Deskripsi Spesifikasi Produk Identifikasi Kecacatan Produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

PT Softness Indonesia Indah merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur dengan produk yang dihasilkan ádalah pembalut wanita. Pengumpulan data penelitian dilakukan di PT Softness Indonesia Indah dengan jenis produk cacat yang diteliti adalah pembalut wanita. Pengumpulan data tersebut dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan 31 Mei 2010. PT Softness Indonesia Indah dalam berproduksi sejauh ini telah berupaya mengadakan perbaikan untuk mengurangi hasil produk yang cacat dalam proses produksi, namun belum pernah mengidentifikasi lebih jauh tentang penyebab terjadinya kecacatan dalam proses produksi. Sehingga output yang dihasilkan memiliki banyak ketidaksesuaian produk seperti yang diharapkan oleh konsumen.

4.1.1. Deskripsi Spesifikasi Produk

PT Softness Indonesia Indah memproduksi pembalut wanita dengan berbagai jenis dan kegunaan, namaun yang dilakukan penelitian adalah pembalut wanita dengan ukuran panjang : 30 cm, lebar : 10 cm dan tebal : 5 cm.

4.1.2 Identifikasi Kecacatan Produk

Pada proses produksi pembuatan pembalut wanita di PT Softness Indonesia Indah ditemukan beberapa ketidaksesuaian spesifikasi produk sehingga produk yang dihasilkan dalam proses produksi dikatakan barang cacat. Terjadinya kecacatan pada produk diperiksa oleh bagian quality control PT Softness Indonesia Indah selama bulan Maret – Mei 2010, dimana peristiwa-peristiwa kecacatan yang sering ditemui adalah : berat pulp tidak sesuai takaran, lem yang keluar jalur, pelipatan kurang normal dan pres yang kurang tebal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Data Hasil Produksi Dan Kecacatan PT Softness Indonesia Indah Selama Masa Produksi Bulan Maret - Mei 2010 No Bulan Jumlah Produksi Sukses Biji Jumlah Produksi Cacat Biji Keterangan 1.472 biji berat pulp tidak sesuai takaran 2.156 biji l em yang keluar jalur 5.580 biji p elipatan kurang normal 1. Maret 4.304.754 15.241 6.033 biji p res kurang tebal 1.698 biji berat pulp tidak sesuai takaran 2.431 biji lem yang keluar jalur 4.161 biji pelipatan kurang normal 2. April 4.468.456 12.544 4.254 biji pres kurang tebal 1.852 biji berat pulp tidak sesuai takaran 2.976 biji lem yang keluar jalur 4.588 biji pelipatan kurang normal 3. Mei 4.653.368 14.092 4.676 biji pres kurang tebal Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah, Lampiran 2 Dari tabel 4.1 dapat diketahui jumlah produksi sukses selama bulan Maret adalah 4.304.754 biji. Dengan jumlah produksi cacat adalah 15.241 biji. Sedangkan apabila diklasifikasikan menurut jenisnya adalah 1.472 biji berat pulp tidak sesuai takaran, 2.156 biji l em yang keluar jalur, 5.580 biji p elipatan kurang normal dan 6 .033 biji p res kurang tebal. Bulan April adalah 4.468.456 biji, dengan jumlah produksi cacat adalah 12.544 biji. Sedangkan apabila diklasifikasikan menurut jenisnya adalah 1.698 biji berat pulp tidak sesuai takaran, 2.431 biji l em yang keluar jalur, 4 .161 biji p elipatan kurang normal dan 4 .254 biji p res kurang tebal. Bulan Mei adalah 4.653.368 biji, dengan jumlah produksi cacat adalah 14.092 biji. Sedangkan apabila diklasifikasikan menurut jenisnya adalah 1.852 biji berat pulp tidak sesuai takaran, 2.976 biji l em yang keluar jalur, 4.588 biji p elipatan kurang normal dan 4 .676 biji p res kurang tebal. Untuk data perhitungan lengkap tentang jumlah produksi dan jenis cacat ada pada lampiran 2. Dari data kecacatan pada tabel 4.1 maka dapat diketahui jumlah kecacatan berdasarkan peristiwa-peristiwa kecacatan, yaitu: 1. Berat pulp tidak sesuai takaran : = Kecacatan Bulan Maret + Kecacatan Bulan April + Kecacatan Bulan Mei = 1.472 + 1.698 + 1.852 = 5.022 biji 2. Lem yang keluar jalur : = Kecacatan Bulan Maret + Kecacatan Bulan April + Kecacatan Bulan Mei = 2.156 + 2.431 + 2.976 = 7.563 biji 3. Pelipatan kurang normal : = Kecacatan Bulan Maret + Kecacatan Bulan April + Kecacatan Bulan Mei = 5.580 + 4.161 + 4.588 = 14.329 biji 4. Pres kurang tebal : = Kecacatan Bulan Maret + Kecacatan Bulan April + Kecacatan Bulan Mei = 6.033 + 4.254 + 4.676 = 14.963 biji Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Untuk Tiap Jenis Cacat. No Jenis Cacat Jumlah Biji 1 Berat pulp tidak sesuai takaran 5.022 2 Lem yang keluar jalur 7.563 3 Pelipatan kurang normal 14.329 4 Pres kurang tebal 14.963 Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah 4.1.3 Identifikasi Peristiwa Puncak Top Event Kecacatan. Berdasarkan data kecacatan produk oleh bagian quality control dapat ditemukan peristiwa–peristiwa puncak kecacatan atau yang biasa disebut dengan top event . Peristiwa-peristiwa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Berat pulp tidak sesuai takaran 2. Lem yang keluar jalur 5022 7563 14329 14963 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 Jumlah Cacat 1 2 3 4 Jenis Cacat 3. Pelipatan kurang normal 4. Pres kurang tebal Berdasarkan data kecacatan pada tabel 4.2, maka dapat digambarkan grafik cacat produk yang terjadi pada perusahaan dengan melihat grafik histogram dan diagram pareto berikut ini. Gambar 4.1 Histogram Produk Cacat Berdasarkan histogram diatas maka dapat diketahui jumlah cacat berurutan mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu: pelipatan kurang normal, pres lurang tebal, lem yang keluar jalur dan berat pulp tidak sesuai takaran. Kemudian dicari persentase cacat produk yang terjadi selama masa proses produksi bulan Maret – Mei 2010 ada dalam tabel 4.3 berikut: - Jenis cacat berat pulp tidak sesuai takaran a. Persentase cacat : 877 . 41 022 . 5 x 100 = 11,99 b. Jumlah cacat komulatif : 0 + 5.022 = 5.022 biji c. Persentase cacat komulatif 0 + 11,99 = 11,99 - Jenis cacat lem yang keluar jalur a. Persentase cacat : 877 . 41 563 . 7 x 100 = 18,06 b. Jumlah cacat komulatif : 5.022 + 7.563 = 12.585 biji c. Persentase cacat komulatif 11,99 + 18,06 - Jenis cacat pelipatan kurang normal a. Persentase cacat : 877 . 41 022 . 5 x 100 = 34,22 b. Jumlah cacat komulatif : 12.585 + 14.329 = 26.914 biji c. Persentase cacat komulatif 34,22 + 30,05 = 64,27 - Jenis cacat pres kurang tebal a. Persentase cacat : 877 . 41 022 . 5 x 100 = 11,99 b. Jumlah cacat komulatif : 26.914 + 14.963 = 41.877 biji c. Persentase cacat komulatif 64,27 + 35,73 = 100 Tabel 4.3 Persentase Cacat Produk Selama Masa Produksi Bulan Maret – Mei 2010 No Jenis Cacat Jumlah Cacat biji Persentase Cacat Jumlah Cacat komulatif biji Persentase Cacat Komulatif 1 Berat pulp tidak sesuai takaran 5.022 99 , 11 100 877 . 41 022 . 5  x 5.022 11,99 2 Lem yang keluar jalur 7.563 06 , 18 100 877 . 41 563 . 7  x 12.585 30,05 3 Pelipatan kurang normal 14.329 22 , 34 100 877 . 41 329 . 14  x 26.914 64,27 4 Pres kurang tebal 14.963 73 , 35 100 877 . 41 963 . 14  x 41.877 100,00 Jumlah 41.877 100 Dari perhitungan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa apabila persentase cacat komulatif 100 , maka jumlah cacat komulatif sebanyak 41.877 biji. Kemudian dimasukkan ke diagram pareto menjadi: Gambar 4.2 Diagram Pareto Produk Cacat

4.1.3.1 Identifikasi Penyebab

Top Event Pada Berat Pulp Tidak Sesuai Takaran. Penyebab terjadinya berat pulp tidak sesuai takaran dapat diidentifikasi melalui sebab primer dan sebab sekunder yang ditunjukkan pada tabel 4.4. Untuk mengidentifikasi penyebab tersebut dilakukan analisa secara berkala oleh karyawan bagian quality control dan peneliti pada masing-masing stasiun kerja operasi. Berat pulp tidak sesuai takaran 5.022 11,99 11,99 29.000 26.000 23.000 20.000 17.000 14.000 11.000 8.000 5.000 2.000 Jumlah Cacat Percent Lem yang keluar jalur 7.563 18,06 20,05 Pelipatan kurang normal 14.329 34,22 64,27 Pres kurang tebal 14.963 35,73 100,00 Jenis Cacat Count Percent Cum 100 70 50 30 10 Tabel 4.4 Penyebab Berat Pulp Tidak Sesuai Takaran. Cacat Produk Top Event Sebab Primer No Sebab Sekunder 1 1.1 1.2 1.3 Komposisi bahan baku tidak sesuai Operator kurang berpengalaman Operator terburu-buru Operator kurang disiplin Berat pulp tidak sesuai takaran Mesin Destroyer terlalu lambat berputar 2 2.1 2.2 Mesin trouble Meningkatnya jumlah produksi Setting mesin kurang sesuai Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah, Lampiran 3 Penggambaran diagram sebab-akibat terjadinya berat pulp tidak sesuai takaran dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. Gambar 4.3 Fishbone Diagram Berat Pulp Tidak Sesuai Takaran. Material Berat Pulp Tidak Sesuai Takaran. Mesin Manusia Operator kurang disiplin Mesin trouble Mesin destroyer terlalu lambat berputar Setting mesin kurang sesuai Meningkatnya jumlah produksi Operator terburu-buru Operator kurang berpengalaman Komposisi bahan baku tidak sesuai

4.1.3.2 Identifikasi Penyebab

Top Event Pada Lem Yang Keluar Jalur. Penyebab terjadinya lem yang keluar jalur dapat diidentifikasi melalui sebab primer dan sebab sekunder yang ditunjukkan pada tabel 4.5. Untuk mengidentifikasi penyebab tersebut dilakukan analisa secara berkala oleh karyawan bagian quality control dan peneliti pada masing-masing stasiun kerja operasi. Tabel 4.5 Penyebab Lem Yang Keluar Jalur. Cacat Produk Top Event Sebab Primer No Sebab Sekunder 1 1.1 Mesin trouble Komposisi bahan baku tidak sesuai Lem yang keluar jalur Mesin Hot Glue belum panas temperaturnya 2 2.1 2.2 2.3 Penataan asal–asalan Operator kurang disiplin Operator terburu-buru Operator kurang berpengalaman Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah, Lampiran 3 Penggambaran diagram sebab-akibat terjadinya lem yang keluar jalur dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4 Fishbone Diagram Lem Yang Keluar Jalur.

4.1.3.3 Identifikasi Penyebab

Top Event Pada Pelipatan Kurang Normal. Penyebab terjadinya pelipatan kurang normal dapat diidentifikasi melalui sebab primer dan sebab sekunder yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Untuk mengidentifikasi penyebab tersebut dilakukan analisa secara berkala oleh karyawan bagian quality control dan peneliti pada masing-masing stasiun kerja operasi. Lem Yang Keluar Jalur Mesin Manusia Penataan asal-asalan Oprator kurang berpengalaman Operator kurang disiplin Mesin trouble Mesin Hot Glue belum panas temperaturnya Material Oprator terburu-buru Komposisi bahan baku tidak sesuai Tabel 4.6 Penyebab Pelipatan Kurang Normal. Cacat Produk Top Event Sebab Primer No Sebab Sekunder 1. 1.1 1.2 1.3 Operator terburu-buru Pergantian operator Operator kurang sehat Operator kurang disiplin Pelipatan kurang normal. Mesin Pres Cremping mengalami kerusakan pada salah satu atau kedua sisinya 2 2.1 2.2 Setting mesin kurang sesuai Meningkatnya jumlah produksi Operator kurang berpengalaman Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah, Lampiran 3 Penggambaran diagram sebab-akibat terjadinya pelipatan kurang normal dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini Gambar 4.5 Fishbone Diagram Pelipatan Kurang Normal. Pelipatan Kurang Normal Mesin Manusia Operator terburu-buru Pergantian operator Operator kurang disiplin Setting mesin kurang sesuai Mesin Pres Cremping mengalami kerusakan pada salah satu atau kedua sisinya Operator kurang berpengalaman Meningkatnya jumlah produksi Operator kurang sehat

4.1.3.4 Identifikasi Penyebab

Top Event Pada Pres Kurang Tebal. Penyebab terjadinya pres kurang tebal dapat diidentifikasi melalui sebab primer dan sebab sekunder yang ditunjukkan pada tabel 4.7. Untuk mengidentifikasi penyebab tersebut dilakukan analisa secara berkala oleh karyawan bagian quality control dan peneliti pada masing-masing stasiun kerja operasi. Tabel 4.7 Penyebab Pres Kurang Tebal. Cacat Produk Top Event Sebab Primer No Sebab Sekunder 1 1.1 Mesin trouble Setting mesin kurang sesuai Pres kurang tebal Mesin Wapping mengalami kerusakan 2 2.1 2.2 2.3 2.4 Penataan asal-asalan Operator kurang sehat Operator kurang berpengalaman Pergantian operator Meningkatnya jumlah produksi Sumber : Data Produksi PT Softness Indonesia Indah, Lampiran 3 Penggambaran diagram sebab-akibat terjadinya pres kurang tebal dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini. Gambar 4.6 Fishbone Diagram Pres Kurang Tebal.

4.1.4 Identifikasi Akar Penyebab

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK).

0 1 109

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK.

2 9 177

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK SPRING DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) ( DI CV. CONESTA UTAMA SURABAYA).

7 24 112

ANALISIS KUALITAS PRODUK KARPET MOBIL DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING SURABAYA.

1 10 126

IDENTIFIKASI DAN RENCANA PERBAIKAN PENYEBAB DELAY PRODUKSI MELTING PROSES DENGAN KONSEP FAULT TREE ANALYSIS (FTA) di PT. XYZ

0 1 12

IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH – SURABAYA SKRIPSI

0 1 17

Kata Kunci : Fault Tree Analysis, Cut Set, Kualitas, Probabilitas. Research Background Latar Belakang - IDENTIFIKASI PENYEBAB CACAT PADA PRODUK PEMBALUT WANITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI PT SOFTNESS INDONESIA INDAH – SURABAYA

0 0 11

IDENTIFIKASI PENYEBAB KECACATAN PADA PRODUK PIPA PVC DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.TJAKRINDO MAS GRESIK

0 0 17

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECACATAN PRODUK SPRING DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) ( DI CV. CONESTA UTAMA SURABAYA)

0 0 22

IDENTIFIKASI KECACATAN PRODUK SEPATU EAGLE DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (DI PT . MITRA PRATAMA HAN JAYA - GRESIK)

1 1 13