e. Pola Makan. Salah satu cara pengendalian hipertensi adalah dengan mengatur pola
makan. Mengurangi asupan natrium mengurangi konsumsi garam maka akan membantu mengontrol tekanan darah dan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung kalsium, kalium dan magnesium. Cahyono, 2008. Kadar natrium yang boleh dikonsumsi menurut rekomendari World Health
Organization WHO tidak lebih dari 100 mmol sekitar 2,4 gram natrium atau 6 gram garam perhari Shapo, 2003.
f. Konsumsi alkohol Minuman beralkohol dapat meningkatkan tekanan darah. Alkohol
mengandung kalori sehingga dapat mengganggu progam diet yang telah diatur Cahyono, 2008.
g. Merokok Pengaruh rokok terhadap tekanan darah yaitu merokok dapat merusak
dinding pembuluh darah. Hal ini berkaitan dengan percepatan proses arteriosklerosis Kenneth dan Mukamal,2015. Nikotin yang mencapai otak
akan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin, hormon inilah yang akan menyempitkan pembuluh darah sehingga jantung
akan bekerja lebih berat Mannan, Wahiduddin, Rismayanti, 2012. h. Aktivitas fisik.
Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara mengontrol tekanan darah. Olah raga ringan 30 menit sehari sudah cukup untuk mengontrol
tekanan darah Cahyono, 2008.
5. Patofisiologi
Jantung dan pembuluh darah adalah organ yang langsung terkena dampak hipertensi. Beban kerja jantung menjadi lebih berat karena terjadi peningkatan
tekanan darah sirkulasi darah sistemik yang meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, dampaknya terjadi hipertrofi untuk
meningkatkan kekuatan kontraksi. Gagal jantung bisa saja terjadi pada saat ventrikel sudah tidak dapat mengompensasi pertahanan curah jantung dengan
hipertrofi sehingga terjadi dilatasi dan akhirnya gagal jantung. Keadaan jantung dapat diperparah dengan adanya arterosklerosis koroner, jika ini berlangsung
dalam waktu yang lama, ketersediaan oksigen miokardium berkurang, akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium Price , 2006.
6. Teori ‘Rule of Halves’
Penelitian di China menyatakan bahwa teori “rule of halves” masih dapat
diaplikasikan di negara tersebut. Dengan responden hipertensi sejulah 139 yang 56 diantaranya melakukan pengobatan farmakologi. Hanya 25 pasien yang
tekanan darahnya terkontrol. Cheung,Law Lau, 2002. „The Rule of Halves‟ menyatakan setengah dari populasi akan berada
pada satu sisi median sedangkan setengahnya yang lain akan berada pada satu sisi median lainnya. Teori ini dapat diterapkan pada populasi dan ukuran apapun
sehingga dapat pula digunakan dalam penelitian hipertensi. Dalam hal hipertensi, teori “rule of halves” terdapat 3 aturan yang yang dinyatakan sebagai berikut
Gambar I. Aturan “The Rule of Halves” Rao and Daniel,2014; Deepha, Shanthirani, Pradeepa, Mohan, 2003.
7. Kesadaran Hipertensi
Kesadaran akan hipertensi di negara-negara miskin dan berkembang dinyatakan rendah.Sherlock, Beard, Minicuci, Ebrahim, Chatterji, 2014.
Kesadaran akan hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, BMI, merokok, konsumsi alkohol. Semakin tua orang yang mengalami hipertensi maka
kesadarannya akan semakin rendah. Jika di bandingkan orang dengan BMI normal dengan orang yang overweight atau obesitas, maka seseorang dengan nilai BMI
overweight dan obesitas cenderung memiliki kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan BMI normal. Begitu juga rasio kesadaran hipertensi
pada orang yang mengkonsumsi rokok dan alkohol akan semakin tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya Chen et al., 2015.
8. Terapi Hipertensi
Tujuan dari pemberian terapi antihipertensi adalah mencegah terjadinya komplikasi yang diakibatkan dari penyakit hipertensi. Pasien hipertensi yang
Setengah dari orang
yang mengalami
hipertensi tidak
menyadari bahwa
memiliki tekanan
darah tinggi
aturan 1
Setengah dari orang
yang sadar mengalami
tekanan darah
tinggi tidak diterapi
aturan 2
setengah dari orang
yang melakukan
terapi tidak terkontrol
terapinya dan hal itu
terjadi secara
berturutan
aturan 3