Kaizen Costing, Kendali Operasional dan Lean Manufacturing
Apabila ingin menciptakan produk dengan desain berbiaya rendah, diperlukan pendekatan pengurangan biaya, meliputi:
a. Tabel biaya adalah basis data terkomputerisasi yang menyertakan
informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya perusahaan, misalnya ukuran produk dan bahan yang digunakan.
b. Teknologi kelompok group technology adalah sebuah metode untuk
mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang diproduksi sehingga komponen yang sama dapat digunakan pada dua
produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya. Rekayasa berkelanjutan adalah sebuah perkembangan baru dalam proses
desain produk yang menggantikan pendekatan rekayasa dasar di mana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk komponen khusus
dari proyek desain keseluruhan.
Menurut Witjaksono 2013: 182, value engineering analysis bertujuan untuk meningkatkan manfaat produk bagi para pelanggan dengan cara
mengubah desain suatu produk. Dengan mengubah desain produk dapat
memicu peningkatan biaya secara signifikan. I.
Rantai Nilai
Setiap perusahaan memiliki beberapa masalah dalam pengendalian dan pengurangan biaya. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk mengatasi
masalah ini. Salah satu solusinya adalah melakukan analisis rantai nilai. Menurut Blocher, et al. 2012: 20, rantai nilai adalah alat analisis yang
digunakan organisasi untuk mengidentifikasi langkah-langkah spesifik yang
dibutuhkan untuk menyediakan barang dan jasa yang kompetitif bagi pelanggan. Istilah rantai nilai digunakan untuk menggambarkan setiap
aktivitas yang dimaksudkan untuk menambah nilai pada produk jasa bagi pelanggan dengan memahami dengan baik keunggulan kompetitif dan startegi
perusahaan dalam memisahkan operasinya berdasarkan aktivitas. Menurut Hansen dan Mowen 2012: 237-240, dalam mengidentifikasi
dan menilai isi nilai suatu komponen biaya akan ditemukan berbagai kegiatan yang bernilai-tambah dan tak-bernilai-tambah.
1. Aktivitas bernilai-tambah adalah berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk
dapat bertahan dalam bisnis. Biaya bernilai-tambah timbul dari berbagai aktivitas bernilai-tamabah dengan efisiensi yang sempurna. Contoh:
Aktivitas discretionary. Aktivitas discretionary meliputi aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, perubahan kondisi yang tidak dapat
dicapai melalui aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan.
2. Aktivitas tak-bernilai-tambah adalah semua aktivitas selain aktivitas yang
paling penting untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu. Aktivitas tak-bernilai-tambah dapat disebabkan oleh aktivitas yang
memiliki kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai-tambah. Aktivitas
tidak-bernilai-tambah dapat
diidentifikasikan melalui
ketidakmampuan memenuhi salah satu dari tiga kriteria aktivitas bernilai- tambah. Contoh: Aktivitas penjadwalan, perpindahan, waktu tunggu,
pemeriksaan dan penyimpanan.
Setiap aktivitas-aktivitas yang ada memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Setiap input yang ada akan mempengaruhi output yang
dihasilkan. Dalam pelaksanaan kegiatan produksi hendaknya perlu dilakukan analisis untuk mengetahui nilai dan manfaat dari setiap
aktivitas-aktivitas. Menurut Hansen dan Mowen 2012: 240-241, dalam melakukan analisis aktivitas terdapat empat cara yang dapat mengurangi
biaya, yaitu: a.
Eliminasi aktivitas, berfokus pada berbagai aktivitas yang tak-bernilai- tambah. Jika aktivitas akan gagal menambah nilai telah diidentifikasi,
maka pengukuran harus dilakukan untuk mengarahkan perusahaan dalam mengeliminasi aktivitas-aktivitas tersebut.
b. Pemilihan aktivitas, melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas
yang ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. c.
Pengurangan aktivitas, mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu aktivitas. Pendekatan ini ditujukan untuk
memperbaiki efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan atau menjadi strategi jangka pendek untuk memperbaiki berbagai aktivitas
tak-bernilai-tambah sampai aktivitas tersebut dapat ditiadakan. d.
Penyatuan aktivitas, digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan economy of
scale. Pada zaman modern ini, konsumen lebih selektif dalam memilih barang
yang akan mereka konsumsi. Trend, keadaan ekonomi dan selera masyarakat
yang ada sekarang ini sering kali mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Konsumen menginginkan suatu produk yang terjangkau dan
memiliki manfaat yang lebih daripada bentuknya. Hal ini membuat setiap produsen berlomba-lomba untuk menciptakan suatu produk yang inovatif dan
kompetitif. Untuk menciptakan atau menambah nilai suatu produk jasa yang memiliki keunggulan diperlukan sistem rantai nilai yang dapat menunjang
terciptanya keunggulan kompetitf tersebut. Menurut Blocher et al. 2011: 64, terdapat tiga dalam penerapan sistem rantai nilai:
1. Fase hulu manajemen rantai pasokan, mencakup pengembangan produk
dan hubungan perusahaan dengan pemasok. 2.
Fase operasi, mengacu pada operasi manufaktur atau peritel untuk perusahaan jasa.
3. Tahap hilir manajemen hubungan pelanggan, mengacu pada hubungan
dengan pelanggan, mencakup pengiriman, pelayanan dan aktivitas terkait lainnya.
Bagian penting dari pelaksanaan analisis rantai nilai adalah menganalisis strategi berdasarkan pertimbangan keunggulan kompetitif. Tidak mungkin
suatu perusahaan akan membuat sesuatu yang sama dengan pesaingnya. Hal itu akan dianggap plagiat atau menjiplak hasil karya perusahaan lain, tidak
kreatif dan terjadi persaingan yang tidak sehat yang nantinya akan merugikan setiap perusahaan yang terlibat. Padahal setiap pelanggan atau konsumen
menginginkan suatu produk yang inovatif, memiliki keunggulan tersendiri dan beragam sehingga konsumen akan memiliki pilihan tersendiri untuk