Metode Penelitian METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sebagai konsekuensi dari paradigma penelitian yang berlandaskan pada paradigma konstriktivis, maka penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian ini pada dasarnya mencoba untuk menangkap perspektif pemberitaan dalam kaitannya dengan bagaimana pemberitaan itu memperlihatkan orientasi sebuah media dengan cara tertentu dalam memperlakukan suatu realitas atau fakta. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara khas berkaitan dengan observasi, wawancara dengan nara sumber, menelaah terhadap teks-teks dari berbagai teknik kebahasaan, seperti percakapan dan analisis data. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Tipe penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti Kountur, 2003:53. Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci yang ada pada akhirnya akan memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang diteliti. Pada penelitian deskriptif ini. Hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjalankan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Rakhmat, 2001:24 43 Pada penelitian ini, yang akan dipaparkan adalah bagaimana cara media dalam membingkai atau mengkonstruksi pemberitaan penayangan tarian pendet dalam iklan Visit Malaysia Year 2009 pada media online okezone.com dan detik.com, yang meliputi penyeleksian isu dan penulisan berita. Penelitian ini, terdiri dari bagaimana cara wartawan dalam menyusun fakta, mengisahkan fakta dan menentukan fakta. Metode framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode framing milik Robert N.Entman, dimana model framing ini terbagi menjadi empat elemen, yaitu pendefinisian masalah, memperkirakan masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat pilihan moral, dan menekankan penyelesaian. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitasisu. Menurut Robert N.Entman, framing merupakan proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Selain itu, ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi lain. Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berfikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan. Apa yang dijelaskan Entman tersebut menggambarkan secara lebih jelas pengertian tentang framing, peristiwa yang sama bisa dimaknai secara 44 berbeda oleh media. Pemaknaan dan pemahaman yang berbeda itu bisa ditandai dari pemakaian label, kata, kalimat, grafik, dan penekanan tertentu. Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana-penempatan yang mencolok menempatkan di headline depan atau bagian belakang, pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orangperistiwa yang diberitakan, asosiasi terrhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain sebagainya. Semua itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitan