Pengujian Sistem Utama Pengujian Wahana

Untuk IO flight controller dapat dilihat letak dan fungsinya pada table 4.2. Flight Controller menyediakan 28 pin tambahan yang bisa digunakan nantinya untuk modifikasi wahana. Sedangkan pin untuk sensor IMU berada dibawah papan PCB flight controller. Hal ini dilakukan supaya kabel untuk menghubungkan sensor dengan mikrokontroller berada dibawah dan tidak terlihat agar flight controller dapat terlihat lebih rapi.

4.2. Pengujian Wahana

4.2.1. Pengujian Sistem Utama

Gambar 4.4 wahana terbang dengan ketinggian 1m diatas lantai. Pengujian sistem utama wahana dilakukan untuk mengetahui apakah wahana dapat melakukan perintah sesuai navigasi atau tidak. Untuk pengujian gerak navigasi pada wahana, pengujian dilakukan dengan mengikat keempat sisi frame pada wahana sehingga mudah dilihat apakah wahana melakukan perintah sesuai dari perangkat navigasi pada GCS atau tidak. Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa wahana melakukan navigasi sesuai dengan perintah kiri - kanan, maju - mundur, putar kanan - putar kiri yang diberikan dari perangkat navigasi pada GCS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 4.4 memperlihatkan wahana dapat terbang dengan ketinggian 1 meter diatas lantai. Pengujian pada Gambar 4.4 menggunakan perangkat navigasi Turnigy 9ch 2.4Ghz Gambar 4.5 Wahana melakukan perintah sesuai dari perangkat navigasi pada GCS. Pada Gambar 4.6 memperlihatkan grafik nilai output PWM untuk salah satu ESC yaitu ESC 1. Sistem akan memberikan pulsa sebesar 1000µS sebagai syarat utama sebagai minimum throttle diberikan kepada ESC saat tidak ada perintah dari perangkat navigasi. Untuk mempersiapkan wahana untuk terbang, perangkat navigasi harus memberikan perintah throttle dan yaw pada posisi minimum, dan wahana akan memberikan pulsa sebesar 1200µS kepada masing masing ESC. Hal ini dilakukan supaya baling-baling berputar dan menandakan bahwa wahana siap diterbangkan. Saat wahana diterbangkan, perangkat navigasi harus mengendalikan wahana supaya wahana dapat hovering atau melayang-layang diketinggian tertentu, karena wahana tidak dapat hovering secara otomatis dan harus selalu dikendalikan oleh pilot. Wahana akan mulai hover pada nilai output PWM untuk ESC sekitar 1600µS untuk baterai LiPo 2s, dan 1400µS untuk baterai LiPo 3s. Dalam pengujian batasan ketinggian, wahana berhasil mengurangi kecepatan masing masing motor 50µS saat mencapai batas ketinggian yang ditetapkan,sedangkan didalam perancangan pada bab sebelumnya adalah 100µS. Nilai 50µS ini dipilih karena wahana akan turun secara cepat jika output motor dikurangi nilai sebesar 100µS. Gambar 4.6 Grafik output ESC 1 saat wahana terbang. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 1 1 7 2 3 4 3 5 1 4 6 8 5 8 5 6 1 2 7 1 1 9 8 1 3 6 9 1 5 4 1 7 1 1 1 8 8 2 2 5 3 2 2 2 4 2 3 9 5 2 5 6 6 2 7 3 7 2 9 8 3 7 9 3 2 5 3 4 2 1 3 5 9 2 3 7 6 3 3 9 3 4 4 1 5 4 2 7 6 4 4 4 7 4 6 1 8 4 7 8 9 4 9 6 5 1 3 1 5 3 2 5 4 7 3 5 6 4 4 5 8 1 5 o u tp u t E SC jumlah looping program OUTPUT ESC 1 tidak siap terbang ESC = 1000 µS siap terbang ESC = 1200 µS Wahana hovering PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2.2. Pengujian Waktu Looping Program