Kepemimpinan yang mengarahkan semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.
f. Objektivitas
Kemampuan berfikir dan bertindak secara obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahaan dengan cara
pragmatis. g.
Tanggung jawab pribadi Wirausaha harus mampu memikul tanggung jawab pribadi. Mereka
menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
h. Kemampuan beradaptasi
Seorang wirausaha hendaknya dibekali kemampuan unutuk beradaptasi dengan lingkungan. Sehingga mampu menilai situasi
secara obyektif dan merumuskan rencana-rencana baru untuk menghadapinya.
i. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
Wirausaha diharuskan memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan administrasi di dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan
orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan.
F. Kerangka Berfikir
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
tingkat pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan
penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Sedangkan Business Entity atau yang lebih dikenal dengan istilah kesatuan usaha adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa dalam
akuntansi, perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik dan pihak lain yang
menanamkan dana dalam perusahaan. Jika tingkat pendidikan pedagang kaki lima relatif tinggi, maka akan semakin besar pula pengetahuannya,
khususnya ilmu ekonomi yang dapat menunjang usahanya. Dan dapat ia terapkan dalam kegiatan usahanya. Seorang pengusaha yang memiliki
pendidikan tinggi cenderung akan berfikir lebih rasional dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
besarnya modal usaha. Modal diartikan sebagai uang yang dipakai sebagai pokok induk
untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya, harta benda uang, barang dan sebagainya yang dapat dipergunakan untuk mengasilkan sesuatu
yang dapat menambah kekayaan. Jika seorang pedagang kaki lima memiliki modal yang cukup
besar, maka ia akan mengelola keuangannya dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya dapat menhasilkan laba yang lebih besar dari pada
modal awalnya.. Sehingga selalu melakukan pencatatan setiap terjadinya transaksi untuk mempermudah penghitungan laba usaha.
3. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari
pengalaman berwirausaha. Pengalaman dapat diartikan apa yang sudah dialami. Sedangkan
orang yang berpengalaman selalu akan lebih pandai dari mereka yang sama sekali tidak didukung mempunyai pengalaman.
Dengan pengalaman berwirausaha yang cukup lama, seorang pedagang akan lebih memahami tentang usaha, persaingan, pencatatan dan
sebagainya dibandingkan dengan seseorang yang baru saja menjalani usahanya tanpa pengalaman.
Gambar kerangka berfikir:
Dari gambar di atas maka dapat diketahui kerangka berfikir adalah untuk mencari:
Tingkat Pendidikan Variabel X1
Besarnya Modal Usaha Variabel X2
Pengalaman Berwirausaha Variabel X2
Persepsi Pedagang Kaki Lima tentng Konsep
Business Entity Variabel Y
1. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau
dari besarnya modal usaha. 3.
Persepsi pedagang kaki lima tentang konsep Business Entity ditinjau dari pengalaman berwirausaha.
G. Hipotesis