Kompetensi Pustakawan Pustakawan .1 Pendidikan

c Administrator d Supervisor

2.2.3 Kompetensi Pustakawan

Kompetensi menjadi persyaratan yang harus dimiliki tiap individu dalam suatu organisasi agar semua pekerjaan dapat dilakukan dengan baik, tepat waktu, tepat sasaran, dan sebanding antara biaya dan hasil yang diperoleh cost-benefit ratio. Kompetensi menurut Richards dan Rodgers yang dikutip oleh Sulistyo- Basuki 2006, 52 terdiri atas keterampilan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku inti yang dibutuhkan bagi terwujudnya sebuah kinerja yang efektif dalam melaksanakan tugas atau kegiatan nyata. Kompetensi dalam kehidupan sehari-hari terefleksikan dari kebiasaan berpikir dan bertindak. Pendekatan kompetensi ini tidak lahir dari teori baru, tetapi dari tuntutan dunia kerja yang nyata dan juga persaingan global yang semakin tinggi. Setiap individu dalam profesi apapun perlu mengetahui dengan jelas kualifikasi yang dipersyaratkan untuk jenis pekerjaan tertentu, sehingga setiap individu mengetahui dengan jelas apa yang perlu dikuasai dan dipersiapkannya. Kualifikasi ini juga menjadi acuan bagi setiap program pelatihan. Karena itu, kualifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap profesi sebagai standar kompetensi perlu dirumuskan dengan jelas dan pasti, setelah mendapat masukan aktif dari masyarakat pengguna tenaga kerja, tentang kualifikasi yang dipersyaratkan untuk setiap profesi sebagai standar kompetensi. Standar kompetensi atau kualifikasi ini dalam sistem kualifikasi ditandai dengan pemberian pengakuan atau sertifikasi yang jelas. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkompetensi berarti memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan nilai dasar yang diterapkan dalam melaksanakan tugas agar terwujudnya kinerja yang efektif. Untuk pustakawan, kompetensi bagi seorang tenaga perpustakaan adalah Universitas Sumatera Utara standar minimum bagi kemampuan dan keahlian yang perlu dipenuhinya dalam melakukan segala hal yang berkenaan dengan perpustakaan, dan berorientasi kepada hasil yang memuaskan. Kompetensi tersebut harus sering dilatih dan dikuasai secara utuh, tidak hanya sebatas pengetahuan secara teoritis saja. Sulistyo-Basuki 2006, 53 menyatakan bahwa sejak 2 dekade terakhir yaitu abad ke-20 dan terutama abad ke-21 telah terjadi era baru yang ditandai dengan: a derasnya perkembangan teknologi yang memberi peluang bagi penciptaan layanan baru, b tuntutan peningkatan layanan, serta c harapan para pustakawan itu sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Artinya pustakawan perlu meningkatan kinerja mereka. Pada era globalisasi sekarang ini, apabila tenaga perpustakaan tidak meningkatkan profesionalismenya, berbagai peluang yang seharusnya dimanfaatkan pustakawan di negeri sendiri akan diambil oleh pustakawan atau pakar informasi dari luar. Oleh sebab itu, kompetensi dan profesionalisme tenaga perpustakaan kita perlu selalu ditingkatkan sesuai standar yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan. Menurut Spencer Spencer yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki 2006, 54 mengemukakan bahwa: ada 5 jenis ciri kompetensi yaitu motif, ciri, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan itu secara relatif tampak di permukaan. Konsep diri, ciri-ciri dan motif itu tersembunyi, melekat dalam kepribadian. 1. Motif: hal yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang yang dapat melahirkan kegiatan. 2. Ciri: ciri fisik dan tanggapan yang dimiliki terhadap sebuah keadaan atau situasi. 3. Konsep diri: sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. 4. Pengetahuan: informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang- bidang khusus. 5. Keterampilan: kemampuan untuk melaksanakan kegiatan fisik atau mental tertentu. Universitas Sumatera Utara Kompetensi yang dimiliki seorang pustakawan, akan menunjukkan kualitas dari diri pustakawan tersebut. Kompetensi tersebut dapat terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan tugas dalam mewujudkan fungsi perpustakaan yang baik. Menurut Sulistyo-Basuki 2006,55 ada 3 indikator kompetensi tenaga perpustakaan. Tiga kompetensi tersebut terdiri atas: a. Kompetensi informasi dengan tiga subkompetensi: 1. Pengembangan koleksi 2. Organisasi informasi 3. Jasa informasi b. Kompetensi manajemen dengan subkompetensi: 1. Melaksanakan kebijakan 2. Manajemen sumber daya 3. Keuangan dan anggaran c. Kompetensi pendidikan dengan subkompetensi: 1. Memiliki wawasan pendidikan 2. Mengembangkan keterampilan informasi 3. Bimbingan dan promosi penggunaan perpustakaan memiliki kemampuan berinisiatif Pustakawan yang berkompeten tentunya lebih mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu menjadikan perpustakaan atau menyelesaikan tugasnya dengan baik dan profesional. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa standar kompetensi tenaga perpustakaan adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut berkompeten. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian