56 b Daya tanggap responsiveness, c Kepastian Confidence, d
Empati Empathy. e Berwujud Tangible.
D. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini populasi subjek adalah pengungsi yang tinggal di Sewon, Bantul. Jumlah populasi subjek sebanyak 50 orang pengungsi.
Populasi subjek berasal dari Afghanistan, Pakistan, Iraq, Iran, dan Myanmar. Jenis kelamin dalam populasi adalah laki-laki. Dan semua dari mereka sudah
mendapatkan status sebagai pengungsi dari UNHCR. Dari 50 pengungsi tersebut ada 33 orang yang mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan JRS secara aktif dan terdaftar sebagai peserta kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh JRS. Dan dalam penelitian ini, 33
orang inilah yang akan diteliti.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyebarkan skala kepada subjek penelitian. Terdapat dua skala yang akan
diberikan kepada subjek penelitian, yaitu skala kompetensi interpersonal dan
skala kepuasan layanan. 1. Skala Kompetensi Interpersonal
Jenis skala yang digunakan untuk mengukur kompetensi interpersonal yaitu dengan skala likert, skala kompetensi interpersonal ini
dibuat berdasarkan lima aspek kempetensi interpersonal yang ada, yaitu
57 a kemampuan untuk berinisiatif; b kemampuan dalam membuka diri;
c kemampuan untuk bersikap asertif; d kemampuan memberikan dukungan emosional; e kemampuan untuk mengelola dan mengatasi
konflik yang timbul dalam hubungan interpersonal. Pada skala Likert ini, subjek diminta untuk menyatakan
kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri dari 4 respon: “sangat setuju SS”, “setuju S”, “tidak setuju TS”, “sangat
tidak setuju STS”. Penggunaan empat pilihan respon karena penggunaan jumlah genap opsi jawaban, untuk memaksa subjek memilih
antara jawaban favorable atau unfavorable. Artinya tidak memberi kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral Supratiknya,
2014. Selain itu, penyataan dalam skala ini hanya ada pernyataan favorable. Pernyataan unfavorable ditiadakan karena akan menyebabkan
terjadinya aitem yang saling tumpang tindih antar tiap aspek. Penyataan favorable adalah penyataan-pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan
menunjukkan sikap positif atau menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Anderson, dalam Supratiknya, 2014. Pada pernyataan
bersifat favorable, masing- masing respon mulai “sangat setuju SS”
sampai “sangat tidak setuju STS” diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1.
58
Table 1. Bluprint skala kompetensi interpersonal Kompetensi
Interpersonal Nomor aitem
Total Aitem Favorable
Ability to take Initiatives
2, 5, 9, 11, 15 5 aitem
Ability to be open 3, 10, 12, 16, 24
5 aitem Ability to be assertive
4, 13, 18, 22, 25 5 aitem
Ability to provide emotional support
1, 6, 14, 20, 23 5 aitem
Ability to Resolve Conflicts
7, 8, 17, 19, 21 5 aitem
Total
25 aitem
Table 2. Penskoran Aitem Favorable Skala Kompetensi Interpersonal Alternatif Jawaban
Skor
SD Strongly Disagree 1
D Disagree 2
A Agree 3
SA Strongly Agree 4
59
2. Skala Kepuasan layanan
Jenis skala yang digunakan untuk mengukur kepuasan layanan yaitu dengan skala likert. Skala kepuasan layanan ini dibuat berdasarkan
lima dimensi kepuasan layanan, yaitu Pada skala Likert ini, subjek diminta untuk menyatakan
kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri dari 4 respon: “sangat setuju SS”, “setuju S”, “tidak setuju TS”, “sangat
tidak setuju STS”. Penggunaan empat pilihan respon karena penggunaan jumlah genap opsi jawaban, untuk memaksa subjek memilih
antara jawaban favorable atau unfavorable. Artinya tidak memberi kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral Supratiknya,
2014. Selain itu, penyataan dalam skala ini hanya ada pernyataan favorable. Pernyataan unfavorable ditiadakan karena akan menyebabkan
terjadinya aitem yang saling tumpang tindih antar tiap aspek. Penyataan favorable adalah penyataan-pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan
menunjukkan sikap positif atau menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Anderson, dalam Supratiknya, 2014. Pada pernyataan
bersifat favorable, masing- masing respon mulai “sangat setuju SS”
sampai “sangat tidak setuju STS” diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1.
60
Table 3. Bluprint Skala Kepuasan Layanan Kepuasan Layanan
Nomor aitem Total Aitem
Favorable Reliability
1, 9, 16, 20, 22 5 aitem
Responsiveness 4, 10, 12, 14, 23
5 aitem Confidence
5, 13, 15, 17, 24 5 aitem
Emphaty
2, 6, 8, 11, 18 5 aitem
Tangibles 3, 7, 19, 21, 25
5 aitem Total
25 aitem
Table 4. Penskoran Aitem Favorable Skala Kepuasan Layanan Alternatif Jawaban
Skor
SD Strongly Disagree 1
D Disagree 2
A Agree 3
SA Strongly Agree 4
F. Validitas dan Reliabilitas
Langkah awal dalam penelitian ini setelah data terkumpul adalah pengujian koesioner dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan teknik uji-coba terpakai atau try out terpakai. Try out terpakai artinya hasil dari uji cobanya langsung
61 digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan tentu sajahanya data dari
butir-butir yang sah yang dianalisis Hadi,2000
1. Validitas
Validitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya Azwar,
2012. Pada penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang melihat alat
ukur tersebut dapat dievaluasi melalui nalar dan akal sehat serta kesepakatan dengan penilai yang kompeten expert judgement Azwar,
2012. Dalam penelitian ini yang menjadi expert judgement adalah dosen pembimbing skripsi peneliti, 2 orang mahasiswa psikologi dan 1 orang staf
JRS. Mereka menilai sesuai tidaknya setiap item dengan kawasan ukur kompetensi interpersonal dan kepuasan layanan. Setelah dinyatakan valid,
maka skala tersebut diterjemahkan kedalam bahasa inggris. Lembaga yang dipercaya adalah lembaga bahasa Universitas Sanata Dharma. Setelah
diterjemahkan kedalam bahasa inggris, proses selanjutnya skala tersebut diuji kembali validitas isinya oleh expert judgement yaitu dosen
pembimbing skripsi peneliti dan staf JRS.
2. Seleksi Item
Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas item-item di dalamnya Azwar, 2012. Oleh karena itu, hal yang sangat penting
dalam penyusunan skala adalah dengan dilakukannya seleksi item. Kriteria pemilihan item menggunakan batasan rix 0,30. Semua aitem yang
62 mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap
memuaskan. Item yang memiliki harga rix kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah Azwar,
2012. Table 5. Seleksi aitem skala kompetensi interpersonal
Kompetensi Interpersonal
Nomor aitem Total Aitem
Favorable Ability to take Initiatives
2, 5, 9, 11, 15 5 aitem
Ability to be open
3, 10, 12, 16, 24 5 aitem
Ability to be assertive 4, 13, 18, 22, 25
5 aitem Ability to provide
emotional support
1, 6, 14, 20, 23 5 aitem
Ability to Resolve Conflicts
7, 8, 17, 19, 21 5 aitem
Total
25 aitem
adalah aitem yang gugur
Table 6. Sebaran aitem skala kompetensi interpersonal
Kompetensi Interpersonal
Nomor aitem Total Aitem
Favorable Ability to take Initiatives
2, 5, 9, 15 4aitem
Ability to be open 3, 12, 16, 24
4 aitem Ability to be assertive
13, 18, 22, 25 4 aitem
63
Ability to provide emotional support
1, 6, 20,23 4 aitem
Ability to Resolve Conflicts
7, 8, 17, 21 4 aitem
Total 20 aitem
Table 7. Seleksi aitem skala kepuasan layanan Kepuasan Layanan
Nomor aitem Total Aitem
Favorable Reliability
1, 9, 16, 20, 22 5 aitem
Responsiveness 4, 10, 12, 14, 23
5 aitem Confidence
5, 13, 15, 17, 24 5 aitem
Emphaty
2, 6, 8, 11, 18 5 aitem
Tangibles 3, 7, 19, 21, 25
5 aitem Total
25 aitem adalah aitem yang gugur
Table 8. Sebaran aitem skala kepuasan layanan Kepuasan Layanan
Nomor aitem Total Aitem
Favorable Reliability
16, 20, 22 3 aitem
Responsiveness 12,14, 23
3 aitem Confidence
15, 17, 24 3 aitem
Emphaty 2, 11, 18
3aitem Tangibles
3, 19, 25 3 aitem
64
Total
15 aitem
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi subjek dalam menjawab pernyataan-pernyataan dalam skala Sujarweni
Endrayanto, 2012. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Saat nilai koefisien mendekati 1,00 maka
pengukuran semakin reliabel Azwar, 2012. Dalam penelitian ini, reliabilitas pada skala kompetensi interpersonal setelah seleksi aitem dapat
dilihat pada tabel di bawah ini: Table 9. Reliabilitas kompetensi interpersonal setelah seleksi aitem
Cronba chs
Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items
.939 .947
20
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skala kompetensi interpersonal reliabel karena nilai koefisien mendekati 1,00 yaitu 0,947
Reliabilitas pada skala kepuasan layanan setelah seleksi aitem dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Table 10. Reliabilitas kepuasan layanan setelah seleksi aitem Cronba
chs Alpha
Cronbachs Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.910 .913
15
65 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa skala kepuasan layanan
tersebut reliabel karena nilai koefisien mendekati 1,00 yaitu 0,913
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Hipotesis
Uji hipotersis merupakan uji kesesuaian antara hipotesis peneliti dengan hasil yang didapat dari penyebaran skala. Hipotesis peneliti adalah
terdapat hubungan antara kompetensi interpersonal para relawan JRS dengan kepuasan layanan yang dirasakan oleh pengungsi. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan Korelasi Spearmans rho pada SPSS versi 17.0 for Windows. Peneliti menggunakan korelasi Spearmans rho karena
dalam penelitian ini menentukan tingkat hubungan korelasi antara 2 variable yang kedua-duanya merupakan data ordinal atau tata jenjang
winarsnu, 2006. selain itu jumlah subjek dalam penelitian ini sedikit maka tidak dapat menggambarkan populasi sehingga uji prasyarat tidak
dilakukan oleh peneliti Djarwanto, 2007.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan kurang lebih 5 bulan, sejak tanggal 17 Mei sampai dengan 25 oktober 2015. Waktu pengambilan
data termasuk lama karena peneliti melakukan pendekatan kepada subjek, menunggu ijin dari pihak JRS karena tidak semua peneliti dapat meneliti para
pengungsi serta menentukan waktu yang kosong untuk pengambilan data, serta menunggu emosi subjek kondusif untuk pengambilan data karena beban
pikiran selama di asrama. Peneliti menggunakan sistem tryout terpakai karena keterbatasan jumlah subjek yang memenuhi kriteria penelitian.
Subjek penelitian adalah para Pengungsi yang tinggal di Yogyakarta yang mengikuti kegiatan-kegiatan JRS. Kegiatan-kegiatan yang diikuti antara
lain kelas bahasa inggris, kelas komputer, futsal, dan renang. Subjek penelitian di prioritaskan bagi para pengungsi yang dapat berbahasa inggris,
atau paling tidak memahami setiap pertanyaan penelitian dengan baik. Hal ini dilakukan karena bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para pengungsi
untuk berkomunkasi dengan orang lain adalah bahasa inggris. Penelitian dilakukan dengan cara pendekatan terlebih dahulu kepada
para subjek. Pendekatan dimulai pada bulan Mei 2015. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menjadi asisten pengajar komputer
untuk para pengungsi. Selama menjadi asisten pengajar komputer itulah
67 peneliti melakukan pendekatan. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti
mulai dengan berkenalan dengan para pengungsi, membantu pengungsi memahami pelajaran komputer, datang ke kamar pengungsi untuk
mengunjungi sambil minum kopi dan berbincang bersama pengungsi. Selama 5 bulan peneliti melakukan pendekatan, bahkan peneliti
melakukan pendekatan dengan menjadi siswa untuk pelajaran bahasa Inggris, membantu asisten renang, ikut kegiatan olahraga. Tujuan peneliti melakukan
itu agar peneliti dapat lebih mengenal para pengungsi, dan para pengungsi juga semakin mengenal peneliti yang akhirnya pengungsi bersedia untuk
menjadi subjek penelitian. Selama pendekatan peneliti menemukan hal-hal yang menarik. Salah satunya adalah labilnya kondisi emosi dari para
pengungsi. Labilnya kondisi pengungsi misalnya pengungsi mendapat kabar dari keluarga di negara asal pengungsi bahwa kondisi mereka disana sedang
tidak aman, misalnya lagi ada pengungsi yang mendapat kabar dirinya medical check up, sedangkan pengungsi lain yang merasa lebih lama tinggal
di asrama atau yang bersama dengan dia malah belum mendapat kabar, hal- hal seperti inilah yang membuat emosi para pengungsi labil. Dengan labilnya
emosi para pengungsi membuat peneliti harus mengatur waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian.
Pada bulan Oktober, penelitan dilakukan oleh peneliti. Para pengungsi yang ada di yogyakarta berjumlah 50 orang. Dari 50 orang pengungsi yang
tinggal di yogyakarta tersebut, 33 pengungsi yang terdaftar dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggaran JRS. 33 pengungsi inilah yang akan menjadi
68 subjek penelitian.
Penelitian dilakukan dengan cara menyebar skala kompetensi interpesonal dan skala kepuasan layanan yang dibuat oleh peneliti. Peneliti
menyebarkan skala-skala tersebut secara langsung kepada subjek. Namun karena keterbatasan peneliti yang tidak fasih berbahasa Inggris, peneliti juga
meminta bantuan para guru bahasa Inggris untuk menjadi jembatan antara peneliti dan subjek penelitian. Dari 33 orang yang terdaftar mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh JRS, hanya 18 orang yang bersedia untuk mengisi skala. Dari 18 skala yang sudah terisi ,skala yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 15 skala, sedangkan 3 skala lain tidak memenuhi kriteria yang telah di tetapkan pada penelitian ini.
B. Deskripsi Subjek