Business Entity TINJAUAN PUSTAKA

b. Motivasi Selain proses belajar dapat membentuk persepsi dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinyapersepsi antara lain motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi. c. Kepribadian Dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

B. Business Entity

Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah kesatuan usaha adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam akuntansi, perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan. Dengan konsep ini perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan menjadi pusat pertanggungjawaban. Dalam pelaporannya akuntansi mengambil sudut pandang bahwa perusahaan merupakan pihak yang harus melaporkan informasi keuangan kepada pemilik dan bukannya pemilik yang melaporkan pada pihak luar lainnya. Misalnya, akuntan yang bekerja pada perusahaan perorangan hanya akan melakukan pembukuan terhadap kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perusahaan tersebut dan bukan terhadap kegiatan, aktiva, atau hutang. Ahmed Riahi, Belkaovi,2000: 176 Akuntansi memandang pemilik sebagai pihak luar perusahaan dan karenanya transaksi pemilik dan pihak luar lainnya bukan merupakan transaksi yang menjadi objek akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Konsep entitas usaha ini penting karena membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung terhadap usaha. Dari segi akuntansi, konsep kesatuan usaha tetap harus diterapkan dalam perusahaan berbentuk perseroan ataupun tidak. Dari segi administrasi yang baik, adalah hal yang sangat penting untuk memisahkan transaksi perusahaan dengan transaksi pemilik. Meskipun perusahaan tidak berbadan hukum, dan oleh karenanya perusahaan itu tidak memiliki hak milik atas kekayaan, akuntansi tetap memandang bahwa kekayaan yang digunakan untuk tujuan perusahaan adalah kekayaan milik perusahaan dan memandang pemilik sebagai sumber adanya kekayaan tersebut penyedia dana. Dengan pandangan ini maka sebenarnya dapat dianggap bahwa perusahaan utang kepada pemilik dan oleh karena itu harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana tersebut kepada pemilik. Anggapan adanya pemisahan fungsi pengelolaan dan pemilikan dalam perusahaan yang bukan perseroan menghendaki agar pemilik sebagai manajer dan pemilik sebagai pemilik dianggap orang yang berbeda dan berkedudukan terpisah. Dalam kenyataannya, hal ini sukar untuk dilaksanakan tetapi secara konsepsional memanglah harus demikian agar kerangka akuntansi menjadi jelas dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI operasional. Kalau pemisahan semacam itu dapat diterima secara konsepsional, maka laba perusahaan harus dianggap sebagai kenaikan kekayaan perusahaan. Kenaikan kekayaan tersebut baru menjadi laba pemilik setelah kekayaan tersebut dialihkan kepada pemilik berupa pengambilan oleh pemilik untuk kepentingan pribadi. Perbedaannya dengan badan hukum adalah bahwa dalam perusahaan perseorangan pengambilan kenaikan kekayaan tersebut tidak memerlukan tindakan yuridis resmi seperti pengumuman pengambilan deviden. Batasan Kesatuan Usaha Dengan konsep dasar kesatuan usaha persoalan yang timbul dalam akuntansi adalah menentukan batasan kesatuan usaha. Pada umumnya, yang disebut perusahaan adalah setiap usaha tertentu dengan satu pengelola management. Konsep kesatuan usaha dalam akuntansi lebih menekankan pada kesatuan usaha ekonomik, daripada kesatuan yuridis. Karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan, pertimbangannya adalah secara ekonomik suatu kegiatan usaha dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Secara ekonomik, seluruh perusahaan adalah merupakan satu kesatuan usaha dan karenanya standar akuntansi menghendaki agar laporan keuangan konsolidasi harus disusun. Suwardjono,1989: 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pedagang Kaki Lima

Dokumen yang terkait

Peran modal sosial terhadap perkembangan pedagang kaki lima asal daerah Padang di Sandratex Rempoa Ciputat

4 20 131

DAMPAK RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI SURAKARTA

1 10 127

PENDAHULUAN PERAN SERTA PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PENGELOLAAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DI KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 11

PENUTUP PERAN SERTA PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PENGELOLAAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DI KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 2 63

Hubungan antara besarnya modal dan curahan jam kerja dengan pendapatan pedagang kaki lima ditinjau dari jenis barang yang diperdagangkan : studi kasus pada pedagang kaki lima di kawasan Malioboro.

0 0 203

STRATEGI BISNIS PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI TAMAN BUNGKUL, SURABAYA (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima (PKL) di Taman Bungkul, Surabaya).

0 2 123

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM PROGRAM RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN TAMAN PINANG.

3 35 100

Pedagang Kaki Lima PKL mengatasi masalah

0 0 10

KECEMASAN PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KEGAGALAN USAHA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KEBIJAKAN RELOKASI TEMPAT

0 0 15

PERSEPSI PEDAGANG KAKI LIMA TENTANG KONSEP BUSINESS ENTITY DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, BESARNYA MODAL USAHA, DAN PENGALAMAN BERWIRAUSAHA Survei : Pedagang Kaki Lima dalam kelompok resto PKL di Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk

0 0 144