alat  stabilisasi  ekonomi,  meningkatkan  pemerataan  pendapatan,
meningkatkan semangat usaha dan meningkatkan hubungan internasional. E.
Strategic Cost Reduction
Menurut  Mulyadi  2007:  412-414,  strategic  cost  reduction  memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Bertujuan untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif
2. Berlingkup luas
3. Berjangka panjang
4. Bersifat berkelanjutan
5. Bersifat proaktif
6. Berfokus ke seluruh matarantai nilai
7. Berdasarkan  mindset  yang  berfokus  kepada  customer  dan  improvment
berkelanjutan Di  berbagai  perusahaan  di  Amerika  Serikat  telah  mengembangkan
berbagai  upaya  untuk  mempertahankan  kelangsungan  hidup  perusahaan dalam menghadapi persaingan global  yaitu mengembangkan berbagai sistem
informasi biaya untuk menunjang strategic cort reduction, yakni: 1.
Target Costing 2.
Kaizen Costing 3.
Life Cycle Product Costing 4.
Quality Cost System 5.
ABC System 6.
Contemporary Feedback Control
F. Target Costing
Dalam  upaya  mengurangi  jumlah  biaya  bersifat  strategik,  target  costing merupakan metode yang tepat dalam mengelola biaya pada tahap desain dan
pengembangan  produk  untuk  mencapai  harga  kompetitif  dalam  rangka memperoleh laba yang diharapkan.
Menurut  Mulyadi  2007:  421,  target  costing  adalah  suatu  metode penentuan  kos  produk  atau  jasa  yang  didasarkan  pada  harga  yang
diperkirakan dapat diterima oleh konsumen atau sering disebut  price- driven costing
.  Menurut  penjelasan  MBASkool,  target  costing  adalah  proses penentuan  harga  biaya  aktual  dari  setiap  produk  atau  jasa  setelah
mempertimbangkan  margin  laba  yang  diinginkan  di  belakang  yang  sama. Menurut  Rudianto  2006:  260,  pendekatan  yang  digunakan  antara  target
costing dan  pendekatan  lainnya  dalam  pembuatan  produk  sangat  berbeda.
Target  biaya  ditentukan  pada  tahap  pertama,  kemudian  dirancang  produk yang  sesuai  dengan  biaya  yang  telah  ditetapkan  tersebut,  sedangkan
pendekatan  lainnya,  merancang  dan  menghasilkan  produk  baru  kemudian menghitung biayanya.
Berikut formula target costing
Ford  dalam  Blocher,  et  al.  2012:  176  menyatakan  bahwa  dengan menggunakan  metode  biaya  berdasarkan  target,  para  pelaku  bisnis  biasa
menggunakannya untuk mengetahui apa  yang akan diproduksi dan apa  yang Target Biaya = Harga Pasar
– Laba Kotor yang diinginkan
akan  dijual  kepada  pasar.  Apabila  ingin  mengetahui  biaya  yang  akan dikeluarkan, sebaiknya biaya harus dihitung secara teliti. Dengan menetapkan
biaya  yang  rendah,  setiap  orang  akan  dipaksa  untuk  mencapai  tingkat tertinggi  efisiensi.  Para  pelaku  bisnis  akan  berlomba-lomba  untuk  menggali
keuntungan,  dengan  demikian  akan  banyak  penemuan-penemuan  mengenai produksi  dan  penjualan.  Apabila  metode  target  costing  diamati  dengan
seksama,  sekilas  bahwa  metode  target  costing  mirip  dengan  metode  biaya standar. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Witjaksono 2013: 175 karena
metode  yang  diterapkan  dalam  target  costing  lebih  kompleks  dari  sistem biaya  standar.  Penentuan  biaya  dalam  metode  ini  ditentukan  oleh  faktor
harga.  Perusahaan  dituntut  untuk  menekan  biaya  menjadi  lebih  kompetitif, perbedaan sedikit saja dapat menarik pelanggan kepada produk dengan harga
yang  lebih  rendah.  Sedangkan  menurut  Rudianto  2006:  260,  target  biaya ditetapkan  dengan  mempertimbangkan  berbagai  hal  yang  dianggap  relevan
dengan  kondisi  yang  dihadapi  perusahaan,  seperti  harga  jual  pesaing,  daya beli  masyarakat,  keadaan  perekonomian  secara  umum,  tingkat  inflasi,  nilai
tukar rupiah dan sebagainya. Menurut  Blocher,  et  al.  2012:  176-177,  terdapat  dua  pilihan  untuk
mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target: 1.
Dengan  menyatukan  teknologi  produksi  yang  baru,  menggunakan  teknik manajemen  biaya  yang  lebih  maju  seperti  pembiayaan  berbasis  aktivitas
dan mencari produktifitas yang lebih tinggi.
2. Dengan  mendesain  ulang  produk  dan  jasa.  Metode  ini  sangat
menguntungkan banyak perusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain  bernilai  penting  bagi  kebanyakan  biaya  total  siklus  hidup  produk.
Dengan  perhatian  yang  teliti  terhadap  desain,  penghematan  yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin.
Menurut Maciariello dan Kirby 1994 dalam Nababan 2011: 27, target costing
mempunyai manfaat sebagai berikut: 1.
Menyediakan  informasi  yang  secara  lengkap  mengenai  biaya  produksi produk  baru,  sehingga  memudahkan  badan  usaha  untuk  melakukan
pemilihan  dalam  penggunaan  material,  desain  produk  dan  proses manufaktur.
2. Mengurangi  pengembangan  siklus  hidup  produk  yaitu  biaya  dapat
ditentukan pada saat bersamaan dengan perancangan produk. 3.
Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara  untuk  mengeleminasi,  mengurangi  aktifitas  yang  tidak  memberikan
nilai  tambah,  meningkatkan  kualitas,  menyederhanakan  proses  dan menentukan cost driver.
4. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta
mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan fungsinya.
Komponen-komponen  dalam  proses  target  costing  menurut  Meigh,  et  al. 1999 dalam Lucky 2011: 20-21 adalah sebagai berikut:
1. Sumber  daya  yang  dikonsumsi  dalam  planning  and  market  analysis.
Selama perencanaan,
tempat pelanggan
diidentifikasi dan
didokumentasikan seluruhnya. 2.
Pengembangan  difokuskan  pada  product  feasibilities  studies. Pengembangan  melibatkan  siklus  pengujian  dan  pemformulasian  ulang
produk untuk memahami kebutuhan pelanggan. 3.
Production  design  mengikuti  pembentukan  konsep  produk  dalam  tahap pengembangan,  perancangan  dan  personal  produksi  yang  berpengalaman
menggunakan value
engineering untuk
menentukan kombinasi
sumberdaya  dengan  biaya  paling  rendah  untuk  menciptakan  produk  yang diinginkan oleh konsumen.
4. Permulaan  production  and  continous  improvement  process  digunakan
untuk mencapai target costing. Menurut  Blocher,  et  al.  2012:  177,  terdapat  lima  langkah  dalam
menerapkan target costing, yaitu: 1.
Melakukan  riset  pasar  untuk  menganalisis  produk  yang  diinginkan  oleh pelanggan.
2. Menentukan laba yang diinginkan.
3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang
diinginkan.
4. Penggunaan  rekayasa  nilai  value  engineering  untuk  mengidentifikasi
cara-cara untuk menghemat biaya produk. 5.
Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk menghemat biaya secara lebih baik.
Terdapat  enam  keuntungan  yang  diperoleh  dengan  menerapkan  target costing,
yakni: 1.
Meningkatkan  kepuasan  pelanggan,  sebagai  desain  yang  berfokus  pada nilai pelanggan.
2. Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien.
3. Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada
produk baru atau yang telah dirancang ulang. 4.
Dapat  menekan  total  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  mengembangkan produk,  melalui  koordinasi  desain  yang  telah  ditingkatkan,  produksi  dan
manajer pemasaran. 5.
Dapat  membantu  menyediakan  sebuah  batasan  persaingan  pada  waktu resesi ekonomi.
6. Dapat  meningkatkan  kualitas  produk  secara  keseluruhan,  sebagaimana
desain  telah  ditingkatkan  secara  cermat  dan  isu-isu  produksi dipertimbangkan secara tegas pada tahap desain.