Faktor Risiko Kesehatan terhadap Terapi Hipertensi

bernilai 0,40 95 CI 0,13-1,20. Nilai sebaran data melebar hingga batas bawah 1 dapat dikatakan bahwa OR tidak bermakna Pada variabel umur dapat diketahui nilai p yaitu 0,48 yang menunjukkan nilai p0,05dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan kesadaran terhadap hipertensi. Artinya, umur tidak mempengaruhi seseorang untuk melakukan terapi hipertensi atau tidak. Nilai odds ratio pada usia bernilai 0,66 95 CI 0,20-2,12. Nilai sebaran data melebar hingga batas bawah 1 dapat dikatakan bahwa OR tidak bermakna Tabel XIV.Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Terapi Hipertensi Variabel Terapi p OR 95 CI Ya Tidak BMI ≥25kgm 2 19 14 0,66 1,26 0,45-3,51 25kgm 2 14 13 Merokok Ya 17 12 0,59 1,33 0,48-3,69 Tidak 16 15 Mengatur Lemak Ya 7 5 0,79 1,18 0,33-4,26 Tidak 26 22 Mengatur Garam Ya 6 4 0,73 1,28 0,32-5,09 Tidak 27 23 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui hubungan BMI, merokok dan pola makan terhadap terapi hipertensi. Pada variabel BMI diperoleh nilai p yaitu 0,66 yang menunjukkan nilai p0,05, dapat dikatakan tingkat berat bedan seseorang tidak mempengaruhi seseorang untuk terapi atau tidak melakukan terapi. Nilai odds ratio pada BMI 1,26 95 CI 0,45-3,51. Nilai sebaran data melebar hingga batas bawah 1 yang artinya OR tidak bermakna. Pada variabel kedua yaitu merokok, dapat diketahui nilai p yaitu 0,59 yang menunjukkan nilai p0,05, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan 39 merokok terhadap terapi hipertensi atau dapat dikatakan merokok atau tidaknya seseorang tidak mempengaruhi seseorang untuk terapi atau tidak melakukan terapi. Nilai odds ratio pada perilaku merokok 1,33 95 CI 0,48-3,69. Nilai sebaranOR melebar hingga batas bawah 1 yang artinya tidak bermakna. Pada pola makan pengaturan lemak, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,79, dapat diambil kesimpulan bahwa pada seseorang yang mengatur makanan berlemak atau tidak, tidak mempengaruhi seseorang untuk melakukan terapi hipertensi. Nilai odds ratio pada pola makan mengatur lemak 1,18 95 CI 0,33-4,26 . Nilai sebaran data menunjukan hingga batas bawah 1 yang artinya OR tidak bermakna. Pada pola makan pengaturan Garam, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,73, dapat diambil kesimpulan bahwa pada seseorang yang mengatur Garam atau tidak, tidak mempengaruhi seseorang seseorang untuk melakukan terapi hipertensi. Nilai odds ratio pada pola makan mengatur Garam 1,28 95 CI 0,32-5,09. Sebaran data OR menunjukan hingga batas bawah 1 dapat dikatakan OR tidak bermakna. Pada penelitian ini juga melihat pengaruh aktivitas fisik responden terhadap hipertensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari keseluruhan responden terdapat 6 responden yang melakukan aktivitas fisik secara rutin, dari seluruh responden yang melakukan aktivitas fisik hanya seorang responden yang mengalami hipertensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sharman tahun 2009 yang menyatakan bahwa melakukan aktivitas fisik ringan secara rutin dapat membantu mengontrol tekanan darah seseorang. Perubahan ‘life style’ yang didalamnya 40 termasuk berolah raga adalah merupakan salah satu ‘first line’ terapi dalam penatalaksanaan pasien hipertensi. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi yaitu 53,1 responden mengalami hipertensi, responden sadar akan hipertensi yaitu 25,1 dan responden yang menjalani terapi sebanyak 13,8 . 2. Pengaruh faktor risiko kesehatan terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi yaitu: Variabel BMI mempengaruhi prevalensi dan kesadaran hipertensi p=0,04 danp=0,01 akan tetapi, tidak mempengaruhi terapi. Varibel merokok mempengaruhi prevalensi hipertensi dengan p=0,11. Sedangkan Variabel pola makan tidak mempengaruhi prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran untuk kedepoannya, diantaranya : 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Sleman Pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat mengalami hipertensi. Namun, tidak menyadari bahwa mereka terkena hipertensi. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk pemerintah setempat melakukan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat. 42 2. Bagi Peneliti selanjutnya Pada penelitian ini, hanya mengetahui ada tidaknya hubungan yang menunjukkan ada tidaknya perbedaan BMI, pola makan dan merokok terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi. Untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis lebih mendalam dengan penambahan variabel untuk mendukung penelitian lebih lanjut. 43

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 1 95

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor risiko kesehatan

0 11 93