Validitas Skala Seleksi Aitem

Tabel 3.2 Pemberian Skor pada Skala Subjective Well-Being Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Skala

Validitas adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur dalam suatu penelitian Etta dan Sopiah, 2010. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang didasarkan pada pendapat profesional profesional judgement. Pada penelitian ini penilaian alat ukur dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai seorang profesional. Dosen pembimbing skripsi menguji kesesuaian antara aitem-aitem pada skala dengan komponen-komponen yang akan diukur Suryabrata, 2008.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem digunakan untuk melihat aitem mana yang memiliki skor tinggi dan mana yang memiliki skor yang rendah. Peneliti melakukan seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Seleksi aitem didasarkan pada pada daya diskriminasi aitem yang akan menghasilkan koefisiensi korelasi aitem total r ix . Daya deskriminasi aitem adalah kondisi dimana aitem yang ada mampu membedakan antara individu atau sbjek penelitian yag memiliki dan yang tidak memiliki atribut-atribut yang diukur Azwar,2006. Koefisiensi korelasi aitem total r ix merupakan korelasi antara skor aitem dengan skor aitem total. Besarnya koefisiensi korelasi aitem total r ix bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 baik itu positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 akan memiliki daya deskriminasi yang tinggi dan apabila skor mendekati angka 0 maka aitem tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah. Kemudian, batasan yang digunakan dalam pemilihan aitem adalah r ix ≥ 0,3. Hal ini berarti semua aitem yang mencapai koefisiensi korelasi aitem total minimal 0,30 dan dapat dikatakan aitem tersebut memuaskan. Namun, aitem dengan koefisiensi korelasional aitem total ≤ 0,3 maka aitem tersebut memiliki daya deskriminasi yang rendah dan akan digugurkan Azwar, 2006. Pada skala ini terdapat dua komponen pembentuk subjective well- being yaitu komponen kognitif dan afektif. Pada komponen kognitif, terdapat 38 aitem yang terdiri atas 19 aitem favorable dan 19 aitem unfavorable . Hasil pengujian data pada komponen kognitif menunjukkan bahwa terdapat 30 aitem yang memiliki r ix ≥ 0,3, sedangkan aitem yang memiliki nilai r ix ≤ 0,3 adalah aitem 2, 26, 30, 71, 85, 87, 90, dan 91. Jadi dalam komponen kognitif terdapat 8 aitem yang gugur. Kemudian, pada komponen afeksi terbentuk atas positive affect dan negative affect. Positive affect merupakan aitem-aitem favorable dan negative affect merupakan aitem-aitem unfavorable pembentuk komponen afektif. Pada komponen afektif menunjukkan bahwa terdapat 54 aitem yang terdiri atas 24 aitem favorable dan 30 aitem unfavorable. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa terdapat 34 aitem yang memiliki r ix ≥ 0,3, sedangkan aitem yang memiliki nilai r ix ≤ 0,3 adalah aitem 6, 7, 8, 9, 10, 16, 17, 19, 23, 35, 57, 59, 61, 64, 66, 67,68, 74, 75, dan 77. Jadi dalam komponen afektif terdapat 20 aitem yang gugur. Tabel 3.3 Komponen dan Distribusi Aitem Skala Subjective Well-Being No Aspek Sub-Aspek Item Total Favorable Unfavorable 1 Kognitf Kepuasan 1,3,11,12,13,21 27,28,29,46, 30 Hidup 44,45,51,52,53,54 47,48,49,50,79,80, 46,9 55,72,92 81,82,86,88, 89 2 Afektif Positive 4,5,14,15,22,24 34 Affect , 25,31,32,33,34 53,1 ,41,42,43,62,63 ,65,73,83,84 Negative 18,20,36,37,38,39, Affect 40,54,58,60, 69,70 ,76,78 Total aitem 64 100

3. Reabilitas