Pengertian Kontrasepsi Pengetahuan Kontrasepsi

secara operasional termasuk pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan telah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid. Berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan usia subur PUS yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua- duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan. PUS yang menggunakan alat kontrasepsi disebut pesertaakseptor KB. Peserta KB adalah PUS yang sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi. Sedangkan peserta KB aktif adalah peserta KB yang sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi secara terus-menerus tanpa diselingi kehamilan. Adapula yang disebut peserta KB baru yaitu PUS yang baru pertama kali menggunakan alatcara kontrasepsi dan atau PUS yang kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkankeguguran BKKBN, 2009.

2.3 Kontrasepsi

2.3.1 Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata” kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti “melawan”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma yang menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindarimencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut Hartanto, 2007. Secara umum menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi dua yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Cara temporer, yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi. 2. Cara permanen, yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen. Menurut Saifuddin 2006, Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah : 1. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan. 2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah terjadinya kehamilan. 3. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat. 4. Terjangkau harganya oleh masyarakat. 5. Bila pemakaian dihentikan, klien akan segera kembali kesuburannya.

2.3.2 Jenis Metode Kontrasepsi

A. Metode Kontrasepsi Sederhana 1 Tanpa alat atau obat , antara lain : 1. Metode kalender pantangan berkala 2. Metode lendir serviks . 3. Metode suhu basal . 4. senggama terputus Coitus interuptus Universitas Sumatera Utara 5. Metode simpto-therma . 2 Dengan alat atau obat ,antara lain : 1. Kondom 2. Intro vagina wanita antara lain :diafragma ,spons dan kap servix . 3. Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vagina jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet. B. Metode Kontrasepsi efektif MKE 1. Kontrasepsi hormonal: a KB pil ,antara lain : Pil Oral Kombinasi POK, Mini Pil . b KB Suntik : Depo Provera , cylofem ,Norigest. 2. Implant AKBK. 3. Alat kontrasepsi dalam rahim AKDR C. Metode Kontrasepsi Mantap 1. Metode Operatif pria MOP Vasektomi 2. Metode Operatif wanita MOW Tubektomi Hartanto, 2007.

1. Kondom Pria

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks, plastik vinyl, atau bahan alamiah yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet sehingga sperma tidak tercurah ke dalam alat reproduksi wanita saat berhubungan seksual. Universitas Sumatera Utara Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun Arum dan Sujiyatini, 2011. Keuntungan menggunakan kondom : 1. Murah dan dapat diperoleh secara umum. 2. Tidak perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. 3. Cara pemakaian mudah. 4. Tidak mengurangi kenikmatan dalam berhubungan seksual. 5. Tingkat proteksi tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual IMS Suratun,dkk 2008. Keterbatasan kondom : 1. Efektifitas tidak terlalu tinggi. 2. Sangat dipengaruhi cara penggunaan. 3. Pada beberapa orang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan ereksi. 4. Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual. 5. Beberapa orang malu untuk membeli kondom di tempat umum Arum dan Sujiyatini, 2011.

2. Pil KB

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone. Pil ini bekerja menekan ovulasi, yakni mencegah lepasnya sel telur dari indung telur dan mengendalikan lendir mulut rahim sehingga lebih kental dan sperma sukar masuk ke dalam rahim. Universitas Sumatera Utara Keuntungan menggunakan Pil : 1. Reversibilitasnya tinggi. 2. Mudah dalam penggunaan. 3. Mengurangi rasa sakit ketika menstruasi. 4. Mencegah anemia. 5. Mengurangi resiko kanker ovarium. 6. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan ektopik. 7. Tidak mengganggu hubungan seksual Suratun dkk, 2008. Kerugian menggunakan pil : 1. Memerlukan disiplin dalam pemakaian. 2. Tidak mencegah penyakit menular seksual. 3. Tidak boleh diberika kepada wanita menyusui. 4. Mahal . 5. Repot Atikah dkk, 2010.

3. Suntik

Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB. Jenis yang beredar di Indonesia : 1. Yang hanya mengandung hormon progestin. a. Depo medroksiprogesteron asetat Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular. Setelah suntikan pertama, kadar DMPA dalam darah mencapai puncak setelah 10 hari. DMPA dapat memberi perlindungan dengan aman selama tiga bulan. b. Depo noretisteron enantat Universitas Sumatera Utara Mengandung 200 mg Noretdon Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular. 2. Kontrasepsi kombinasi. Depo estrogen-progesteron Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat. Efektifitas cara kontrasepsi suntik sangat tinggi, dimana kegagalan kurang dari 1 Suratun dkk, 2008.

a. Cara kerja Suntik KB :

1. Mencegah ovulasi Kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone LH secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone FSH dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH LH Surge. Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestin menurunkan frekuensi pelepasan FSH dan LH. 2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. 3. Membuat endometrium menjadi kurang layakbaik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi. Universitas Sumatera Utara 4. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum telur melalui tuba

b.Keuntungan menggunakan suntik :

1. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis. 2. Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Hormon progesteron dapat meningkatkan kuantitas air susu ibu sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi. 3. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan. 4. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri 5. Penggunaan jangka panjang Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. 6. Dapat digunakan oleh perempuan usia 35 tahun Suratun dkk, 2008.

c. Keterbatasan kontrasepsi suntik :

1. Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling menggangu. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenore, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang Universitas Sumatera Utara dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah tetapi sebenarnya efek ini memberikan keuntungan yakni mengurangi terjadinya anemia. Tidak menjadi masalah karena darah tidak akan menggumpal didalam rahim. Amenore disebabkan perubahan hormon didalam tubuh dan kejadian amenore biasa pada peserta kontrasepsi suntikan. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. 2. Berat badan yang bertambah, umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. 3. Keluhan- keluhan lainnya berupa mual, muntah, sakit kepala, panas dingin, pegal-pegal, nyeri perut dan lain-lain. 4. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut . Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. 5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari depo nya tempat suntikan. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat menurunkan kepadatan tulang, menimbulkan kekeringan pada vagina, dan menurunkan libido Arum dan Sujiyatini, 2011 Universitas Sumatera Utara

d. Yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :

a. Usia reproduksi b. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi c. Menyusui d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui. e. Setelah abortus atau keguguran. f. Tidak banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. g. Perokok. h. Tekanan darah 180110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia. i. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen Saifuddin,2006.

e. Yang tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :

a. Hamil atau dicurigai hamil. b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea. d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. e. Diabetes melitus disertai komplikasi Saifuddin, 2006.

f. Yang boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Usia reproduksi. b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak. c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi. d. Menyusui diatas 6 minggu pasca persalinan dan tidak menyusui. e. Anemia. Universitas Sumatera Utara f. Haid teratur. g. Riwayat kehamilan ektopik. g .Yang tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi a. Hamil atau diduga hamil. b. Menyusui dibawah umur 6 minggu pasca persalinan. c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. d. Penyakit hati akut virus hepatitis. e. Usia 35 tahun. f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi 180110 mmHg. g. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis 20 tahun. h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain. i. Keganasan pada payudara Saifuddin,2006.

h. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntikan progestin jenis DMPA di berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular dalam di daerah glutea. Apabila suntikan di berikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan tidak efektif. Suntikan di berikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat diberikan setiap 8 minggu. Sedangkan untuk suntikan kombinasi di berikan setiap bulan dengan intramuskular dalam dan datang kembali setiap 4 minggu. Suntikan ulang di berikan Universitas Sumatera Utara 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga di berikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah di tentukan, asal saja di yakini ibu tersebut tidak hamil Saifuddin,2006.

4. SusukImplanAKBK

SusukImplan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit.Jenis yang paling sering digunakan di Indonesia adalah Norplant. Susuk adalah kontrasepsi sub dermal yang mengandung Levonorgestrel LNG sebagai bahan aktifnya. Hormon levonorgestrel secara konstan akan dilepaskan ke dalam darah. Cara kerja susukimplan dalam mencegah kehamilan pada dasarnya hampir sama dengan pil dan suntik. Keuntungan menggunakan implan : 1. Tidak menekan produksi ASI 2. Praktis dan efektif 3. Tidak ada faktor lupa 4. Masa pakai jangka panjang 5. Membantu mencegah anemia Keterbatasan menggunakan implan : 1. Implan harus dipasang oleh tenaga kesehatan yang terlatih 2. Implan lebih mahal daripada suntik atau pil dan cara KB jangka pendek lainnya. 3. Pola haid terganggu 4. Wanita tidak dapat menghentikan penggunaannya sendiri 5. Cara ini belum begitu dikenal sehingga beberapa masih enggan memakainya 6. Implan terlihat di bawah kulit Suratun,dkk 2008. Universitas Sumatera Utara

5. AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim IUD Intra Uterine Device

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik polyethyline, tembaga Cu, ada pula yang tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak Ag, selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone Suratun,dkk 2008. Alat ini bekerja dengan menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, dan mencegah implantasi telur dalam uterus. Keuntungan menggunakan AKDRIUD : 1. Efektifitasnya tinggi 2. IUD AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan 3. Tidak mempengaruhi hubungan seksual 4. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil 5. Tidak ada efek samping hormonal 6. Tidak mempengaruhi ASI 7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus 8. Tidak ada berinteraksi dengan obat-obatan 9. Membantu mencegah kehamilan etropik Keterbatasankerugian penggunaan AKDRIUD : 1. Terjadi perubahan siklus haid 2. Tidak dapat mencegah infeksi menular seksual 3. Pengguna tidak dapat melepas AKDR sendiri Atikah,dkk 2010. Universitas Sumatera Utara

6. Tubektomi

Tubektomi adalah sebuah metode kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya sel telur wanita dengan cara mengikat atau memotong kedua saluran tuba Keuntungan menggunakan tubektomi : 1. Tekhniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum 2. Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana 3. Dapat dilakukan pada pasca persalinan, pasca keguguran dan masa interval 4. Kegagalan sangat rendah dan keberhasilan hampir 100 5. Waktu pembedahan singkat dan biaya relatif murah Suratun,dkk 2008 Keterbatasan metode Tubektomi : 1. Harus dipertimbangkan sifat mantap metode ini karena tidak dapat dipulihkan kembali. 2. Pengguna dapat menyesal di kemudian hari 3. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual Atikah,dkk 2010.

7. Vasektomi

Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama. Keuntungan metode Vasektomi : 1. Tidak ada mortalitas 2. Morbiditas kecil sekali 3. Efektif Universitas Sumatera Utara Suratun,dkk 2008

2.4 Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi

Ada beberapa hal yang membuat pasangan usia subur mau menggunakan alat kontrasepsi secara berkesinambungan dan terus menerus, selain karena mereka memang sudah tidak ingin punya anak lagi atau tidak boleh punya anak lagi, maka hal lain yang signifikan sangat mempengaruhinya adalah keinginan dan kemauannya untuk menggunakan alat kontrasepsi itu muncul dari hati nuraninya bukan dari pengaruh orang lain. Menurut Atikah,dkk 2010 beberapa faktor yang mempengaruhi akseptor KB dalam memilih metode kontrasepsi antara lain : 1. Faktor pasangan dan motivasi, antara lain : a. Umur b. Gaya hidup c. Frekuensi senggama d. Jumlah keluarga yang diinginkan e. Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu 2. Faktor kesehatan, meliputi : a. Status kesehatan b. Riwayat haid c. Riwayat keluarga d. Pemeriksaan fisik dan panggul 3. Faktor metode kontrasepsi, meliputi : a. Efektivitas Universitas Sumatera Utara b. Efek samping c. Biaya Dalam memutuskan metode kontrasepsi yang akan digunakan, klien dipengaruhi oleh : 1. Kepentingan pribadi 2. Faktor kesehatan 3. Faktor ekonomi dan aksesibilitas 4. Faktor budaya Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi dapat berubah seiring dengan bertambahnya usia reproduksi klien sehingga diperlukan re-evaluasi terhadap metode apa yang paling baik untuk memenuhi individual kebutuhan klien Brahm, 2007

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng long lasting daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Contohnya adalah mendapatkan informasi tentang KB, pengertian KB, manfaat KB dan dimana memperoleh pelayanan KB. Menurut Notoatmodjo 2005, pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap objek Universitas Sumatera Utara mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu. a. Tahu know Tahu diartikan hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu . b. Memahami comprehension Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. d. Analisis analysis Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. e. Sintesis Synthesis Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. f. Evaluasi evaluation Universitas Sumatera Utara Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Salah satu pelayanan yang tersedia dalam program KB adalah pelayanan kontrasepsi. Pelayanan kontrasepsi akan berhasil dengan baik bila masyarakat mengenal berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia. Akan tetapi, pengenalan berbagai jenis kontrasepsi ini cukup sulit karena hal ini menyangkut pola pengambilan keputusan dalam masyarakat itu sendiri. Proses pengambilan keputusan untuk menerima suatu inovasi meliputi empat tahap yaitu tahap pengetahuan knowledge, tahap persuasi persuasion, tahap pengambilan keputusan decision, dan tahap konfirmasi confirmation. Suatu inovasi dapat diterima maupun ditolak setelah melalui tahap-tahap tersebut. Inovasi ditolak bila inovasi tersebut dipaksakan oleh pihak lain, inovasi tersebut tidak dipahami, inovasi tersebut dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-nilai penduduk. Sementara itu, inovasi yang diterima tidak akan diterima secara menyeluruh tetapi bersifat selektif dengan berbagai macam pertimbangan. Tingkat pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi penerimaan program KB di masyarakat. Studi yang dilakukan oleh Laksmi Indira 2009 menemukan bahwa ”Sekali wanita mengetahui tempat pelayanan kontrasepsi, perbedaan jarak dan waktu bukanlah hal yang penting dalam menggunakan kontrasepsi, dan mempunyai hubungan yang signifikan anatara pengetahuan tentang tempat pelayanan dan metode kontrasepsi yang digunakan. Wanita yang mengetahui tempat pelayanan kontrasepsi lebih sedikit menggunakan metode kontrasepsi tradisional.” Pengetahuan yang benar Universitas Sumatera Utara tentang program KB termasuk tentang berbagai jenis kontrasepsi akan mempertinggi keikutsertaan masyarakat dalam program KB Notoatmodjo, 2005.

2.4.2 Sikap

Dokumen yang terkait

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

19 130 148

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 0 10

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 0 1

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 0 6

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 2 21

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 0 7

Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu

0 0 58

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI TUBEKTOMI PADA PASANGAN USIA SUBUR

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana - Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi suntik pada pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi suntik pada pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

0 0 9