Pustakawan Profesional Pustakawan .1 Pendidikan

teori harapan mengandung tiga variabel yaitu: daya tarik, hubungan antara prestasi dengan imbalan, dan hubungan kaitan antara usaha dan prestasi. Daya tarik maksudnya adalah seberapa besar pengaruh yang dirasakan seseorang dan seberapa besar pentingnya hasil yang didapatkan. Hubungan antara prestasi dan imbalan maksudnya adalah tingkat keyakinan seseorang tentang hubungan antara prestasi dengan hasil yang akan dicapai. Dan hubungan antara usaha dan prestasi adalah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu yang dilakukan akan menjurus kepada prestasi. Inti dari teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecendrungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. 2.2 Pustakawan 2.2.1 Pendidikan Untuk menjadi seorang pustakawan, harus mendapatkan pendidikan di bidang Ilmu Perpustakaan. Pendidikan yang didapat boleh formal dan non formal. Pendidikan formal perpustakaan memiliki tingkatan atau jenjang yang berbeda yaitu mulai dari D2, D3, S1, S2 dan S3. Dan untuk pendidikan non formal yaitu berupa seminar, diklat pustakawan, pelatihan, dan lain sebagainya. Hal ini juga tertulis dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 33 ayat 2 yaitu: Pendidikan untuk pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan dilaksanakan melalui pendidikan formal danatau nonformal.

2.2.2 Pustakawan Profesional

Pustakawan berasal dari kata “pustaka” dengan penambahan kata “wan” yang artinya orang yang bekerja atau memiliki profesi yang berkaitan dengan perpustakaan dan bahan pustaka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pustawakan adalah orang yang bergerak dibidang perpustakaan. Dalam Undang- Universitas Sumatera Utara undang No. 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 8 yang dimaksud dengan “pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan danatau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.” Menurut Soekarman yang dikutip oleh Hermawan 2006, 63 mendefinisikan bahwa profesi adalah sejenis pekerjaan atau lapangan pekerjaan yang untuk melaksanakannya dengan baik memerlukan keterampilan danatau keahlian khusus yang diperoleh dari pendidikan danatau pelatihan secara berkesinambungan sesuai dengan perkembangan bidang pekerjaan atau lapangan pekerjaan yang bersangkutan. Profesi adalah pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dikatakan sebagai profesi. Untuk menjadi sebuah profesi, suatu pekerjaan tersebut harus dilatarbelakangi dengan pendidikan yang sesuai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian ketrampilan, kejuruan, dsb tertentu. Surakhmad yang dikutip oleh Hermawan 2006, 64 menyatakan bahwa sebuah profesi harus mempunyai kriteria yaitu: a. Profesi harus mempunyai bidang pekerjaan tertentu spesifik tidak boleh sama dengan pekerjaan yang dilakukan oleh profesi yang lain. b. Bidang pekerjaan profesi itu harus bersifat pengabdian kepada masyarakat public service pekerjaan yang bersifat pengabdian. c. Profesi membutuhkan persyaratan tertentu. Persyaratan dasar tidak boleh sama dengan profesi yang lain. d. Profesi harus memiliki ketrampilan khusus yang tidak dimiliki oleh profesi lain e. Profesi harus memiliki sikap dan kepribadian yang khas, yang membedakan dengan profesi yang lain. f. Profesi harus mempunyai organisasi profesi, yang berfungsi menghimpun, mengelola dan melayani anggota profesinya. g. Profesi harus mempunyai pedoman sikap dan tingkah laku bagi anggotanya atau dikenal sebagai kode etik profesi h. Profesi harus mempunyai dewan kehormatan profesi, yaitu organisasi yang bertugas mengawasi perilaku anggotanya dalam melakukan tugas dan memberikan pertimbangan kepada pengurus pusat atas pelanggaran kode etik yang dilakukan anggotanya. Universitas Sumatera Utara Abraham Flexner yang dikutip Bowden dikutip lagi oleh Hermawan 2006, 65 menyatakan bahwa suatu profesi paling tidak memenuhi 6 enam persyaratan yaitu: 1. Profesi merupakan pekerjaan intelektual. Artinya suatu profesi harus mempunyai kebebasan intelektual dalam pemecahan masalah, terutama untuk memahami dan menguasai profesinya. 2. Profesi merupakan pekerjaan ilmiah berdasarkan pengetahuan sains 3. Profesi merupakan pekerjaan praktikal, bukan hanya bersifat teori saja tetapi dapat dipraktikkan dan diterapkan. 4. Profesi harus terorganisasi secara sistematis 5. Profesi harus memiliki standar cara melaksanakannya dan mempunyai tolak ukur keberhasilannya 6. Profesi merupakan pekerjaan altruism yang berorientasi pada masyarakat yang dilayani bukan pada diri professional itu sendiri. Selanjutnya Mc Garry yang dikutip oleh Sukarman dikutip lagi oleh Hermawan 2006, 65 menyatakan bahwa ada 5 lima persyaratan dan kelengkapan suatu profesi yaitu: 1. Memiliki ketrampilan khusus 2. Memiliki organisasi profesi yang akan menentukan tingkat-tingkat keahlian dan menetapkan keanggotaan. 3. Memiliki kode etik yang mengatur perilaku yang berdasarkan atas dua loyalitas kepada tugas pokok dan klien. 4. Memiliki dedikasi antar anggota dalam peningkatan profesi dan pendidikan. 5. Dalam melaksanakan tugasnya mengutamakan kesejahteraan umum. Berdasarkan SK MENPAN No. 18 Tahun 1988 profesi pustakawan khususnya Pegawai Ngeri Sipil PNS diakui sebagai jabatan fungsional. Jabatan fungsional keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasi professional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keahliannya. Peranan pustakawan ada lima, dikenal dengan singkatan EMAS yaitu: a Edukator b Manajer Universitas Sumatera Utara c Administrator d Supervisor

2.2.3 Kompetensi Pustakawan