yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan, Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar lebih dari 5 mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor
manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka efesien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan
institusional bertindak sebagai pencegan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.
2.6. Struktur Modal
Struktur Modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang
jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi lain mengemukakan struktur modal mmerupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen
dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal Brigham dan Houston, 2003. Struktur modal adalah pemenmuhan kebutuhan dana
jangka panjang melalui hutang dan ekuitas Weston dan Copeland, 1997 Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara
risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Chen
Universitas Sumatera Utara
dan Strange 2005 terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain :
1. Keuntungan Pecking Oder Theory menyatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan
cenderung memilih menggunakan sumebr dana internal dibandingkan menggunakan sumbger dana eksternal seperti hutang dan penerbitan
saham baru. 2. Size Perusahan
Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin teridiversifikasi kegaitan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash
flownya. Hal ini akan mengurangi resiko pengguna hutang karena dengans tabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan
pembayaran hutang dengan teratur, Semakin besar size perusahaan maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang. 3. Resiko
Resiko bisnis suatu perusahaan adalah tingkat resiko dari operasi perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang.
Resko dari operasi perusahaan adalah resiko berkaitan dengan proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas ROE dari perusahaan
tersebut. Semakin besar standar deviasi ROE maka semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko bisnisnya. Hal ini juga membuat kreditor mengalami kesulitan dalam melakukan prediksi terhadap earnings perusahaan dimas depan
sehingga akan menaikkan cost of debt apabila akan memebrikan hutang kepada perusahaan tersebut.
4. Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan sales growth suatu perusahaan adalah salah
satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk
memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin
besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek perusahaan bagi keditor dan semakin besar htuang yang bisa
diperoleh.
2.7. Penelitian Terdahulu