253
100 : Angka yang dipakai dalam penentuan nilai gizi, yaitu setiap 100 gram bahan
100 : Persentase kebutuhan bahan 100 C
: bdd bagian yang dapat dimakan Sebaliknya apabila akan mengkonversi dari bahan mentah ke
dalam energi atau protein, rumus yang digunakan adalah:
A = X 100 x C x B
Keterangan: X
: Komoditas dalam behan mentah A
: Jumlah energi atau protein yang akan dikembalikan B
: Kandungan energi atau protein dari komoditas yang akan dihitung Tabel 3
C : bdd bagian yang dapat dimakan
100 : Angka yang dapat dipakai dalam penentuan nilai gizi, yaitu setiap 100 gram bahan
Banyaknya Gizi yang Didapat dalam Satuan Teknis, Energi dalam Kalori dan Protein dalam Gram,
Dikonversikan ke URT
7. Contoh Menyusun Menu Seimbang dalam Keluarga
Misalnya satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak dengan tingkat aktifitas sedang, dengan susunan
kecakupan gizi seperti tabel 5.16 di bawah ini:
Tabel 3.52: Kecukupan energi dan protein individu dalam satu keluarga
Anggota Keluarga
Umur tahun
Kecukupan Energi kalori
Kecukupan Protein gram
Ayah Ibu
Anak 30
25 2
3.000 2.250
1.250 55
48 23
Total - 6.500 126 Sumber: LIPI 2007
Di unduh dari : Bukupaket.com
254
Agar tercapai pola menu yang seimbang, maka kita lihat pada Tabel 3.52. Kelompok padi-padian dipilih beras, sebesar
58,4. Sehingga energi yang harus disediakan sebesr 58,4 x 6500 kalori = 3796 kalori.
x Kandungan gizi per 100 gram beras = 360 kalori dan 6,8 gram protein Tabel 5.4. Sedangkan bdd = 100
x Jadi diperoleh 3796360 x 100 x 100100 = 1054,4 gram beras
x Dari 1054,4 gram beras mengandung 1054,4100 x 100100 x 6,8 = 71,7 gram protein
x 1054,4 gram beras = 1054,450 x 0,375 gelas = 7,9 gelas Tabel 5.15
x Pangan hewani 6,5 x 6500 kalori = 422,5 kalori x Bila memilih telur, maka kandungan gizi per 100 gram telur =
162 kalori dan 12,8 protein dengan bdd = 90 x Jadi didapat 422,5162 x 100 x 10090 = 289,8 gram telur
x 289,8 telur berarti 289,860 x 1 butir besar = 5 butir
Sebagai perbandingan menu seimbang untuk satu keluarga tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.53 berikut ini:
Tabel 3.53: Kecukupan energi dan protein individu dalam satu keluarga
Makanan Proporsi
Energi kal
Protei n
gram Berat
Mentah gram
URT
Beras Ubi jalar
Telur ayam ras Tempe
Kelapa Minyak goreng
Gula Bayam
Pisang ambon Lain-lain
58,4 8,4
6,5 5,3
2,0 7,0
5,3 4,0
- 3,0
3.796 546
422,5 344,5
130 455
344,5 260
260 195
71,7 8
33,4 42,3
1,2 0,5
- 25,3
3,2 -
1054,4 516,2
289,8 231,2
36,2 52,3
94,6 1017,2
350,2 -
8 gls 3 bj bsr
5 btr bsr 9 pt sdg
1 pt kcl 5 sdm
12 sdm 10 gls
7 bh sdg -
Jumlah total 99
6495 kal energi dan 185.6 gr protein
Di unduh dari : Bukupaket.com
255
8. Siklus menu
Penyusunan menu sebaiknya tidak dilakukan setiap kali akan mempersiapkan makanan. Namun menu disusun
dengan menggunakan master menu. Penyusunan menu dilakukan dengan membuat siklus menu. Menu tersebut
disusun untuk beberapa jangka waktu atau periode tersentu.
Pembuatan siklus menu tidak hanya berlaku untuk penyelenggaraan menu institusi seperti di rumah sakit saja.
Namun untuk menyusun menu keluarga juga diperlukan siklus menu. Siklus menu diperlukan untuk merencanakan
susunan menu makanan yang akan disajikan. Selain itu dengan adanya siklus menu kita dapat mengatur peng-
gunaan bahan makanan agar lebih bervariasi.
Penyusunan siklus menu dapat didasarkan pada musim. Pada musim-musim tertentu ketersediaan bahan makanan
dapat diperoleh dengan mudah. Namun pada musim yang lain mungkin saja bahan makanan tersebut sulit diperoleh.
Ketersediaan bahan makanan sangat menentukan dalam menyusun siklus menu Banyak sediktnya bahan yang
tersedia berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga bahan makanan tersebut. Hal ini terkait erat dengan ke-
mampuan suatu institusi atau keluarga dalam menyediakan bahan makanan.
Untuk institusi yang besar, mereka menyusun siklus menu berdasarkan kepada anggaran belanja yang telah
ditetapkan. Pada dasarnya hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di dalam sebuah keluarga.
Siklus menu biasanya dibuat untuk waktu beberapa hari, minggu bahkan bulan. Ada yang membuat siklus menu untuk
1 minggu, 10 hari bahkan untuk 1 bulan. Dengan adanya siklus menu atau giliran menu atau perputaran menu,
membuat kita dapat dengan mudah mengontrol keuangan, dapat mengatur waktu dan tenaga yang dibutuhka serta
jumlah bahan makanan yang harus disediakan.
Dalam menentukan siklus menu sebaiknya memper- timbangkan beberapa hal :
1. Kebutuhan masing-masing individu dalam keluarga atau kelompok akan zat gizi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
256
2. variasi bahan makanan yang akan digunakan. 3. Tidak mengulang penggunaan bahan makanan yang sama
dengan waktu yang berdekatan, karena dapat menimbulkan kebosanan.
4. Perhatikan musim tertentu terkait dengan ketersediaan bahan makanan.
Siklus menu dibuat berdasarkan kebutuhan dari masing-masing individu, kelompok maupunkeluarga. Siklus
menu dapat dibuat untuk 7 hari, 10 hari, 15 hari, 1 bulan dan sebagainya, tergantung dari kebutuhan atau kondisi individu,
kelompok atau keluarga yang akan disusun menunya. Sebagi contoh: jika kita menggunakan siklus menu 10 hari,
maka untuk hari ke-11, kita akan mengolah dan menyajikan menu yang sama dengan hari ke–1, menu hari ke 2 akan
sama dengan menu di hari ke 12 dan seterusnya.
Begitu juga jika kita menyusun siklus menu untuk 5 hari, Menu pada hari pertama akan sama dengan menu pada
hari ke enam. Untuk di rumah tangga siklus menu biasanya tidak dibuat untuk 1 minggu. Sebaiknya menu keluarga
disusun untuk siklus 10 hari. Jika menu disusun untuk 1 minggu, maka anggota keluarga dapat menebak menu yang
akan muncul pada hari-hari yang sama. Hal ini dapat menimbulkan kebosanan pada anggota keluarga.
D. PEDOMAN MENYUSUN MENU INSTITUSI Rumah Sakit
Penyusunan menu institusi harus memperhatikan berbagai hal, yaitu:
x Kebutuhan gizi konsumen Setiap orang yang akan disusun menunya tentu saja berbeda
kuantitas dan kualitas bahan yang digunakan. Semua ini tergantung pada ebutuhan setiap orang akan zat gizi.
x Kebutuhan makan bagi setiap personal yang berada dalam satu institusi
Penyusunan menu untuk institusi selalu didasarkan pada berapa jumlah porsi yang harus disediakan dalam setiap
kali makan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
257
x Variasi bahan makanan Penggunaan variasi bahan makanan sangat diperlukan
Penggunaan bahan makanan sejenis dalam susunan menu dapat menimbulkan kebosanan pada konsusmen.
Selain itu jika variasi bahan makanan sedikit yang digunakan dalam susunan menu, maka dikhawatirkan
susunan menu yang dibuat tidak dapat memenuhi kecukupan zat gizi yang dianjurkan.
x Kombinasi yang dapat diterima konsumen bentuk, warna, tekstur, aroma, rasa
Variasi dalam bentuk diperlukan agar menu yang ditampilkan dapat menimbulkan selera makan, dengan
tampilan yang menarik pasien merasa tidak sedang berada dalam keadaan sakit, namun mereka akan
merasa bahwa sajian menu tersebut sangat menarik dan memberikan suasana tersendiri saat menikmati hidangan
tersebut.
x Sosial budaya konsumen Kehidupan sosial konsumen terkait dengan klas
perawatan . Hal ini tentu saja berpengaruh pada budget menu yag harus disajikan. Sedangkan budaya konsumen
perlu diterhatikan, karena kebiasaan makan di suatu daerah akan memepengaruhi tingkat kesukaan atau daya
terima pasien terhadap menu. Menu yang baik adalah yang dapat diterima oleh konsumen. Walaupn kandungan
zat gizi dalam menu sudah lengkap, namun jika makanan tersebut tidak dapat mereka konsumsi terkait dengan
adat, kebiasaan dan faktor relifi, makan makanan tersebut tidak akan memberi manfaat.
x Iklim dan musim Keadaan iklim dan musim sangat mempengaruhi
ketersediaan bahan makanan. Jika pada musim-musim tertentu banyak dijumpai satu jenis bahan makanan,
maka secara langsung akan mempengaruhi harga dari bahan makanan tersebut.
x Efisiensi sumberdaya tenaga, peralatan dan dana
Di unduh dari : Bukupaket.com
258
Menu yang disususn harus juga memperhatikan sumberdaya yang ada. Terkait dengan tenaga pengolah,
menu yang disusun sebaiknya adalah menu – menu yang dapat diolah oleh tenaga yang tersedia. Hal ini terkait
dengan mutu dari makanan yang akan dihasilkan. Selain itu peralatan yang sesuai dengan menu yang diolah juga
mempengaruhi mutu dari makanan atau menu tersebut. Tak kalah pentingnya adalah budhet atau dana yang
tersedia untuk membuat menu tersebut. Sususnlah menu sesuai debngan dana yang tersedia, namun tidak boleh
mengabaikan konsep gizi seimbang agar kebutuhan akan zat gizi tetap terpenuhi.
x Teknik dan cara pemasakan Dalam menyusun menu sebaiknya memperhatikan
tingkat kesulitan saat pengolahan menu tersebut. Susunlah menu yang berfariasi tingkat kesulitannya agar
dapat lebih memaksimalkan penggunaan waktu. Usahakan menu yang disusun berfariasi tingkat
kesulitannya, Namun untuk menu institusi disarankan untuk memilih menu yang praktis teknik dan cara
pemasakannya . Ini menghindari terjadinya kerusakan zat gizi pada bahan makanan saat mengalami proses
pemanasan.
x Sistem pendistribusian
makanan Tentukan juga sistem pendistribusian yang dipakai, hal ini
sangat berpengaruh pada kualitas makanan saat diterima oleh konsumen. Usahakan makanan yang didistribusikan
sesuai dengan sushu penyajian dari makanan tersebut.
x Modifikasi menu untuk konsumen khusus Modifikasi menu di sini maksudnya adalah, modifikasi
dalam penggunaan bahan makanan dan bahan tambahan makanan. Pada penderita tertentu yang tidak
dapat mengkonsumsi jenis bahan makanan tertentu harus dicarikan alternatif penggunaan bahan yang lain
agar mereka juga dapat menikmati makanan yang sama, namun kesehatan mereka tetap terkontrol.
1. Perencanaan Kebutuhan Bahan di Rumah Sakit
Di unduh dari : Bukupaket.com
259
Sebelum kita membuat perencanaan kebutuhan bahan makanan, harus memperhitungkan beberapa hal, yaitu:
a. Alokasi Dana Yang Tersedia Karyawan Dan Pasien . Besarnya alokasi dana yang tersedia akan menentukan
menu yang disusun. Selain itu berapa jumlah karyawan dan pasien yang akan disediakan makanan, sangat
mempengaruhi kebutuhan bahan makanan yang harus disediakan.
b. Perbedaan kelas perawatan pasien sangat berpengaruh pada menu yang dibuat. Semakin tinggi kelas perawatan,
maka semakin beragam jenis menu yang disajikan. Hal ini sangat mempengaruhi dana yang harus dikeluarkan untuk
proses produksi menu tersebut.
c. Standar Pemberian Bahan Makanan Yang Berlaku Di Instansi Seperti Contoh pada Tabel 3.54 berikut ini.
Tabel 3.54. Standar Kebutuhan Bahan Makanan Per Porsi Bahan Makanan
Berat Gram Beras
150 Daging
50 tempe
50 Kacang Hijau
25 Sayuran
100 Buah
75 Minyak
10 Gula Pasir
10 Telur
50 Sumber: lipi 2000
d. Siklus menu yang telah ditetapkan termasuk menu khusus bila ada hari libur misalnya menu 5, 10 , dan 15 hari.
d. Jumlah dan jenis konsumen menurut klasifikasi pelayanan dari institusi . Data ini bisa berdasarkan pada 1 - 2 tahun
terakhir dan jumlah porsi yang disajikan selama 3 - 6 bulan terakhir. Dirumah sakit bisa saja berdasarkan bor bad
ocupansi rate
Di unduh dari : Bukupaket.com
260
e. Berbagai Standarisasi.
Dalam perencanaan kebutuhan bahan makanan harus mempedomani menu baku, resep baku, porsi baku dan
bumbu baku yang dipakai.
f. Perkiraan sisa bahan makanan dalam periode yang terdekat dengan awal pembelian yang akan datang.
g. Perkiraan refuse waste sisa selama penyimpanan, pengolahan dan pendistribusian.
h. Spesifikasi bahan makanan yang digunakan dalam standar resep. Hal ini juga sebaiknya mengacu kepada alokasi dana
dan kelas perawatan.
2. Langkah Perhitungan Taksiran Bahan Makanan.