28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Wedomartani terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wedomartani memiliki 25
padukuhan dan pada penelitian ini digunakan dua padukuhan yaitu Sanggrahan dan Malang Rejo. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata responden di
Desa Wedomartani berusia 51 tahun, BMI 23,1kgm
2
, tekanan darah sistolik 138 mmHg, dan tekanan darah diastolik 81mmHg. Profil rata-rata usia, BMI, tekanan
darah sistolik dan diastolik dipaparkan pada tabel V berikut:
Tabel V. Profil rata-rata usia, BMI, tekanan darah sistolik dan diastolik
Variabel Mean±SD
Median Usia
51,0±10,5 48 tahun
BMI kgm
2
23,1±3,9 22,4 kgm
2
Tekanan Darah Sistolik mmHg
138,4±25,1 133 mmHg
Tekanan Darah Diastolik mmHg
81,7±12,0 80 mmHg
Digunakan median karena data tidak terdistribusi normal
Berdasarkan hasil penelitian, selain rata-rata responden didapatkan profil umum responden penelitian di Desa Wedomartani. Profil umum responden
penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dipaparkan pada tabel VI berikut:
Tabel VI. Profil umum responden penelitian di Desa Wedomartani, Kecamatan
Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Variabel Jumlah orang
Usia
≥60 tahun 60 tahun
53 202
20,8 79,2
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
72 183
28,2 71,8
Tabel VI. Lanjutan
Variabel Jumlah orang
BMI
≥25kgm
2
25kgm
2
70 185
27,5 72,5
Risiko kardiovaskular
Ada Tidak Ada
19 236
7,5 92,5
Pendidikan
≤SMP SMP
171 84
67,1 32,9
Pekerjaan
Indoor Outdoor
142 113
55,7 44,3
Penghasilan ≤UMR
UMR 203
52 79,6
20,4
Merokok
Ya Tidak
138 117
54,1 45,9
Konsumsi alkohol
Ya Tidak
2 253
0,8 99,2
Melakukan pola makan
Ya Tidak
223 32
87,5 12,5
Melakukan aktivitas fisik
Ya Tidak
47 208
18,4 81,6
Total subyek 255
100 Berdasarkan hasil penelitian responden usia 60 tahun sebanyak 202
orang. Jumlah proporsi laki-laki lebih sedikit dibandingkan wanita dan dari faktor pendidikan proporsi responden yang menduduki bangku
≤SMP sebanyak 171 orang. Responden di Desa Wedomartani lebih dominan bekerja di dalam ruangan
dibandingkan luar ruangan yaitu sebanyak 142 orang dan memiliki ekonomi rendah karena banyak yang mempunyai penghasilan
≤UMR yaitu 203 orang. Sebanyak 138 orang responden di Desa Wedomartani merokok, 2 orang
mengonsumsi alkohol, dan 47 orang yang melakukan aktifitas fisik atau olahraga. Banyak responden yang memiliki BMI 25kgm
2
, karena banyak masyarakat di Desa Wedomartani melakukan pengaturan pola makan yang baik mengonsumsi
sayuran hijau, mengonsumsi buah, menghindari makan berlemak seperti gorengan, jeroan, dan konsumsi makanan instan yaitu sebanyak 223 orang. Pada
faktor risiko kardiovaskular terdapat 19 orang yang mempunyai risiko kardiovaskular seperti stroke, diabetes mellitus, jantung dan kolesterol.
Tabel VII. Profil tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan
risiko kardiovaskular di Padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo Desa Wedomartani.
Variabel n
TDS TDD
Nilai p Total
255 138,4±25,1
81,7±12,0
Usia
≥60 tahun 53
159,4±25,5 83,6±12,3
TDS=0,10 60 tahun
202 132,9±22,1
81,2±11,9 TDD=0,76
Jenis kelamin
Laki-laki 72
142,0±22,3 84,8±10,6
TDS=0,02 Perempuan
183 137,0±26,1
80,5±12,4 TDD=0,35
BMI
≥25kgm
2
70 140,5±26,6
84,3±12,3 TDS=0,22
25kgm
2
185 137,7±24,6
80,8±11,8 TDD=0,82
Risiko Kardiovaskular
Ada 19
145,8±21,9 86,2±11,7
TDS=0,50 Tidak ada
236 137,9±25,3
81,4±12,0 TDD=0,85
Nilai p menggunakan uji t, TDS=Tekanan Darah Sistolik, TDD= Tekanan Darah Diastolik
Pada data profil tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI, dan risiko kardiovaskular di Padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo Desa
Wedomartani menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada usia, BMI dan risiko kardiovaskular dengan nilai p0,05 tetapi ada perbedaan tekanan darah
sistolik pada jenis kelamin yaitu dengan nilai p0,05. Hasil penelitian sesuai teori bahwa laki-laki memiliki peningkatan darah sistolik lebih tinggi dibandingkan
pada perempuan dengan rasio sekitar 2,29, karena laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah seperti merokok, mengonsumsi
alkohol dan makan tidak teratur Departemen Kesehatan RI, 2007.
A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah Responden Hipertensi di Padukuhan Sanggrahan dan Malang Rejo,
Desa Wedomartani
Desa Wedomartani merupakan salah satu desa yang mempunyai prevalensi hipertensi cukup tinggi. Responden yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 255 orang. Hasil penelitian berdasarkan The Rule of Halves dipaparkan pada gambar 5 berikut :
Gambar 5. Bagan profil responden berdasarkan The Rule of halves
Berdasarkan pada gambar 5 hasil yang diperoleh peneliti lebih baik jika dibandingkan dengan The Rule of halves karena lebih dari setengah populasi tidak
terkena hipertensi yaitu sebanyak 136 orang 53,33 dan yang terkena hipertensi
Populasi Usia
≥40 tahun 255100
Tidak Hipertensi 136 53,33
Hipertensi 119 46,67
Tidak Sadar Hipertensi 28
10,98 Sadar Hipertensi
91 35,69
Tidak Terapi 23 9,02
Terapi 6826,67
Tekanan Darah Tidak Terkendali 58
22,75 Tekanan Darah
Terkendali 10 3,92
sebanyak 119 orang 46,67. Hasil penelitian terkait prevalensi hipertensi lebih baik bila dibandingkan dengan The Rule of halves yaitu lebih banyak masyarakat
yang menjaga kesehatan, dibuktikan dengan hasil penelitian yang tidak menderita hipertensi lebih banyak. Populasi masyarakat yang sadar akan hipertensi lebih
banyak dari pada yang tidak sadar yaitu populasi yang sadar sebanyak 91 orang 35,69 dan yang tidak sadar hipertensi sebanyak 28 orang 10,98. Terkait
dengan hasil penelitian kesadaran hipertensi, kesadaran masyarakat lebih baik dibanding teori, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan
kesadaran masyarakat lebih tinggi dibanding dengan yang tidak sadar hipertensi. Populasi masyarakat yang melakukan terapi juga menunjukkan hasil
yang lebih baik yaitu 68 orang 26,67 dan yang tidak terapi sebanyak 23 orang 9,02. Terkait dengan hasil penelitian terapi hipertensi, menunjukkan hasil
penelitian lebih baik dibanding teori karena masyarakat lebih banyak yang melakukan terapi dibanding dengan masyarakat yang tidak melakukan terapi.
Populasi masyarakat hipertensi dengan tekanan darah terkendali masih kurang baik dibandingkan dengan teori, karena yang tekanan darahnya terkendali hanya
sebanyak 10 orang 3,92 dan masyarakat yang tekanan darah tidak terkendali sebanyak 58 orang 22,75.
Responden yang melakukan terapi antihipertensi sebanyak 68 orang. Sebanyak 5 orang menggunakan obat antihipertensi golongan Calcium Chanel
Bloker CCB yaitu Amlodipin, 4 orang menggunakan obat antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor ACEI yaitu Captopril dan
banyak responden yang melakukan terapi hipertensi lupa nama obat yang telah
dikonsumsi. Peneliti menanyakan langsung pada keluarga responden untuk memastikan bahwa obat yang digunakan adalah obat antihipertensi, responden
yang lupa nama obat sebanyak 59 orang. Sebanyak 27 responden selain melakukan terapi antihipertensi juga melakukan terapi non obat yaitu
menggunakan mentimun, semangka, melon, belimbing, ekstrak manggis, ciplukan dan daun sirsak.
Tabel VIII . Profil obat antihipertensi yang digunakan responden terapi
Jenis obat Jumlah
Amlodipin 5
Captopril 4
Lupa nama obat 59
B. Perbedaan Antara Faktor Usia, Jenis Kelamin, BMI dan Risiko Kardiovaskular terhadap Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan
Pengendalian Tekanan Darah.
Tujuan penelitian ini yaitu mengkorelasiakan perbedaan prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis
kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular. Analisis hipotesis yang digunakan adalah uji statistik Chi-Square. Tujuannya untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima atau ditolak. Nilai p yang digunakan yaitu p0,05 dengan taraf kepercayaan 95.
1. Analisis hubungan perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor usia,
jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Analisis perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai p faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan prevalensi hipertensi sebagai variabel tergantung.
Tabel IX. Hubungan perbedaan prevalensi hipertensi terhadap faktor usia, jenis
kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Variabel Hipertensi
Tidak Hipertensi
P OR95CI
n n
Usia
≥60 tahun 42
35,3 11
8,1 0,00
6,19 3,01-12,76
60 tahun 77
64,7 125
91,9
Jenis kelamin
Laki-laki 39
32,8 33
24,3 0,09
1,52 0,88-2,63
Perempuan 80
67,2 103
75,7 BMI
≥25kgm
2
34 28,6
36 26,5
0,41 1,11
0,64-1,93 25kgm
2
85 71,4
100 73,5
Risiko kardiovaskular
0,01 3,49
1,22-10,01 Ada
14 11,8
5 3,7
Tidak ada 105
88,2 131
96,3
Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian ditolak. Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian diterima.
a. Usia Analisis perbedaan faktor usia dengan prevalensi hipertensi pada tabel
IX, diperoleh 42 responden 35,3 dengan usia ≥60 tahun menderita hipertensi,
dan pada usia 60 tahun 77 responden 64,7 yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara usia dengan
prevalensi hipertensi dengan nilai p0,01 OR 6,19 95 CI=3,01-12,76 artinya responden dengan usia
≥60 tahun berisiko 6,19 kali menderita hipertensi dibandingan dengan responden dengan usia 60 tahun. Hasil penelitian ini sesuai
dengan teori bahwa tekanan darah dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia dengan rentang usia lanjut
≥60 tahun Madhu and Sreedevi, 2012. b. Jenis kelamin
Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan prevalensi hipertensi pada tabel IX, diperoleh 39 responden laki-laki 32,8 yang menderita hipertensi
dan 80 responden perempuan 67,2 yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,09 OR 1,52
95CI=0,88-2,63. c. BMI
Analisis perbedaan faktor BMI dengan prevalensi hipertensi pada tabel IX, diperoleh 34 responden 28,6 dengan BMI
≥25kgm
2
yang menderita hipertensi dan 85 responden 71,4 dengan BMI 25kgm
2
yang menderita hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna
dengan nilai p=0,41 OR 1,1195CI=0,64-1,93.Hasil penelitian tidak sesuai teoribahwa risiko hipertensi 5 kali lipat lebih tinggi pada orang obesitas
dibandingkan dengan orang yang badannya normal Departemen Kesehatan RI, 2006.
d. Risiko kardiovaskular Analisis perbedaan faktor risiko kardiovaskular dengan prevalensi
hipertensi pada tabel IX, diperoleh 14 responden 11,8 yang menderita hipertensi dan ada risiko kardiovakular dan 105 responden 88,2 yang
menderita hipertensi dan tidak ada risiko kardiovaskular. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna dengan nilai p=0,01OR 3,49 95
CI=1,22-10,01, artinya responden yang memiliki risiko kardiovaskular 3,49 kali lebih berisiko hipertensi dibandingkan yang tidak memiliki risiko kardiovaskular.
Hasil penelitian sesuai dengan teori yaitu peningkatan tekanan darah merupakan faktor yang signifikan untuk penyakit risiko kardiovaskular, dan pasien hipertensi
memiliki risiko menderita serangan jantung 10 tahun kemudian setelah dinyatakan
menderita hipertensi. Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko kardiovaskular dan tidak memiliki risiko
kardiovaskular tidak seimbang Departemen Kesehatan RI, 2012.
2. Analisis hubungan perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Analisis perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan kesadaran hipertensi sebagai variabel tergantung.
Tabel X.
Hubungan perbedaan kesadaran hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular
Variabel Sadar
Hipertensi Tidak Sadar
Hipertensi p
OR 95CI n
n Usia
≥60 tahun 30
33 12
42,9 0,23
0,66 0,28-1,56
60 tahun 61
67 16
57,1
Jenis kelamin
Laki-laki 29
31,9 10
35,7 0,44
0,84 0,35-2,05
Perempuan 62
68,1 18
64,3 BMI
≥25kgm
2
24 26,4
9 32,1
0,36 0,76
0,30-1,89 25kgm
2
67 73,6
19 67,9
Risiko kardiovaskular
Ada 11
12,1 3
10,7 0,25
1,15 0,29-4,44
Tidak ada 80
87,9 25
89,3
Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian ditolak. Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian diterima.
a. Usia Analisis perbedaan faktor usia dengan kesadaran hipertensi pada tabel X,
diperoleh 30 responden 33,0 dengan usia ≥60 tahun yang sadar hipertensi, dan
pada usia 60 tahun 61 responden 67,0 yang sadar hipertensi. Hasil analisis
statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan antara usia dengan kesadaran hipertensi dengan nilai p=0,23 OR0,66 95 CI=0,28-1,56.
b. Jenis Kelamin Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan kesadaran hipertensi
pada tabel X, diperoleh 29 responden laki-laki 31,9 yang sadar hipertensi dan 62 responden perempuan 68,1 yang sadar hipertensi. Hasil analisis statistik
menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,44OR 0,84 95CI=0,35- 2,05.
c. BMI Analisis perbedaan faktor BMI dengan kesadaran hipertensi pada tabel
X, diperoleh 24 responden 26,4 dengan BMI ≥25kgm
2
yang sadar hipertensi dan 67 responden 73,6 yang sadar hipertensi dengan BMI 25kgm
2
. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,36 OR 0,76
95 CI=0,30-1,89. d. Risiko kardiovaskular
Analisis perbedaan faktor risiko kardiovaskular dengan kesadaran hipertensi pada tabel X, diperoleh 11 responden 12,1 yang sadar hipertensi
dan ada risiko kardiovakular dan 80 responden 87,9 yang sadar hipertensi dan tidak ada risiko kardiovaskular. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada
perbedaan dengan nilai p=0,25 OR 1,15 95 CI=0,29-4,44 . Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko
kardiovaskular dan tidak memiliki risiko kardiovaskular tidak seimbang.
3. Analisis hubungan perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Analisis perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan terapi hipertensi sebagai variabel tergantung.
TabelXI.
Hubungan perbedaan terapi hipertensi terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular
.
Variabel Terapi
Hipertensi Tidak terapi
hipertensi p
OR 95CI n
n Usia
≥60 tahun 20
29,4 10
43,5 0,16
0,54 0,20-1,44
60 tahun 48
70,6 13
56,5
Jenis kelamin
Laki-laki 21
30,9 8
34,8 0,46
0,84 0,31-2,28
Perempuan 47
69,1 15
65,2 BMI
≥25kgm
2
19 27,9
5 21,7
0,39 1,39
0,45-4,29 25kgm
2
49 72,1
18 76,3
Risiko kardiovaskular
Ada 11
16,2 0,03
1,40 1,22-1,69
Tidak 57
83,8 23
100
Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian ditolak. Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian diterima.
a. Usia Analisis perbedaan faktor usia dengan terapi hipertensi pada tabel XI,
diperoleh 20 responden 29,4 dengan usia ≥60 tahun yang melakukan terapi
hipertensi, dan pada usia 60 tahun 48 responden 70,6 yang melakukan terapi hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara usia
dengan prevalensi hipertensi dengan nilai p=0,16 OR 0,54 95 CI=0,20-1,44.
b. Jenis kelamin Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan terapi hipertensi pada tabel
XI, diperoleh 21 responden laki-laki 30,9 yang melakukan terapi hipertensi dan 47 responden perempuan 69,1 yang melakukan terapi hipertensi. Hasil
analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,46 OR 0,84 95 CI=0,31-2,28.
c. BMI Analisis perbedaan faktor BMI dengan terapi hipertensi pada tabel XI,
diperoleh 19 responden 27,9 dengan BMI ≥25kgm
2
yang melakukan terapi hipertensi dan 49 responden 72,1 dengan BMI 25kgm
2
yang melakukan terapi hipertensi. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan
nilai p=0,39OR 1,39 95 CI=0,45-4,29. d. Risiko kardiovaskular
Analisis perbedaan faktor risiko kardiovaskular dengan terapi hipertensi pada tabel XI, diperoleh 11 responden 16,2 yang melakukan terapi hipertensi
dan ada risiko kardiovakular dan 57 responden 83,8 yang melakukan terapi hipertensi dan tidak ada risiko kardiovaskular. Hasil analisis statistik
menunjukkan ada perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,03 OR 1,40 95 CI=1,22-1,69 artinya responden yang memiliki risiko kardiovaskular lebih bayak
1,40 kali melakukan terapi dibandingkan yang tidak memiliki risiko kardiovaskular. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa orang hipertensi dengan
penyakit risiko kardiovaskular memiliki kesadaran tinggi untuk melakukan terapi karena untuk mengurangi atau mengatasi risiko penyakit kardiovaskular
Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko kardiovaskular dan tidak memiliki risiko kardiovaskular tidak
seimbang Departemen Kesehatan RI, 2012.
4. Analisis hubungan perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Analisis perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular bertujuan untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai p dari faktor usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular sebagai variabel bebas dengan pengendalian tekanan darah sebagai variabel
tergantung.
Tabel XII. Hubungan perbedaan pengendalian tekanan darah terhadap faktor
usia, jenis kelamin, BMI dan risiko kardiovaskular.
Variabel TD
Terkendali TD Tidak
Terkendali p
OR 95CI n
n Usia
≥60 tahun 2
20 18
31 0,38
0,56 0,11-2,88
60 tahun 8
80 40
69
Jenis kelamin
Laki-laki 2
20 19
32,8 0,34
0,51 0,09-2,66
Perempuan 8
80 39
67,2 BMI
≥25kgm
2
19 32,8
0,03 1,26
1,09-1,45 25kgm
2
10 100
39 67,2
Risiko kardiovaskular
Ada 2
20 9
15,5 0,51
1,36 0,25-7,49
Tidak ada 8
80 49
84,5
Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian ditolak. Nilai p0,05 dengan uji Chi-Square hipotesis penelitian diterima.
a. Usia Analisis perbedaan faktor usia dengan pengendalian tekanan darah pada
tabel XII, diperoleh 2 responden 20,0 dengan usia ≥60 tahun dengan tekanan
darah terkendali, dan pada usia 60 tahun 8 responden 80,0 yang tekanan darahnya tidak terkendali. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada
perbedaan antara usia dengan prevalensi hipertensi dengan nilai p=0,38 OR 0,56 95 CI=0,11-2,88.
b. Jenis Kelamin Analisis perbedaan faktor jenis kelamin dengan pengendalian tekanan
darah pada tabel XII, diperoleh 2 responden laki-laki 20,0 yang tekanan darahnya terkendali dan 8 responden perempuan 80,0 yang tekanan darahnya
terkendali. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,34OR 0,51 95 CI=0,09-2,66.
c. BMI Analisis perbedaan faktor BMI dengan pengendalian tekanan darah pada
tabel XII, menunjukkan bahwa responden dengan BMI ≥25kgm
2
tidak ada yang memiliki tekanan darah terkendali sedangkan yang memiliki tekanan darah
terkendali adalah responden dengan BMI 25kgm
2
yaitu 10 responden 100. Hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna dengan nilai
p=0,03 OR 1,26 95 CI=1,09-1,45 artinya orang dengan BMI ≥25kgm
2
lebih banyak 1,26 kali melakukan pengendalian tekanan darah dibandingkan responden
dengan BMI 25kgm
2
. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwaorang dengan kelebihan berat badan atau yang memiliki BMI
≥25kgm
2
memiliki tekanan darah tidak terkendali yang disebabkan oleh frekuensi denyut jantung yang meningkat
dan berkurangnya kapasitas pembuluh darah untuk mengangkut darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah Suiraoka, 2012.
d. Risiko kardiovaskular Analisis perbedaan faktor risiko kardiovaskular dengan pengendalian
tekanan darah pada tabel XII, diperoleh 2 responden 20,0 yang tekanan darahnya terkendali dan ada risiko kardiovakular dan 8 responden 80,0 yang
tekanan darahnya terkendali dan tidak ada risiko kardiovaskular. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan dengan nilai p=0,51 OR 1,36 95
CI=0,25-7,49. Penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut karena jumlah responden yang memiliki risiko kardiovaskular dan tidak memiliki risiko
kardiovaskular tidak seimbang.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN