Faktor Risiko Kesehatan Terhadap Prevalensi Hipertensi

Tekanan darah seseorang mencapai 120mmHg pada akhir remaja. Pada penelitian Porth dan Matfin, 2009 tekanan darah diastolik akanmeningkat hingga umur 50 tahun sedangkan sistolik akan tetap naik dengan pertambahan usia. Sedangkan untuk jenis kelamin, laki-laki lebih rentan terkenan hipertensi. Tabel X.Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Prevalensi Hipertensi Variabel Hipertensi p OR 95 CI Ya Tidak BMI ≥25kgm 2 50 32 0,04 1,75 1,02-3,02 25 kgm 2 77 80 Merokok Ya 52 25 0,02 2,41 1,37-4,26 Tidak 75 87 Mengatur Lemak Ya 21 24 0,33 0,73 0,38-1,39 Tidak 106 88 Mengatur Garam Ya 19 21 0,43 0,76 0,39-1,51 Tidak 108 91 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hubungan BMI, merokok dan pola makan terhadap prevalensi hipertensi. Pada variabel BMI diperoleh nilai p yaitu 0,04 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa BMI mempengaruhi hipertensi. Hal ini didukung dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Sherlock, Beard, Minicuci, Ebrahim, dan Chatterji, 2014 bahwa salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi adalah obesitas, tingkat obesitas seseorang dapat diketahui melalui BMI. Nilai odds ratio pada BMI 1,75. Nilai ini memiliki nilai OR 1,75 95 CI 1,02-3,02artinya OR bermakna. Pada variabel kedua yaitu merokok, dapat diketahui nilai p yaitu 0,02 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa merokok mempengaruhi hipertensi. Hal ini sesuai dengan teori pengaruh rokok terhadap tekanan darah yaitu kegiatan merokok memiliki risiko yang besar untuk mengalami 34 cardiovascular disease yang salah satunya adalah hipertensi termasuk juga infark miokardial, stroke iskemik, dan perdarahan otak Kenneth J.,Mukamal,2015. Nilai odds ratio pada perilaku merokok 2,41 95 CI 1,37-4,26. Nilai ini memiliki nilai OR 1, sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kebiasan merokok memiliki 2 kali risiko hipertensi. Pada pola makan pengaturan lemak, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,33 OR 0,73 95 CI0,38-1,39 sebaran data melebar sampai batas bawah 1 yang artinya OR tidak bermakna. Pada pola makan pengaturan garam, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,43 dapat diambil kesimpulan bahwa pada seseorang yang mengatur Garam atau tidak, tidak mempengaruhi seseorang untuk hipertensi. Nilai odds ratio pada pola makan mengatur Garam 0,76 95 CI 0,39-1,51. Sebaran data melebar sampai batas bawah 1 yang artinya OR tidak bermakna. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Cahyono, 2008 yang mengatakan bahwa salah satu cara pengendalian hipertensi adalah dengan mengatur pola makan. Mengurangi asupan natrium mengurangi konsumsi garam maka akan membantu mengontrol tekanan darah dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium, kalium dan magnesium.

2. Faktor Risiko Kesehatan terhadap Kesadaran Hipertensi

Dilakukan analisis untuk melihat pengaruh faktor risikoterhadap kesadaran hipertensi. Faktor risiko terdiri dari BMI, pola makan, aktifitas fisik dan merokok. Analisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95. Adanya pengaruh ditunjukkan dengan nilai p 0,05.Sama halnya dengan prevalensi 35 hipertensi, untuk melihat pengaruh lainnya, dilakukan analisis dengan menggunakan variabel pengacau yaitu jenis kelamin dan umur terhadap kesadaran hipertensi. Tabel XI.Pengaruh Jenis Kelamin dan Umur Terhadap Kesadaran Hipertensi Variabel Kesadaran p OR 95 CI Tidak Jenis kelamin Perempuan 20 38 0,01 0,38 0,18-0,79 Laki-laki 40 29 unur 40-59 th 44 55 0,24 0,60 0,25-1,40 ≥ 60th 16 12 Pada variabel jenis kelamin dapat diketahui nilai p yaitu 0,01 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan jenis kelamin terhadap kesadaran hipertensi. Artinya, jenis kelamin mempengaruhi seseorang sadar mengalami hipertensi atau tidak. Nilai odds ratio pada jenis kelamin yaitu 0,38 95 CI 0,18-0,79. Nilai sebaran data tidak melebar hingga batas bawah 1 dapat dikatakan bahwa OR bermakna.Pada variabel umur dapat diketahui nilai p yaitu 0,24 yang menunjukkan nilai p0,05 dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan kesadaran terhadap hipertensi. Artinya, umur tidak mempengaruhi kesadaran hipertensi. Nilai odds ratio pada umur yaitu 0,60 94 CI 0,25-1,40. Nilai sebaran data melebar hingga batas bawah 1 dapat dikatakan bahwa OR tidak bermakna. Selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat pengaruh faktor risikoterhadap kesadaran hipertensi. Faktor risiko terdiri dari BMI, pola makan, aktifitas fisik dan merokok. Analisis menggunakan uji Chi- Square dengan tingkat kepercayaan 95. Adanya pengaruh ditunjukkan dengan nilai p 0,05. 36

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93