Perhitungan Biaya Produksi yang Dilakukan Perusahaan

3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead yang digunakan adalah biaya overhead yang dianggarkan, meliputi: a. Biaya Bahan Penolong Produk selimut menggunakan bahan penolong sebagai penunjang kegiatan produksi, diantaranya: 1 TRO Turkey Red Oil Digunakan sebagai pelumas benang agar zat pewarna dapat tercampur secara merata ke setiap bagian benang secara merata. 2 Pewarna Berfungsi untuk mewarnai benang agar lebih menarik. b. Biaya Tidak Langsung Lainnya Biaya tidak langsung lainnya terdiri dari keperluan gudang, bahan bakar kayu, listrik dan air. Berikut ini adalah biaya overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi selimut selama 2014: Tabel 5.4. Total Biaya Overhead Pabrik Tahun 2014 Biaya Overhead Pabrik Satuan Kebutuhan Harga Gram satuan Rp Jumlah Produksi Tahun Jumlah Biaya satuan Rp Pewarna dan TRO: Biru RSN Hydro Pemutih Kaporit TRO Gram 1.600 1.600 1.000 800 1.000 650 600 600 160 500 12 12.480.000 11.520.000 7.200.000 1.536.000 6.000.000 Keperluan Gudang 27.000 12 324.000 Bahan Bakar Kayu 200.000 12 2.400.000 Listik 500.000 12 6.000.000 Air 12 600.000 Alat Kantor 440.500 Biaya Depresiasi Alat Kantor 88.100 Biaya Dep. Bangunan 475.000 Biaya Dep. Alat Produksi 187.865 Jumlah 49.251.465 Sumber: Data diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro Dasar pengalokasian biaya overhead pabrik yang digunakan adalah jam mesin, diketahui besarnya anggaran jam mesin selama tahun 2014 adalah 2.000 jam dan jam mesin sesungguhnya adalah 1.974 jam. Berikut merupakan tarif BOP anggaran per jam yang dibebankan: Perhitungan Tarif BOP Anggaran Per Jam Per Unit Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 satuan Rp = 24.626 Besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan sesungguhnya: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Selama Tahun 2014 satuan Rp = 48.611.196 Besarnya biaya overhead pabrik per unit yang dibebankan sesungguhnya: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 satuan Rp = 36.827 Dari semua data produksi tersebut, maka besarnya biaya produksi selimut yang dihitung oleh perusahaan adalah: Tabel 5.5. Perhitungan Total Biaya Produksi Pertenunan Santa Maria Boro No. Unsur Biaya Jumlah satuan Rp 1 Biaya Bahan Baku 40.548.000 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 27.195.642 3 Biaya Overhead Pabrik 48.611.196 Jumlah 118.855.107 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro Biaya produksi untuk menghasilkan produk per unit pada tahun 2014 adalah: Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Produk PadaTahun 2014 satuan Rp 90.042

B. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Target Costing

Penentuan harga berdasarkan target target costing adalah suatu metode penentuan harga secara mundur, yakni dimulai dengan menentukan harga pasar kompetitif yang berlaku dipasaran. Berikut merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk menerapkan target costing: 1. Mengumpulkan informasi harga pasar jual produk dari riset pasar Langkah pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengumpulkan informasi harga pasar produk. Untuk menentukan harga jual produk dapat disesuaikan dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Namun untuk menilai kriteria suatu produk tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jenis produk, kualitas bahan yang digunakan dan fitur bentuk produk. Dilihat dari kualitas dan fitur produk, penulis memilih selimut MyDream dan Rossana sebagai pesaing. Hal ini disebabkan karena kedua produk tersebut sudah memiliki pangsa pasar yang luas, harga yang murah dan kualitas sepadan. Tabel 5.6 menampilkan harga pasar produk selimut pesaing pada tahun 2015 beserta harga jual perusahaan. Harga jual yang yang berlaku dipasaran adalah Rp85.000 per pack. Informasi harga jual tersebut diperoleh penulis melalui survei harga yang ada di sejumlah retailer supermarket, pengecer dan situs resmi produk pesaing. Harga jual ditentukan berdasarkan harga pesaing yang menawarkan harga yang cukup kompetitif. Informasi tersebut akan digunakan untuk melakukan penyesuaian harga jual. Tabel 5.6. Perbandingan Harga Selimut dengan Produk Pesaing No. Nama Produk Produsen Harga satuan Rp 1 Selimut MyDream Galeri My Bisa 85.000 2 Selimut Rossana KBT Group 90.000 3. Selimut SM Pertenunan Santa Maria Boro 106.600 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro 2. Mengumpulkan informasi tentang laba kotor yang diinginkan Langkah kedua dalam menentukan target costing adalah mengumpulkan informasi mengenai target laba yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada bagian keuangan dan pimpinan perusahaan, perusahaan menargetkan laba kotor setiap produk adalah 10 dari harga pasar. Apabila perusahaan menginginkan laba kotor 10 dari harga pasar berdasarkan harga jual pasar yang disesuaikan per unit, yakni Rp85.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Perhitungan Laba Kotor Yang Diinginkan Perusahaan Berdasarkan Harga Pasar satuan Rp x85.000 = 7.727 3. Pembuatan perhitungan target costing pada harga pasar dikurangi laba kotor yang diinginkan. Tahap ketiga dalam metode ini adalah menentukan biaya berdasarkan target berdasarkan perhitungan harga kompetitif dikurangi laba kotor yang diinginkan. Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi untuk setiap unit produksi: Perhitungan Target Biaya Untuk Setiap Unit Produksi Yang Akan Dicapai Dengan Target Costing satuan Rp 77.273 Dalam upaya untuk mencapai biaya berdasarkan target, diperlukan pengendalian biaya untuk melakukan penghematan biaya produksi, diantaranya penggunaan value engineering dan metode kaizen. 4. Penggunaan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk Rekayasa nilai merupakan suatu aktivitas yang digunakan untuk mengidentifikasi komponen-komponen biaya yang menjadi pemicu biaya produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau mengurangi biaya produk berdasarkan fungsi utamanya. Blocher, et al. 2012: 179 berpendapat bahwa value engineering digunakan dalam menentukan biaya berdasarkan target untuk menekan biaya produk adalah benchmarking menciptakan keunggulan kompetitif dengan cara mempersiapkan desain berbiaya rendah dan kompetitif yang paling sesuai dengan preferensi pelanggan sekaligus tidak melebihi biaya target analisis desain melalui mencari substitusi bahan bahan baku dan bahan penolong atau distributor bahan dan menciptakan desain berbiaya rendah. Dalam mencapai biaya berdasarkan target yang sudah ditetapkan, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan keunggulan produk yang ditawarkan. Penulis menawarkan beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi fungsi dan nilai produk. Berikut ini merupakan tabel biaya produksi memuat informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya yang dianalisis untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi dengan menggunakan value engineering dalam rangka pengendalian dan penghematan biaya beserta pembahasannya: a. Bahan Baku 1 Benang Cotton Untuk kategori bahan baku benang katun, pada tabel 5.2 biasanya perusahaan membeli benang melalui agen di Solo seharga Rp5.000.000,00 per bal sudah termasuk biaya pengiriman. Berat 1 bal benang cotton 180 kg biasanya dipintal lagi oleh bagian pemintalan menjadi 2 jenis benang, yakni benang ukuran 20s dan 12s yang kemudian dikemas dalam pack-pack. Berat 1 pack adalah 4,5 kg. Jadi diperkirakan dalam 1 kali produksi membutuhkan 67,5 kg 15 pack benang katun ukuran 20s dan 54 kg 12 pack benang ukuran 12s. Perhitungan Harga 1 Pack Benang Yang Dibeli Dari Distributor Asal Solo satuan Rp = 125.000 Penulis menawarkan alternatif untuk mengganti distributor yang menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas bahan yang sama baiknya. Untuk benang ukuran 20s dan 12s seperti yang ditampilkan pada tabel 5.7, perusahaan dapat memesan melalui agen benang katun dari Blitar seharga Rp4.500.000,00 per bal sudah termasuk biaya pengiriman. Benang yang ditawarkan oleh distributor dari Blitar memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan distributor dari Solo. Berdasarkan informasi yang diperoleh, minimal pembelian benang katun dari distributor asal Blitar adalah 1 bal atau 180 kilogram. Apabila dikemas dalam 1 pack, harga 1 pack setiap benang adalah Rp112.500,00 Tabel 5.7. Perhitungan Harga 1 Pack Benang Yang Dibeli Dari Distributor Asal Blitar satuan Rp = 112.500

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode target Costing dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Usaha Dagang Eko Kusen)

7 29 118

Evaluasi penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro.

0 0 94

Implementasi anggaran sebagai alat pengendalian biaya produksi tahun 2013 : studi kasus pada pertenunan Santa Maria Boro Kalibawang, Yogyakarta.

0 3 133

Penggunaan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja : studi kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo.

0 1 179

Pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap peningkatan volume penjualan : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tahun 2007.

1 3 119

Evaluasi efisiensi biaya produksi berdasarkan anggaran biaya produksi : studi kasus pada Pertenunan `Santa Maria` Boro.

0 0 135

Analisis kebutuhan tenaga kerja dan efisiensi biaya tenaga kerja : studi kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria di Boro, Banjar Asri, Kalibawang, Kulon Progo.

0 0 119

Studi kasus pada karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria, Boro, Kulon Progo SKRIPSI

0 0 90

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

0 0 93

Evaluasi sistem pengendalian intern penjualan kredit : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Yogyakarta - USD Repository

0 1 149