MAIN FRAME OKEZONE.COM Analisis:

4.2.2 MAIN FRAME OKEZONE.COM Analisis:

Define Problems. Okezone.com melihat kasus penayangan tarian pendet dalam iklan Visit Malaysia Year 2009 ini sebagai masalah Internasional. Oleh karena itulah muncul pendapat bahwa perlindungan kebudayaan di Indonesia memang masih lemah hukumnya. Hal tersebut dilandasi karena negara lain, tidak hanya Malaysia, sering mengklaim kebudayaan asli Indonesia, sehingga pemerintah harus mengkaji seberapa besar kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia sebenarnya, agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi. Pemerintah sudah mengimbau pemerintah daerah agar menginventarisasi seni budaya lokal yang ada di daerahnya. Namun, dari 33 provinsi yang ada di Tanah Air, baru tiga provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, dan DI Yogyakarta, yang melakukan inventarisasi seni budaya mereka. Hasilnya, terdapat sekitar 600 seni budaya yang ada di ketiga provinsi tersebut. Pendapat keberatan itu diungkapkan oleh Tjetjep Suparman, Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Budaya, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. ”Sampai saat ini tidak ada sanksi bagi daerah yang tidak melakukan inventarisasi seni budaya lokal mereka.” Akibat berbagai kelemahan ini, seni budaya Indonesia sering diklaim negara lain. Padahal, jika memiliki daftar kekayaan intelektual termasuk seni budaya, daftar itu bisa disampaikan kepada Organisasi Hak Kekayaan Intelektual Dunia di Geneva untuk mendapat pengakuan internasional. Namun, hal itu belum dilakukan Indonesia. Meski inventarisasi seni budaya belum dilakukan, pemerintah bisa lebih proaktif untuk melindungi seni budaya bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, pada Pasal 10 Ayat 2 disebutkan, negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang jadi milik bersama, di antaranya cerita, hikayat, dongeng, legenda, tarian, koreografi, kaligrafi, dan karya seni lainnya. Berdasarkan kewenangan itu, pemerintah bisa melakukan publikasi multimedia secara internasional secara besar-besaran, baik melalui televisi, internet, media luar ruang maupun buku-buku mengenai seni budaya. Selain inventarisasi dan publikasi yang lemah, Indonesia juga menghadapi persoalan buruknya birokrasi pendataan hak cipta. Meskipun permohonan pendaftaran hak cipta mengenai seni budaya sudah disampaikan, misalnya, belum tentu permohonan tersebut segera diproses dan dipublikasikan. Sejak 2002 sampai Juni 2009, misalnya, sudah ada 24.603 permohonan pendaftaran hak cipta bidang seni yang disampaikan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Dephuk dan HAM. Namun, hingga saat ini, permohonan yang disetujui belum dipublikasikan. Hal ini juga terkait dengan belum adanya dasar hukum formal. Diagnose Causes. Dalam keseluruhan berita Okezone.com tentang kasus penayangan tarian pendet dalam iklan Visit Malaysia Year 2009 ini, pihak Malaysia serta Production House PH dari pembuat iklan Visit Year Malaysia diposisikan sebagai penyebab masalah. Yang paling menarik perhatian penulis adalah berita Okezone.com yang berjudul “Malaysia Belum Resmi Minta Maaf Soal Pendet”. Dalam berita itu dijelaskan secara terinci bahwa Malaysia belum benar-benar minta maaf kepada Indonesia. Padahal dalam media lain seperti Detik.com yang sama-sama mengulas kasus ini, mengungkapkan dalam salah satu beritanya bahwa “Deplu: Malaysia Telah Minta Maaf”. Fenomena ini tidak lepas dari strategi media dalam penonjolan isu atas suatu realitas. Cara pandang atau perpektif media itulah yang pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut Nugroho, Eriyanto, Surdiasis dalam Sobur, 2001:162. Berita yang ditulis Okezone.com menjelaskan bagaimana Malaysia tidak serius dalam menyelesaikan permasalahan kepada Indonesia, padahal Malaysia sudah berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia. Adapun kutipan berita yang menjelaskan hal-hal di atas adalah sebagai berikut: “Opini internasional sudah terbentuk, bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki ragam budaya seringkali dirampok oleh negara lain. Jadi sikap pemerintah harus tegas dengan menyerahkannya ke dalam mekanisme hukum internasional. Judul: Indonesia Harus Bawa Masalah Pendet ke Internasional Kalau kita cinta kepada karya budaya pasti marah dan harus marah karena diambil Malaysia. Judul: Tari Pendet Diklaim, Rakyat Indonesia Wajib Marah Setelah membaca kutipan tersebut, Okezone.com seolah ingin mengajak masyarakat untuk membenci Malaysia karena sering mengklaim kebudayaan Indonesia. Selain itu juga kesalahan pada perundang-undangan di Indonesia yang masih memiliki beberapa kelemahan. Seperti dalam kasus ini, adanya ambiguitas ruang lingkup hukum yang memancing timbulnya perdebatan berbagai kalangan. Make Moral Judgement. Frame tarian pendet dan kemarahan warga Bali sebagai korban, sedangkan pemerintah Malaysia dituding sebagai aktor penyebab masalah didukung oleh klaim-klaim moral. Sebagai warganegara Indonesia sangat menyesalkan dan menyayangkan, karena adanya pengklaiman sepihak bahwa Tari Pendet diklaim sebagai milik budaya Malaysia” Sedangkan penilaian moral terhadap kejaksaan adalah lemahnya perlindungan budaya yang ada di Indonesia. Kemudian penilaian moral atas permintaan maaf dari Malaysia yang tidak secara resmi kepada Indonesia, banyak disesalkan masyarakat Indonesia. Apalagi Malaysia kerap berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia. Treatment Recommendation. Berdasarkan berita Okezone.com, penyelesaian masalah yang dikehendaki sudah jelas, yakni penghapusan tarian Pendet dari iklan Visit Year 2009 dan permintaan maaf dari pihak Malaysia. Tapi Tari Pendet kan bukan grey area. Itu tari dari Bali, kalau ini ditayangkan terus, maka semua akan marah dan tersinggung. Tabel 9. Frame Okezone.com Frame Okezone.com: Malaysia sebagai negara pencuri kebudayaan Indonesia terutama tarian pendet. Framing Robert N. Entman Isi Berita Define Problems Kasus pengklaiman kebudayaan Indonesia disebabkan oleh Production House PH yang menyantumkan tarian Pendet ke dalam Iklan Visit Year 2009 Malaysia. Diagnose Causes Pemerintah Malaysia kurang serius dalam menyikapi kasus ini Make Moral Judgement 1. Permasalahan ini harus dibawa ke tingkat Internasional. 2. Malaysia tidak jera dalam mengklaim kebudayaan Indonesia secara berulang kali. Treatment Recommendation Menteri Pelancongan Malaysia serta Production House PH sudah meminta maaf meski tidak secara resmilangsung.

4.2.3 Frame Detik.com