b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara
merata. c.
Menjemur benang hingga kering. 5.
Bagian Sekir Bagian Sekir bertugas untuk memindahkan benang dari kelos ke alat yang
disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang yang akan digunakan sebagai motif dari kain yang akan dihasilkan.
6. Bagian Pintal
Bagian Pintal bertugas untuk menggulung benang yang telah kering dengan menggunakan alat yang disebut kelos.
7. Bagian Tenun
Bagian tenun bertugas untuk: a.
Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang
digunakan untuk menenun. b.
Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk. 8.
Bagian Jahit Bagian jahit bertugas untuk:
a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli.
b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong.
9. Bagian Pengepakan
Bagian pengepakan bertugas untuk: a.
Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada pelanggan. b.
Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan. 10.
Bagian Pembukuan Bagian pembukuan bertugas untuk membantu bagian adinistrasi dan umum
dalam menyelesaikan administrasi perusahaan. 11.
Bagian Penjualan Bagian penjualan bertugas untuk:
a. Melayani penjualan hasil produksi.
b. Melakukan pengiriman barang.
c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon pembeli.
F. Personalia
1. Klasifikasi Tenaga Kerja
a. Kepala Bagian Produksi
: 1 orang b.
Kepala Bagian Administrasi : 1 orang
c. Kepala Bagian Gudang
: 1 orang d.
Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang e.
Bagian Pembukuan : 2 orang
f. Bagian Wenter
: 5 orang g.
Bagian Pintal : 5 orang
h. Bagian Sekir
: 3 orang
i. Bagian Tenun
: 15 orang j.
Bagian Jahit : 2 orang
k. Bagian Pengepakan
: 8 orang 2.
Sistem Pemberian Upah Bagi Karyawan Sistem pemberian upah yang diterapkan oleh perusahaan antara lain:
a. Upah Bulanan
Kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan
b. Upah Borongan
Bagian wenter, bagian pintal, bagian sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan
c. Jam Kerja Karyawan
Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama 7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian
alokasi jam kerja selama 6 hari kerja: 1
Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00 2
Sabtu : Jam 07.00
– 13.00 G.
Produk
Pertenunan Santa Maria Boro merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garmen yang memproduksi berbagai macam
kebutuhan sandang seperti selimut, serbet, seragam dan taplak meja. Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi pada 1 jenis produk saja, yaitu selimut yang merupakan produk yang menjadi produk unggulan perusahaan dan paling banyak
diminati oleh konsumen.
H. Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan selimut, perusahaan menggunakan bahan baku dan bahan penolong sebagai berikut:
a. Benang ukuran 20s
b. Benang ukuran 12s.
c. Kanji
2. Bahan penolong yang digunakan adalah:
a. Larutan TRO
b. Pewarna: indantren br, hydro, pemutih dan kaporit
3. Alat-Alat Produksi
a. Alat kelos
b. Alat sekir
c. Mesin Jahit
d. Alat palet
e. Alat streng
4. Proses Produksi
Perusahaan Pertenunan Sanata Maria Boro menggunakan tiga tahap dalam proses produksi, yakni:
a. Tahap Persiapan Penenunan
Tahap persiapan penenunan dimulai dengan merendam benang dengan larutan TRO dan kanji yang berguna sebagai pelumas untuk membuat zat
pewarna agar tercampur keseluruh bagian benang secara merata, selama 15 menit. Setelah proses perendaman selesai, benang kemudian direbus dan
dicuci sampai bersih hingga warna putih terlihat mengkilap. Untuk bagian benang berwarna, petugas wenter akan mencampur pewarna saat proses
perendaman benang dengan larutan TRO dan kanji, lalu direndam selama kurang lebih 20 menit kemudian merebus dan menjemur hingga kering.
Setelah benang kering, benang akan dikirim ke bagian pintal. Bagian pintal mempersiapkan benang yang akan digunakan dalam tahap
penenunan yang terdiri dari benang pakan dan benang lusi ketting. 1
Benang Pakan Benang pakan adalah benang yang berposisi melintang pada penampang
kain dan menunjukan lebar kain. Benang yang dipakai sebagai benang pakan untuk produk selimut adalah ukuran 20’s, yaitu benang dengan 1
lilitan. Benang pakan digulung pada alat yang deisebut palet. Penggulungan benang pada palet dibentuk dengan ukuran standar
sehingga dapat dimasukkan kedalam teropong. 2
Benang Lusi Ketting Benang lusi adalah benang yang berposisi membujur dan dimasukkan
kedalam alat yang disebut kelos. Benang yang dipakai sebagai benang
lusi untuk produk selimut adalah benang ukuran 20’s. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai
berikut: a
Benang lusi digulung pada kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini
disebut dengan benang kelos. b
Proses berikutnya adalah menghani atau skermolen, yaitu proses menggulung benang kelos ke silinder hani.
c Gulungan hani tersebut kemudian dipindahkan ke boom lusi, yaitu
alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun.
d Langkah selanjutnya adalah melakukan pencucukan, dimana boom
lusi yang sudah berisi benang dipasang pada alat tenun, ujung dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut
gun. Gun adalah alat yang berlubang kecil untuk memasang benang. Pada gun dipasang sisir, yaitu alat yang berupa jajaran logam yang
setiap jajarannya dilewati oleh dua utas benang. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat
dimulai.
b. Tahap Penenunan