Tujuan Due Diligence DUE DILIGENCE PADA PERSEROAN TERBATAS

Demikian pula dalam hal pelaksanaan akuisisi terhadap suatu perseroan terbatas, pelaksanaan pemeriksaan hukum atau due diligence ini sangatlah penting karena memberikan keterbukaan informasi tentang kondisi perusahaan terhadap pihak yang akan mengakuisisi sehingga dapat diambil keputusan akan mengakuisi perusahaan tersebut atau tidak. Selain itu fungsi due diligence ini dalam melakukan akuisisi terhadap perseroan terbatas adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak terlihat di permukaan tetapi dikemudian hari dapat meledak menjadi suatu permasalahan sehingga merugikan bagi pihak yang mengakuisisi perusahaan tersebut.

B. Tujuan Due Diligence

Tujuan legal audit secara umum adalah adanya keterbukaan disclosure informasi dan hal ini dikaitkan dengan penekanan jaminan keabsahan legalitas objek terkait, dalam hubungannya dengan pihak ketiga. 33 Dalam Pasar Modal tujuan legal audit menurut Standar Konsultan Hukum Pasar Modal adalah untuk menyajikan fakta-fakta hukum mengenai emiten secara utuh dan menyeluruh tanpa ada fakta yang bersifat material yang ditutupi full disclosure, sedemikian rupa sehingga pihak investor atau bondholders terjamin memperoleh informasi yang akurat tidak menyesatkan. 34 Dalam organisasi perusahaan, Due diligence adalah penelitian yang dilakukan terhadap seluruh aspek perusahaan untuk mendapatkan keyakinan atas kondisi perusahaan. Legal due diligence diperlukan dan dilakukan sebagai upaya 33 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 9. 34 Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Op. cit. Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan data objektif berkaitan dengan suatu rencana transaksi. Suatu due diligence dalam bidang hukum atau yang sering disebut pemeriksaan dari segi hukum atau legal audit sangat penting peranannya dan sangat penting untuk dipertimbangkan untuk memutuskan dilakukan atau tidaknya suatu deal akuisisi perusahaan. Due diligence bertujuan untuk mendapatkan suatu gambaran atau informasi aspek hukum mengenai suatu perusahaan, harta kekayaan tertentu atau hubungan hukum tertentu. Hasil dari due diligence merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan misalnya investor atau kreditor dalam mengambil keputusan sehubungan dengan transaksi yang akan dilakukan, misalnya akuisisi saham ataupun harta kekayaan, merger, konsolidasi, emisi efek ataupun pemberian pinjaman. 35 Banyak kasus yang menunjukkan dalam suatu perusahaan banyak masalah yang tidak sampai kelihatan ke permukaan yang sebenarnya cukup potensial untuk meledak di kemudian hari. Masalah hukum tersebut sangat bergraduasi, mulai dari hanya persoalan kecil yang dapat segera diperbaiki sampai dengan masalah serius yang tidak dapat diperbaiki dan dapat mengancam eksistensi perusahaan itu sendiri. Bisa saja kelihatannya perusahaan tersebut mempunyai kinerja keuangan yang baik, tetapi terdapat masalah hukum yang tersembunyi dan fatal. 36 Demikian pula halnya dengan pemeriksaan hukum terhadap perseroan terbatas yang akan diakuisisi, hal tersebut ditujukan untuk mengungkapkan 35 Laksanto Utomo, Op. Cit., hal. 10. 36 Munir Fuady 1, Op. Cit., hal. 109. Universitas Sumatera Utara informasi secara materiil yang sepatutnya diungkapkan kepada pihak yang mengakuisisi keterbukaan informasi berkenaan dengan resiko dari pengambilalihan tersebut secara materiil. Karena sungguh tidak adil bagi pihak yang mengakuisisi jika mereka harus menanggung seluruh risiko yang tidak diketahui oleh mereka sebelumnya. Beberapa tujuan dari due diligence ini adalah untuk mengakses isu-isu utama yang dihadapi bisnis dan pendorong di belakang keuntungan atau cashflow yang dapat dipelihara, dan mengidentifikasi isu-isu yang berpengaruh pada harga pembelianpenjualan, serta negosiasi kesepakatan pembelian, analisis komersial dari operasi, hubungan dengan pelanggan dan pemasok, dan melakukan penelitian pasar untuk mengevaluasi nilai dari transaksi dan penilaian yang mendukung hara penawaran secara lebih objektif 37 . Tujuan yang lain adalah untuk identifikasi dan kuantifikasi resiko dan manfaat untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan transaksi dan menyediakan informasi dan pertimbangan finansial.

C. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses Due Diligence

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 63 72

Tinjauan Yuridis Pembubaran Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 54 141

Tinjauan Yuridis Atas Akuisisi Perusahaan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3 101 142

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Batang Tubuh)

0 0 59

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN KEPAILITAN A. Perseroan Terbatas - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 23