b. Francis F. Merrill
Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif
tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil di dalam masyarakat.
Pranata keluarga bertujuan mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan reproduksi. Dalam kaitan dengan tujuan itu, pranata keluarga
mempunyai beberapa fungsi nyata sebagai berikut. a. Mengatur masalah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik atau
mensosialisasikan anak. b. Mengatur masalah hubungan kekerabatan, yaitu ikatan-ikatan persaudaraan
yang didasarkan adanya hubungan darah. c. Mengatur masalah hubungan seksual untuk melanjutkan keturunan
yang perlu melalui ikatan perkawinan. Dengan adanya aturan-aturan mengenai hubungan seksual dalam pranata keluarga, kelangsungan
hidup manusia dapat dipertahankan.
d. Pranata keluarga juga memiliki fungsi afeksi. Setiap anggota dapat mencurahkan perasaan kasih sayangnya kepada anggota keluarga
yang lain. Ayah menyayangi ibu, demikian sebaliknya. Ayah atau ibu menyayangi anak-anak demikian juga anak-anak menyayangi ayah
dan ibunya. Adik menyayangi kakak, demikian sebaliknya. Dalam pranata keluarga terdapat pula fungsi tersembunyi sebagai
berikut. a. Melaksanakan pengendalian sosial terhadap anggota keluarga agar
tidak melakukan penyimpangan sosial. b. Mengatur masalah ekonomi keluarga. Setiap keluarga mengatur
ekonominya sendiri supaya setiap anggota keluarga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
c. Mewariskan gelar kebangsawanan. Pada orang tua yang berstatus bangsawan, gelar kebangsawanan akan menurun kepada anaknya.
d. Melindungi anggota keluarga. Orang tua melindungi anaknya sampai dewasa, sebaliknya anak melindungi orang tuanya ketika orang tua
sudah berusia lanjut atau jompo.
2. Pembentukan Keluarga
Hubungan antaranggota keluarga dijiwai suasana afeksi atau kasih sayang dan rasa tanggung jawab.
Menurut Koentjaraningrat suatu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak disebut keluarga inti nuclear family, namun ada juga suatu keluarga yang selain ayah, ibu, dan anak terdapat nenek, bibi, paman, kemenakan,
Sosiologi SMA Kelas XII
81
Di unduh dari : Bukupaket.com
dan saudara lainnya. Keluarga inti yang diperluas tersebut disebut extended family. Nuclear family dan extended family dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 3.1 Pembentukan keluarga.
Sumber: Drs. Haryanto
Keluarga yang terbentuk melalui perkawinan disebut keluarga prokreasi, sedangkan setiap individu yang dilahirkan disebut keluarga orientasi.
Karena perkawinan, keanggotaan individu yang semula dalam keluarga orientasi beralih menjadi keluarga prokreasi.
Kedudukan individu dalam keluarga orientasi dan prokreasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Kedudukan individu dalam keluarga orientasi dan prokreasi.
Sumber: Drs. Haryanto
Keluarga orientasi Keluarga prokreasi
Extended Family Nuclear Family
Keterangan:
:
Laki-laki
:
Perempuan
:
Bersuami istri
:
Bersaudara
:
Beranakkanketurunan
Sosiologi SMA Kelas XII
82
Di unduh dari : Bukupaket.com
Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multifungsional. Fungsi pengawasan sosial, keagamaan, pendidikan,
perlindungan, dan rekreasi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses industrialisasi, urbanisasi, dan sekularisasi,
keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian dari fungsi tersebut. Akan tetapi, dalam perubahan masyarakat, fungsi utama keluarga
tetap melekat, yaitu melindungi, memelihara, sosialisasi, dan memberikan suasana kemesraan bagi keluarganya.
Dalam sosiologi dijumpai istilah poligami, yaitu seorang suami mempunyai istri lebih dari seorang atau sebaliknya seorang istri mempunyai suami
lebih dari seorang.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa kerabat ialah kesatuan sosial yang
terdiri atas orang-orang yang ada hubungan darah secara vertikal atau horizontal, serta kelompok-kelompok sosial yang terjalin oleh hubungan
kekeluargaan karena perkawinan. a. Secara vertikal dalam masyarakat Jawa dikenal hubungan kekerabatan
sampai tujuh generasi, yaitu anak, cucu, buyut, canggah, wareng, udheg- udheg, dan gantung siwur.
b. Secara horizontal, misalnya hubungan saudara ayah, saudara ibu, saudara kakek, saudara nenek, saudara kandung, anak kakak, anak
adik sesaudara kandung, dan lain-lain.
3. Arti dan Tujuan Perkawinan Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974