seseorang untuk menjadi pria atau wanita. Sedangkan seks biasanya hanya didefinisikan sebagai jenis kelamin pria atau wanita, atas kegiatan atau aktivitas
dari hubungan fisik seks itu sendiri Ratna, 2001.
2.2 Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksualitas dalam membimbing anak remaja kearah hidup
dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Juga dapat membantu anak menjadi dewasa mandiri dalam kehidupan bermasyarakat,
untuk dapat mampu belajar tersier Husodo, 1987 Pendidikan seks itu perlu, tetapi tidak semata-mata berupa informasi
mengenai pertumbuhan seksualitas dalam hal-hal terkait lainnya. Seperti pentingnya bagaimana seks di lihat dalam kerangka pemahaman yang sejalan
dengan nilai-nilai masyarakat umum. Misalnya di kaitkan dengn norma- norma agama, aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek
psikologis dan moral. Tujuan idealnya adalah agar remaja dapat membangun sikap seksual yang sehat Kartono, 1991.
Pendidikan seksual yang baik mempunyai tujuan membina keluarga menjadi orangtua yang bertanggung jawab. Bebedrapa ahli mengatakan pendidikan
seksual yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesame manusia baik dalam hubungan keluarga maupun di dalam
masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara
remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja mengetahui tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak remaja agar
berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusilaan Kartono, 1991.
2.3 Isi Pendidikan Seks
Setelah memahami perubahan fisik, emosi dan tingkah laku, orangtua perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan
seksualitas. Hal ini sangat penting karena orangtua biasanya tidak siap membicarakan masalah sekitar seksual dengn remaja mereka padahal hal tersebut
penting sekali Resminawati, 2006. Ada dua jenis pengarahan yang di perlukan anak remaja, yaitu:
Pertama, anak harus tahu hal-hal yang boleh atau tidak boleh dari perilakunya. Misalnya, tidak boleh membuka baju di depan orang lain, bagian tubuh mana dari
orang lain yang masih pantas untuk disentuh dan tidak boleh disentuh, atu bagaimana cara menjaga kebersihan tubuh.
Kedua, anak remaja harus diajarkan dasar-dasar ketrampilan sosial. Tanpa dasar ini, anak akan sulit memasuki tahapan yang lebih rumit dari hubungan antar manusia
seperti persahabatan,cinta,perkawinan, sampai pada hubungan seks. Puspita 1998, mengatakan penting juga mengintegrasikan aspek fisik,
emosi dan sosial pada dasar mengajarkan hal di atas. Remaja harus mengerti sikap, nilai dan keterampilan dasr tertentu untuk dapat merespon pada situasi yang
berbeda-beda. Pembelajaran mengenai payudara sendiri, seorang anak perempuan harus
tahu bahwa payudara memiliki tujuan estetika dan tujuan fungsi aspek fisik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
payudara adalah bagian tubuh yang pribadi aspek sosial, ketidaknyamanan membicarakan bagian-bagian tubuh pribadi, maka penting menemukan seseorang
yang bersedia menjawab pertanyaan dan masalah aspek sosial, adanya cara menolak upaya-upaya yang tidak di ingginkan bila seseorang berusaha menyentuh
payudaranya keterampilan, jika ada orang lain berusaha menyentuh payudaranya, ia mungkin akan merasa tidak nyaman aspek emosional Soetjiningsih, 2004.
Pendidikan seks adalah bagian dari proses pendidikan yang mempunyai tujuan untuk memperkuat dasar-dasar pengetahuan dan pngembangan kepribadian.
Dengan kata lain pendidikan seks adalah bagian integral dari usaha-usaha pendidikan pada umumnya. Melalui pendidikan seks di usahakan timbulnya sikap
emosional yang sehat dan bertanggung jawab terhadap seks Dalyono, 2009. Pendidikan seks akan menghilangkan pendapat-pendapat yang salah seperti
kelemahan tubuh karena masturbasi atau karena adanya janin did lam perut dan lain-lain. Dengan menerima pendidikan seks sejak dini diharapkan akan
mengurangi keingintahuan berlebih dan dengan berkurangnya keingitahuan ini maka keinginan untuk berpetualang dalam kegiatan seks diharapkan berkurang
Sarwono, 2000.
3. Studi Fenomenologi