dalam rangka memperoleh informasi atau fakta material, uji tuntas dilakukan dengan cara : a. Pemeriksaan atas dokumen; b. Pemeriksaan yang dilakukan melalui tanya jawab; c. Turut serta dalam pertemuan uji tuntas due diligence meeting; d. Kunjungan ke lokasi site visit; e. Konfirmasi cross checking dengan profesi atau lembaga penunjang Pasar Modal lainnya; 92 Ibid, hal 241. Universitas Sumatera Utara f. Permintaan informasi, konfirmasi, dan keterangan resmi dari instansi pemerintah yang terkait. 2. Pemeriksaan dokumen dilakukan dengan meneliti dan menganalisa semua dokumen yang dianggap perlu dan materiil sehubungan dengan transaksi yang akan dilakukan. 3. Pemeriksaan melalui tanya jawab dapat dilakukan dengan wawancara dengan pihak manajemen, serta pihak terkait lainnya yang berhubungan dengan objek transaksi. 4. Konsultan hukum wajib turut serta dalam pertemuan uji tuntas due diligence meeting yang dilakukan bersama-sama dengan profesi atau lembaga penunjang lainnya. 5. Apabila diperlukan berdasarkan pertimbangan profesionalnya, konsultan hukum bersama-sama dengan profesi atau lembaga penunjang Pasar Modallainnya melakukan kunjungan ke lokasi site visit sehubungan dengan objek transaksi. 6. Konsultan hukum wajib melakukan komunikasi dengan profesi dan lembaga penunjang Pasar Modallainnya guna melakukan konfirmasi cross checking atas hasil uji tuntas yang dilakukannya dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh profesi atau lembaga penunjang Pasar Modallainnya. 7. Apabila diperlukan berdasarkan pertimbangan profesionalnya, kkonsultan hukum dapat meminta keterangan, konfirmasi, dan keterangan resmi dari Universitas Sumatera Utara instansi pemerintah tertentu terkait dengan perusahaan atau objek transaksi untuk memastikan kebenaran materiilnya.

B. Proses dan Tahapan Akuisisi Perseroan Terbatas

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 63 72

Tinjauan Yuridis Pembubaran Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 54 141

Tinjauan Yuridis Atas Akuisisi Perusahaan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3 101 142

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Batang Tubuh)

0 0 59

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN KEPAILITAN A. Perseroan Terbatas - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 23