Studi Fenomenologi TINJAUAN PUSTAKA

payudara adalah bagian tubuh yang pribadi aspek sosial, ketidaknyamanan membicarakan bagian-bagian tubuh pribadi, maka penting menemukan seseorang yang bersedia menjawab pertanyaan dan masalah aspek sosial, adanya cara menolak upaya-upaya yang tidak di ingginkan bila seseorang berusaha menyentuh payudaranya keterampilan, jika ada orang lain berusaha menyentuh payudaranya, ia mungkin akan merasa tidak nyaman aspek emosional Soetjiningsih, 2004. Pendidikan seks adalah bagian dari proses pendidikan yang mempunyai tujuan untuk memperkuat dasar-dasar pengetahuan dan pngembangan kepribadian. Dengan kata lain pendidikan seks adalah bagian integral dari usaha-usaha pendidikan pada umumnya. Melalui pendidikan seks di usahakan timbulnya sikap emosional yang sehat dan bertanggung jawab terhadap seks Dalyono, 2009. Pendidikan seks akan menghilangkan pendapat-pendapat yang salah seperti kelemahan tubuh karena masturbasi atau karena adanya janin did lam perut dan lain-lain. Dengan menerima pendidikan seks sejak dini diharapkan akan mengurangi keingintahuan berlebih dan dengan berkurangnya keingitahuan ini maka keinginan untuk berpetualang dalam kegiatan seks diharapkan berkurang Sarwono, 2000.

3. Studi Fenomenologi

Fenomenologi merupakan salah satu penelitian kualitatif. Fenomenologi merupakan displin ilmu yang berakar dari fisiologi dan psikologi yang berkaitan dengan pengalaman hidup manusia Polit Hungler, 1999. Fenomenologi merupakah salah satu cabang filosofi yang menekankan pada subjektivitas pengalaman seseorang Brockopp, 1999. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Fenomenologi berkaitan bahwa pengalaman hidup memberikan arti dengan persepsi masing-masing manusia dari suatu fenomena tertentu. Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu Moleong, 2005. Tujuan dari penelitian fenomenologi adalah untuk menjelaskan secara penuh pengalaman hidup dan persepsi yang menimbulkannya. Pada penelitian kualitatif, yang menjadi instrument adalah peneliti sendiri. Makna dari kalimat tersebut antara lain memiliki daya responsive yang tinngi, yaitu mampu merespon sambil memberikan interprestasi terus-menerus pada gejala yang di hadapi; memiliki kemampun untuk memandang objek penelitiannya secara holistik, mengaitkan gejala dengan konteks saat itu, mengaitkan dengan masa lalu, dan dengan kondisi lain yang relevan; memiliki kemampuan untuk melakukan klasifikasi agar dengan cepat melakukan interprestasi dan selanjutnya peneliti juga diharapkan memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan yang mengarah pada perolehan hasil; memiliki kemampuan untuk mengekspor dan merumuskan informasi sehingga menjadi bahan masukkan bagi pengayaan konsep ilmu Moleong, 2005. Pada Penelitian kualitatif, tingkat keabsahan data sangat penting. Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat teknik Moleong, 2005. Pertama, kredibilitas adalah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Observasi yang detail persistent observation maksudnya pengamatan yang terus-menerus; triangulasi triangulation maksudnya pemeriksaan keabsahan data; analisis kasus negatif negative case analysis dilakukan dengan jalan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderunan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Pertama, member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan – dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikan pada data,serta dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan pendidikan seks Moleong, 2005. Kedua, transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain Moleong, 2005. Ketiga, dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan Moleong, 2005. Keempat, konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibutikkan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hsil dapat lebih objektif Moleong, 2005. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi yang bertujuan untuk menggali pengalaman remaja dalam menerima pendidikan seks. Desain penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian Moleong, 2005.

2. Partisipan

Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling Nursalam, 2003. Pengambilan sampel yang menjadi partisipan pada penelitian ini dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Partisipan adalah remaja yang berjumlah 5 orang dan telah memiliki pengalaman dalam menerima pendidikan seks di wilayah jalan Tangkul I Kelurahan Siderejo Hilir dengan rentang usia 11-18 tahun.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Desember 2011 di kawasan Jalan Tangkul, Keluarahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung. Dipilihnya lokasi ini karena di lokasi ini banyak anak yang berusia remaja yang telah menerima pendidikan seks.

4. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti menunjukkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA