Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi

setengah dari mereka terapinya tidak terkontrol Deepha, Shanthirani, Pradeepa, Mohan, 2003. Berikut adalah bagan sesuai sampel penelitian. Berdasarkan bagan di bawah, data rekapitulasi pendataan kependudukan tahun 2012 total penduduk di Dukuh Krodan sebanyak 1548 orang dengan proporsi jumlah menurut usia 40 tahun keatas sebanyak 672 orang. Dari 672 orang tersebut 239 orang diantaranya merupakan responden penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sebagian besar mengalami hipertensi yaitu sebesar 53,1. Dari 53,1 sampel yang mengalami hipertensi terdapat 52,76 tidak menyadari terkena hipertensi. Dapat dikatakan sebagian besar tidak menyadari hipertensi. Gambar IV. Bagan Responden Berdasarkan Rule of Halves Responden yang berjumlah 239 orang 53,1 diantaranya menderita hipertensi. Dari 53,1responden yang mengalami hipertensi 28 responden tidak sadar mereka mengalami hipertensi dan 25,1 lainnya sadar bahwa mereka mengalami hipertensi. Kesadaran dalam penelitian ini adalah responden penelitian yang mengetahui bahwa mereka mengalami hipertensi. Dari 25,1 responden populasi di Dukuh Krodan 1548 orang populasi yang berusia lebih dari 40 tahun 672 orang Responden 239 orang 100 Tidak hipertensi 112 orang 46,9 hipertensi 127 orang 53,1 Tidak sadar hipertensi 6728,0 sadar hipertensi 60 25,1 Tidak terapi 27 11,3 terapi 33 13,8 31 yang sadar mengalami hipertensi hanya 13,8 persen yang melakukan terapi. Terapi hipertensi merupakan segala upaya yang dilakukan seseorang dengan tujuan meyembuhkan atau menjaga agar tekanan darah pada batas normal yaitu 14090. Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat di Dukuh Krodan cukup memberikan perhatian terhadap terapi hipertensi karena lebih dari setengah responden yang sadar mengalami hipertensi melakukan terapi. Upaya terapi yang dilakukan oleh 13,8 dari 239 responden penelitian berupa terapi farmakologi maupun terapi non-farmakologi. Terapi farmakologi merupakan pengobatan dengan obat –obatan untuk tujuan tertentu. Penggunaan obat golongan CCB seperti Amlodipin merupakan obat yang paling banyak digunakan. Berikut obat golongan ACE Inhibitor seperti Kaptopril. Ada pula yang melakukan terapi non-farmakologi seperti mengkonsumsi jamu, maupun produk- produk MLM yang menyebutkan bahwa produk tersebut dapat mengontrol tekanan darah. Tabel VIII. Jenis Obat Yang Digunakan Pasien Terapi Tipe Pengobatan Nama Obat Jumlah responden Farmakologi Amlodipin 11 Kaptopril 5 Non-Farmakologi Jamu 7 Semut Jepang 1 Produk MLM NONI,Herba Sauda 5 Produk Ekstrak Manggis 1 Lupa nama obat 3 32

B. Faktor Risiko Kesehatan terhadap Prevalensi,Kesadaran dan Terapi Hipertensi

1. Faktor Risiko Kesehatan Terhadap Prevalensi Hipertensi

Dilakukan analisis untuk melihat pengaruh faktor risikoterhadap prevalensi hipertensi. Faktor risiko terdiri dari BMI, pola makan, aktifitas fisik dan merokok. Analisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95. Adanya pengaruh ditunjukkan dengan nilai p 0,05. Tabel IX.Pengaruh Jenis Kelamin dan Umur Terhadap Prevalensi Hipertensi Variabel Hipertensi p OR 95 CI Ya Tidak Jenis kelamin Perempuan 58 56 0,51 0,84 0,51-1,39 Laki-laki 69 56 Umur 40-59 th 99 99 0,03 0,46 0,23-0,95 ≥ 60th 28 13 Pada variabel jenis kelamin dapat diketahui nilai p yaitu 0,51 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan jenis kelamin terhadap hipertensi. Hal ini tidak sesuai dengan teori sebelumnya yang menyatakan jenis kelamin mempengaruhi hipertensi. Nilai odds ratio pada jenis kelamin bernilai 0,84 95 CI 0,51-1,39 sebaran data melebar sampai batas bawah 1 yang artinya OR tidak bermakna. Pada variabel umur dapat diketahui nilai p yaitu 0,03 yang menunjukkan nilai p0,05. Hasil penelitian ini sejelan dengan teori sebelumya yaitu Porth dan Matfin, 2009. Nilai odds ratio pada umur bernilai 0,4695 CI0,23-0,95. Nilai ini menunjukan bahwa umur dapat mempengaruhi hipertensi karena nilai p yaitu 0,03 dan dilihat dari nilai OR bermakna pada proporsi lebih kecil. 33 Tekanan darah seseorang mencapai 120mmHg pada akhir remaja. Pada penelitian Porth dan Matfin, 2009 tekanan darah diastolik akanmeningkat hingga umur 50 tahun sedangkan sistolik akan tetap naik dengan pertambahan usia. Sedangkan untuk jenis kelamin, laki-laki lebih rentan terkenan hipertensi. Tabel X.Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Prevalensi Hipertensi Variabel Hipertensi p OR 95 CI Ya Tidak BMI ≥25kgm 2 50 32 0,04 1,75 1,02-3,02 25 kgm 2 77 80 Merokok Ya 52 25 0,02 2,41 1,37-4,26 Tidak 75 87 Mengatur Lemak Ya 21 24 0,33 0,73 0,38-1,39 Tidak 106 88 Mengatur Garam Ya 19 21 0,43 0,76 0,39-1,51 Tidak 108 91 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hubungan BMI, merokok dan pola makan terhadap prevalensi hipertensi. Pada variabel BMI diperoleh nilai p yaitu 0,04 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa BMI mempengaruhi hipertensi. Hal ini didukung dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Sherlock, Beard, Minicuci, Ebrahim, dan Chatterji, 2014 bahwa salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi adalah obesitas, tingkat obesitas seseorang dapat diketahui melalui BMI. Nilai odds ratio pada BMI 1,75. Nilai ini memiliki nilai OR 1,75 95 CI 1,02-3,02artinya OR bermakna. Pada variabel kedua yaitu merokok, dapat diketahui nilai p yaitu 0,02 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa merokok mempengaruhi hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh rokok terhadap tekanan darah yaitu kegiatan merokok memiliki risiko yang besar untuk mengalami 34

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93