Pengertian Kebudayaan dan Hukum Media

dibandingkan dengan wartawan lain, yang ditentukan diantaranya untuk perbedaan model yang dimilikinya. Disinilah model adalah proses yang dapat digunakan sebagai dasar dalam memproduksi berita. Eriyanto, 2006:268

2.4 Pengertian Kebudayaan dan Hukum Media

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur- struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. 23 Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. http:id.wikipedia.orgwikiBudayaPengertian_kebudayaan Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut: a. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: 1. alat-alat teknologi 2. sistem ekonomi 3. keluarga 4. kekuasaan politik b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: 1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya 24 2. organisasi ekonomi 3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan keluarga adalah lembaga pendidikan utama 4. organisasi kekuatan politik Berikut beberapa difinisi kebudayaan menurut para pakar : a. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman kodrat dan masyarakat yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. b. Sutan Takdir Alisyahbana Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas. Sebab, semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir termasuk di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran. c. Koentjaraningrat 25 Koentjaraningrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain ber¬arti keseluruhan gagasan dan karya .manusia yang harus dibiasakan nya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. d. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn dalam bukunya “Culture, a critical review of concepts and definisitions” 1952 mengatakan, bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya. e. Malinowski Malinowski menyebutkan, bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya, maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan. f. C.A. van Peursen C.A. van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang dapat berlainan dengan hewan. Maka, manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam. Oleh karena itu, untuk dapat hidup, manusia harus mengubah segala sesuatu yang telah disediakan oleh alam. Misalnya, beras agar dapat dimakan harus diubah dulu menjadi nasi. Terwujudnya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh 26 sejumlah faktor, yaitu hal-hal yang menggerakkan manusia untuk menghasilkan kebudayaan sehingga dalam hal ini kebudayaan merupakan produk kekuatan jiwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang tertinggi. Menurut Dr. H. Th. Fischer dalam bukunya Pengantar Antropologi ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan, dan secara garis besar disebutkan berikut ini. a. Faktor Kitaran Geografis lingkungan hidup, geografisch milieu Faktor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan sesuatu corak budaya sekelompok masyarakat. Dengan kata lain, faktor kitaran geografis merupakan determinisme yang berperan besar dalam pem-bentukan suatu kebudayaan b. Faktor Induk Bangsa Ada dua pandangan yang berbeda mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan Barat dan pandangan Timur. Pandangan barat ber-pendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan Barat, umumnya tingkat peradaban didasar-kan atas ras. Oleh karena itu, bangsa-bangsa yang berasal dari ras Caucasoid dianggap lebih tinggi daripada ras lain, yaitu Mongoloid dan Negroid yang lebih rendah dari ras Mongoloid yang memiliki ras khusus seperti Bushman Afrika Selatan, Vedoid Sri Langka, dan Australoid Australia. Tetapi, pandangan Timur berpendapat, bahwa peranan induk bangsa bukanlah sebagai faktor yang mem-pengaruhi kebudayaan. Karena, kenyataannya dalam sejarah budaya Timur sudah lebih dulu lahir dan cukup tinggi justru pada 27 saat bangsa Barat masih “tidur dalam kegelapan”. Hal tersebut semakin jelas ketika dalam abad XX, bangsa Jepang yang termasuk ras Mongoloid mampu membuktikan bahwa mereka bangsa-bangsa timur tidak J dapat dikatakan lebih rendah daripada bangsa barat. c. Faktor Saling Kontak antarbangsa Hubungan yang makin mudah antarbangsa akibat sarana perhubungan yang makin sempurna menyebabkan satu bangsa mudah berhubungan dengan bangsa lain. Akibat adanya hubungan antarbangsa ini, dapat atau tidaknya suatu bangsa mempertahankan kebudayaannya tergantung dari pengaruh kebudayaan mana yang lebih kuat. Apabila kebudayaan asli lebih kuat daripada kebudayaan asing maka kebudayaan asli dapat bertahan. Tetapi, apabila kebudayaan asli lebih lemah daripada kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan asing dan terjadilah budaya jajahan yang sifatnya tiruan colonial and imitative culture. Tetapi, dalam kontak antarbangsa ini, yang banyak terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan budaya campuran acculturation. Indonesia yang terletak dalam posisi silang cross position dunia, kebudayaannya memiliki konsekuensi yang besar dari pengaruh luar. Dalam hal ini, sejarah telah menggambarkannya dengan nyata. Selain pengaruh luar, masalah waktu sebenarnya juga ikut berperan dalam pembentukan suatu kebudayaan. Misalnya, dalam fase pertama, Indonenia mendapat pengaruh Hindu-Budha abad V – X, dalam fase ke dua, Indonesia mendapat pengaruh 28 Islam abad XI – XVI, dan dalam fase ke tiga mendapat pengaruh dari kebudayaan barat abad XVI – XX. Unsur-unsur kebudayaan manusia menurut Alo Liliweri 2003:117, antara lain: 1. sejarah kebudayaan 2. identitas sosial 3. budaya material 4. peranan relasi 5. kesenian 6. bahasa dan interaksi 7. stabilitas kebudayaan 8. kepercayaan atas kebudayaan nilai 9. etnosentrisme 10. perilaku non verbal 11. hubungan antarruang 12. konsep tentang waktu 13. pengakuan dan ganjaran 14. pola pikir 29 15. aturan-aturan budaya Dalam hal ini, kesenian Indonesia termasuk dalam perebutan kekuasaan oleh Malaysia. Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain: 1. Batik : a. Berasal dari Jawa oleh Adidas b. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia 2. Naskah Kuno : a. Berasal dari Riau oleh Pemerintah Malaysia b. Berasal dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia c. Berasal dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia d. Berasal dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia 3. Makanan dan Minuman : a. Rendang : Berasal dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia b. Sambal : 30 a Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda b Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda c Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda c. Tempe : Berasal dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asin d. Kopi : a Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional MNC Belanda b Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang 4. Lagu : a. Lagu Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia b. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia c. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia d. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia e. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia f. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia g. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia 5. Tari : 31 a. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia b. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia c. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia d. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia 6. Alat Musik : a. Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia b. Angklung oleh Pemerintah Malaysia 7. Ukiran : a. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis b. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris 8. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika 9. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd 10. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia 11. Kain Ulos oleh Malaysia 32 http:budaya- indonesia.orgiaciData_Klaim_Negara_Lain_Atas_Budaya_Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, pada Pasal 10 dan pasal 12 disebutkan, bahwa : Pasal 10 a. Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya. b. Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya. c. Untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan tersebut pada ayat 2, orang yang bukan warga negara Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi yang terkait dalam masalah tersebut. d. Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan kewenangan itu, pemerintah bisa melakukan publikasi multimedia secara internasional secara besar-besaran, baik melalui televisi, internet, media luar ruang maupun buku-buku mengenai seni budaya. Pasal 12 33 1 Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan g. arsitektur h. peta i. seni batik j. fotografi k. sinematografi l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. 34 2 Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli. 3 Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, termasuk juga semua Ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan Perbanyakan hasil karya itu. http:id.wikisource.orgwikiUndang- Undang_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2002

2.5 Analisis Framing