Profesionalisme Guru Sikap guru SMA terhadap program sertifikasi guru : studi kasus pada guru ekonomi dan akuntansi SMA di Kota Yogyakarta.

Lapangan kerja ini pun tidak dapat dilaksanakan berdasarkan amatirisme, lebih-lebih dengan coba -coba atau trial an errors. Lapangan kerja ini memerlukan perencanaan yang mantap, suatu manajemen yang memperhitungkan komponen-komponen sistemnya. Kedua, lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan memberi konsepsi teoritis ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya. Ketiga, lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama, berupa pendidikan dasar basic education untuk taraf sarjana ditambah pendidikan profesional.

3. Profesionalisme Guru

Istilah ”profesional” aslinya adalah kata sifat dari kata pekerjaan yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan dan sebagai kata benda yang berarti orang yang melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi sebagai mata pencaharian McLeod dalam Muhibbin 1995:231. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:897 mengartikan profesi sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejujuran, dsb tertentu. Artinya pekerja profesional akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi keselamatan orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat Sardiman, 1986:131. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I pasal 1 ayat 4 menegaskan bahwa : ”Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.” Profesionalitas menurut pasal 7 ayat 1 Undang-undang Guru dan Dosen dinyatakan sebagai bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut : a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Profesi yang dimaksud adalah profesi keguruan, seharusnya terkait dengan kecakapan yang dimiliki guru dalam menjalankan tugas keprofesiannya, dalam hal ini ialah untuk menjalankan fungsi guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran siswa. Maka secara singkat dapat dikatakan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Tiga kemampuan yang penting yang harus dimiliki seorang guru profesional adalah kompetensi profesional, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi pedagogis. Kompetensi tersebut merupakan syarat dalam mengikuti program sertifikasi guru.

C. Program Sertifikasi Guru

Istilah sertifikasi dalam makna Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tanda atau surat keterangan sertif ikat dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan lisensi terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sertifikasi guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 ialah proses pemberian sertifikat pendidik, yang menjadi bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Dalam ketentuan seperti yang diatur dalam Undang-undang Guru dan Dosen 2006 seperti yang dicantumkan dalam pasal 11 yang bunyinya seperti berikut: 1. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. ayat 1 2. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. ayat 2 3. Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel. ayat 3 Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang pengelolaan pendidikan, yang sebagai suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sertifikasi guru mempunyai tujuan yaitu untuk 1 menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, 2 peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan 3 peningkatan profesionalitas guru. Adapun manfaat sertifikasi guru yaitu sebagai berikut: 1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. 2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. 3. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan LPTK dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. 4. Meningkatkan kesejahateraan guru. Guru yang sudah memiliki kualifikasi pendidikan D4 dan S1 harus mengikuti ujian sertifikasi. Ujian sertifikasi tersebut berupa empat standar kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan pada ayat 10 kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalitasan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ada empat kompetensi, yakni: 1. Kompetensi Pedagogik yang berarti guru harus memahami tentang peserta didik dari berbagai aspek, seperti perkembangan kognitif, emosional dan psikomotoriknya. Pemahaman tersebut diterapkan untuk mengajarkan bidang studi. Guru juga harus mengetahui berbagai teori tentang belajar dan pembelajaran, karena hal ini merupakan landasan pada pendekatan dan metodologi mengajar. Artinya kemampuan dalam pembelajaran ini memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan perkembangannya; mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna membantu siswa; serta menguasai sistem evaluasi yang tepat. 2. Kompetensi Kepribadian yang menuntut agar guru memiliki kepribadian yang mantap berpegang pada norma yang berlaku, kepribadian yang mantap yang berarti juga taat asas dalam be rsikap dan bertindak, kepribadian dewasa yang berarti memiliki kematangan emosional sesuai dengan norma yang berlaku, kepribadian yang arif yang berarti mempunyai pertimbangan yang mendalam dalam bersikap dan bertindak sebagai pendidik, kepribadian berwibawa, dan akhlak mulia. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan kepribadian mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat, dan dapat mengambil keputusan, terbuka akan hal-hal yang baru. Suparno, 2004:47 3. Kompetensi Profesional yang berkaitan dengan kemampuan dalam bidang studi. Kompetensi ini lebih menekankan pada keahlian guru yang memegang bidang studi tertentu. Artinya guru yang bersangkutan harus memahami dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Guru tersebut juga harus mampu mengembangkan keprofesionalitasannya. Dengan kata lain kemampuan dalam bidang studi memuat pemahaman akan karakteristik dan isi bahan ajar, menguasai konsepnya, mengenal metodologi ilmu yang bersangkutan, memahami konteks bidang tersebut dan juga kaitannya dengan masyarakat, lingkungan dan dengan ilmu lain. Artinya guru tidak cukup hanya mendalami ilmunya sendiri tetapi termasuk bagaimana dampak dan relasi ilmu itu dalam hidup masyarakat dan ilmu-ilmu lain. Karena itu guru diharapkan memiliki wawasan yang luas. 4. Kompetensi Sosial menuntut guru mempunyai kompetensi berkomunikasi yang efektif dan bergaul secara efektif. Guru berada di sekolah berkomunikasi di antara murid, guru dengan orang tua murid juga dituntut harus mampu berkomunikasi. Komunikasi bisa dikatakan menjadi efektif bila guru mampu mengkomunikasikan suatu idegagasan baik secara lisan maupun tertulis kepada orang lain, sebaliknya guru tersebut mampu menangkap gagasan dan pendapat orang lain murid yang ditujukan kepadanya. Guru juga diharapkan dapat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Guru yang sudah mengikuti ujian sertifikasi atau program sertifikasi guru berhak mendapatkan sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: 1. Kualifikasi akademik Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar S1, S2 atau S3 maupun non gelar D4, baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma. 2. Pendidikan dan pelatihan Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tingkat kecamatan, kabupatenkota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat. 3. Pengalaman mengajar Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang. 4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Bukti fisik ini dapat berupa dokumen perencanaan pembelajaran RPRPPSP yang diketahui atau disahkan oleh atasan. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi, kegiatan inti penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media atau sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa, dan penutup refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut. Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format terlampir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Penilaian dari atasan dan pengawas Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan format penilaian atasan terlampir. 6. Prestasi akademik Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga atau panitia penyelenggara. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik, dan pembimbingan teman sejawat dan siswa. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia penyelenggara. 7. Karya pengembangan profesi Karya pengambangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan guru. Komponen ini meliputi buku yang diplublikasikan, artikel yang dimuat dalam media jurnal atau majalah, menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANASUN, modul atau buku cetak lokal yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester, media atau alat pembelajaran dalam bidangnya, laporan penelitian tindakan kelas dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut. 8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat atau piagam bagi nara sumber, dan sertifikat atau piagam bagi peserta. 9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu pengalaman guru menjadi pengurus, dan bukan hanya sebagai anggota di suatu organisasi kependidikan dan sosial. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang. 10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualitatif, dan relevansi. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan. Portofolio adalah bukti fisik dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik. Dari 10 komponen portofolio dalam program sertifikasi guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2007, maka dapat dilihat di bawah ini tabel pemetaan komponen portofolio yang berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Tabel 2.1 Pemetaan Komponen Portofolio ke Dalam Kompetensi Guru Kompetensi Guru Componen Portafolio Sesuai Permendiknas No 18 tahun 2007 PED KEPRI SOS PROF 1. Kualifikasi Akademik v v 2. Pendidikan dan Pelatihan v v 3. Pengalaman Mengajar v v v 4. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran v v 5. Penilaian Atasan dan Pengawas v v v v 6. Prestasi Akademik v v v 7. Karya Pengembangan Profesi v 8. Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah v v 9. Pengalaman orang dalam bidang kependidikan dan sosial v v 10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan v v v v

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap Guru

Sikap seseorang terbentuk dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, hal-hal yang diduga kuat mempengaruhi sikap guru terhadap program sertifikasi guru adalah sebagai berikut :

1. Masa Kerja

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

0 17 121

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Guru Dan Sertifikasi Guru Di Sma Negeri Se-Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

0 2 12

Pengaruh Program Sertifikasi terhadap Motivasi Kerja dan Profesionalisme Guru SMA di Kota Bandung.

0 1 20

Perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru ditinjau dari lama mengajar, tingkat pendidikan dan golongan jabatan : studi kasus guru SMA di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.

0 0 144

Kesiapan guru dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan survey pada guru-guru sekolah menengah kejuruan program akuntansi, dan penjualan di wilayah kabupaten Bantul Yogyakarta.

0 0 130

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN.

0 0 2

Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru Ekonomi Akuntansi SMA dan SMK se Kabupaten Jepara.

1 19 141

SIKAP GURU SMA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI GURU

0 2 154

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 111

Perbedaan kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi : studi kasus guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 197