BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari seluruh pemaparan tentang due diligence dalam akuisisi perseroan terbatas berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pelaksanaan due diligence dalam Perseroan Terbatas diawali dengan melakukan pertemuan atau general meeting dengan para pengambil
keputusan dari sebuah perusahaan guna mengetahui maksud dan tujuan dari due diligence apakah dalam rangka akuisisi, merger, konsolidasi,
atau tujuan lainnya. Due diligence dapat dilakukan secara lengkap full due diligence atau hanya mengenai suatu aspek tertentu saja limited
due diligence. Pelaksanaan due diligence tersebut dilakukan oleh seluruh Profesi Penunjang Pasar Modal yaitu Konsultan Hukum,
Akuntan Publik, Notaris, Penilai, dan profesi lainnya. Dalam rangka memperoleh informasi atau fakta material, due diligence dilakukan
dengan cara : pemeriksaan atas dokumen, pemeriksaan yang dilakukan melalui tanya jawab, turut serta dalam pertemuan uji tuntas due
diligence meeting,kunjungan ke lokasi site visit, konfirmasi cross checking dengan profesi atau lembaga penunjang Pasar Modal
lainnya, serta permintaan informasi, konfirmasi, dan keterangan resmi dari instansi pemerintah yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
2. Proses dan tahapan akuisisi perseroan terbatas dilakukan dengan cara
melakukan pengambilalihan saham melalui Direksi Perseroan atau dari Pemegang Saham secara langsung. Pengambilalihan saham tersebut
harus didasarkan pada Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. RUPS tersebut harus dihadiri oleh ¾ tiga perempat bagian
dari jumlah keseluruhan saham dengan hak suara hadirdiwakili dalam RUPS. RUPS ini baru akan sah apabila rencana akuisisi tersebut
disetujui paling sedikit oleh ¾ tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali jika anggaran dasar mengatur kuorum
yang lebih besar. Dalam hal pengambilalihan dilakukan oleh Direksi maka pihak akan yang mengambilalih dan perseroan yang akan
diambilalih dengan persetujuan komisaris masing-masing Perseroan menyusun Rancangan Pengambilalihan. Sedangkan pengambilalihan
saham perseroan langsung dari Pemegang Saham tidak perlu membuat Rancangan Pengambilalihan namun tetap wajib memperhatikan
Anggaran Dasar Perseroan yang akan diambilalih tersebut. 3.
Pelaksanaan due diligence dalam akuisisi Perseroan Terbatas dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh seluruh informasi atau
fakta material yang dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau objek transaksi berkaitan dengan suatu rencana transaksi akuisisi.
Due diligence ini juga diperlukan dalam rangka menegakkan Prinsip Keterbukaan dan untuk kepentingan penerbitan pendapat hukum legal
opinion yang akan dikeluarkan Konsultan Hukum. Legal Opinion ini
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh para pihak sebagai salah satu dasar untuk membuat keputusan, yaitu apakah akan melanjutkan kegiatan akuisisi atau
membatalkannya karena risiko yang dihadapi mungkin terlalu besar.
B. Saran